抖阴社区

BAB 1. LUKA TAK KASAT MATA

120 30 5
                                        

Welcome, bab 1

Semoga kalian suka sama ceritanya itu adalah Amiinku yang paling kuat 🤲😙

TANDAI TYPO⚠️


"Jangan pernah menilai orang lain dari ekspresinya."

Anisa Acaura Rodriguez

—Anisa Acaura Rodriguez

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Saat ini rumah yang berlantai dua. Lebih tepatnya di ruang makan, sebuah keluarga sedang menikmati sarapan pagi mereka di sertai dengan candaan-candaan yang mereka layangkan. Sehingga membuat suasana meja makan sangatlah hidup.

Jika orang-orang yang melihatnya, pasti akan iri dengan keharmonisan keluarga itu.

"Princesnya papa pintar bangat bisa ngabisin nasi gorengnya," ucap sang kepala keluarga, sambil mengusap surai lembut sang puteri.

"Oh jelas dong, Puteri Papa Bara nihh senggol dong" candanya, sehingga mengundang tawa bagi mereka yang berada di sana.

Langkah kaki seseorang mulai terdengar memasuki ruang makan. Sehingga membuat empat orang yang berada di sana menghentikan tawa mereka, bukan hanya tawa, tetapi juga sarapan mereka.

"Cih, anak gadis bangunnya kesiangan." sindir wanita paruh baya, yang sedang memegang garpu dengan sinis.

"Dasar anak pemalas coba contohin adik kamu itu, dia selalu bangun pagi dan bantuin saya masak buat sarapan pagi!!" Lagi, kalimat itu harus di dengar Acaura dari mamanya.

Sementara Acaura, menulikan pendengarannya dan memilih acuh. Percuma juga jika dia membela diri, itu bakal sia-sia.

"Mah, pa. Abang berangkat duluan ke kampus yahh!" pamit Azka sambil mengitari meja makan, kemudian menyalimi kedua orang tuanya dan mengecup kening adik bungsunya.

Sebelum pergi, Azka sempat menatap Acaura namun tatapan yang dia berikan hanya datar tanpa ekspresi, setelah itu Azka  berjalan melewati Acaura, tanpa mengecup keningnya seperti yang dia lakukan untuk Araura tadi.

Selepas kepergian abangnya, Ara segera memakai tasnya dan berjalan mengitari meja makan untuk pamit ke kedua orangtuanya. "mama, papa, Adek juga mau berangkat ke sekolah. Takutnya nanti telat."

Araura menyalimi punggung tangan papanya setelah itu baru menyalimi tangan mamanya. Tak lupa pula kedua paruh baya itu, mengecup kening dan kedua pipi sang puteri secara bergantian.

"Sampai di sekolah nggak boleh jajan sembarangan. Ingat adek itu alergi kacang," peringat sang ayah dengan lembut.

Ara, gadis itu hanya mengangguk kan kepalnya.

ACAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang