抖阴社区

family part 2

Mulai dari awal
                                    

Lisa mempersiapkan sarapan sederhana di kamar hotel, sementara Joo Hyuk membantu Minjun memakai sepatu. Bocah kecil itu terlihat sangat bersemangat.

“Dedy, apa kita akan melihat lukisan Mona Lisa hari ini?” tanya Minjun sambil tersenyum lebar.

Joo hyuk tertawa kecil. “Iya, sayang. Kau sudah siap menjadi  kritikus seni kecil Momy mu?”

Joo Hyuk menambahkan, “Tapi kau tidak boleh terlalu dekat dengan lukisannya, . Kalau tidak nanti alarm nya akan berbunyi.”

Minjun tertawa geli, “minjun janji, Dedy!”

Setibanya di museum, mereka berjalan-jalan di antara karya seni yang memukau. Minjun memegang tangan Lisa erat, sementara Joo Hyuk menjaga mereka dari belakang. Sesekali, Minjun menunjuk patung atau lukisan yang menarik perhatiannya, membuat Lisa dan Joo Hyuk tertawa melihat antusiasmenya. Joo hyuk memotret Mereka berdua dengan kamera yang di bawa joo hyuk sebelum berangkat tadi. Ia mengabadikan moment yang mahal bagi nya untuk disimpan sebagai kenangan.

“Momy, minjun ingin melukis seperti ini suatu hari nanti,” kata Minjun sambil menunjuk salah satu lukisan besar di ruangan itu.

Lisa berjongkok di sampingnya, memegang bahu Minjun dengan lembut. “minjun bisa menjadi apa pun yang minjun mau, sayang. Momy dan Dedy akan selalu mendukung minjun selagi itu hal yang positif.”

Joo Hyuk tersenyum bangga dari kejauhan. Ia merasa dunia ini begitu sempurna dengan kehadiran Lisa dan Minjun di sisinya.

Ketika mereka selesai di museum, Lisa menyarankan untuk mencoba kafe kecil yang berada di dekat sungai. Kafe itu terkenal dengan suasana yang nyaman dan hidangan khas Prancis.

“Oppa, ini tempat yang cocok untuk bersantai. Kau tahu, rasanya seperti berada di film klasik,” Lisa berkata sambil melihat-lihat menu.

Minjun, yang duduk di sebelahnya, asyik menggambar burung merpati yang tadi dilihatnya di taman. Joo Hyuk mengamati mereka dengan tatapan penuh cinta.

“Lice, kau tahu? Saat aku menikahimu, aku tidak pernah membayangkan hidupku bisa menjadi seperti ini. Kau benar-benar membuatku menjadi pria paling bahagia di dunia sayang,” kata Joo Hyuk dengan nada serius.

Lisa menatap suaminya, sembari tersenyum lembut. “Aku juga tidak pernah membayangkan akan memiliki ini semua, oppa. Kau adalah hadiah terbesar dalam hidupku. Bersama Minjun, kau memberiku kehidupan yang selalu aku impikan.”

Hari itu ditutup dengan perjalanan singkat menuju Champs-Élysées. Minjun tampak takjub melihat lampu-lampu indah yang menghiasi jalanan.

“Momy, Dedy, lihat! Lampunya seperti bintang-bintang,” seru Minjun dengan penuh semangat.

Lisa menggendong Minjun yang mulai kelelahan, sementara Joo Hyuk memegang tas mereka. Jalanan Paris yang megah terasa begitu hangat dalam keheningan malam itu.

Ketika mereka kembali ke hotel, Lisa menidurkan Minjun di tempat tidurnya. Ia memperhatikan wajah kecil putranya yang tertidur lelap, lalu berbisik pada Joo Hyuk, “Oppa, aku tidak peduli ke mana kita pergi atau apa yang kita lakukan. Selama kalian bersamaku, itu sudah cukup.”

Joo Hyuk menarik Lisa ke dalam pelukannya, menatap keluar jendela yang memperlihatkan pemandangan Menara Eiffel yang berkilauan. “Kita adalah rumah bagi satu sama lain, sayang. Tidak ada yang bisa mengubah itu.”

Keesokan harinya, mereka memutuskan untuk mengunjungi pedesaan kecil di pinggiran Paris. Lisa ingin Minjun merasakan suasana yang lebih tenang dan alami. Joo Hyuk menyewa sebuah mobil dan mengemudikan keluarganya melewati jalanan yang dikelilingi ladang bunga lavender.

the first and the lastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang