抖阴社区

07

1.4K 207 9
                                        

"Dokter Seulgi, pasien di ruang 307 butuh pemeriksaan ulang."

Seulgi mengangguk tanpa banyak bicara, matanya tetap tertuju pada layar komputer saat dia mengecek rekam medis pasien tersebut. "Hasil terakhirnya bagaimana?" tanyanya, suaranya tenang tapi tegas.

Dokter jaga di sebelahnya mengetik cepat, lalu menjawab, "Stabil, tapi ada keluhan tambahan soal nyeri di dada. Saya sudah instruksikan pemeriksaan lanjutan."

Seulgi mengangguk lagi, mengambil berkas pasien sebelum berbalik menuju ruang rawat. Tapi langkahnya melambat di depan pintu.

Seketika, pikirannya kembali ke malam itu.

Ke apartemen itu.

Ke jarak yang begitu tipis di antara mereka.

Seulgi mengepalkan jemarinya di sisi tubuhnya, berusaha mengabaikan sensasi aneh yang masih tertinggal di bibirnya-bukan dari ciuman, tapi dari bayangan yang hampir terjadi.

Jay.

Jaeyi.

Dia membenci kenyataan bahwa lidahnya masih terbiasa mengucapkan nama itu.

Tangannya mengepal di sisi tubuhnya. Kenapa Jaeyi tidak bisa benar-benar pergi dari pikirannya?

-

Di tempat lain, Jay duduk di ruang kantornya di J Medical. Tangannya mengetuk-ngetuk meja, matanya menatap layar monitor, tapi pikirannya tak sepenuhnya ada di sana.

Sudah lima hari. Seulgi belum menghubunginya.

Jay menghela napas, lalu tanpa sadar menggeser kursinya, meraih ponselnya yang tergeletak di samping keyboard. Ibu jarinya meluncur di layar, membuka galeri foto.

Foto-foto lama muncul-sebuah potret dua remaja berseragam, tersenyum lebar di festival sekolah. Jaeyi dan Seulgi. Waktu itu dunia terasa lebih sederhana.

Terlalu mudah untuk merasa bahagia hanya dengan berdiri di samping Seulgi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terlalu mudah untuk merasa bahagia hanya dengan berdiri di samping Seulgi.

Jay menekan bagian atas layar, berpindah ke aplikasi pesan. Jemarinya menggulir ke atas, melewati percakapan lama yang entah sudah berapa kali dia baca ulang. Candaan singkat, keluhan lelah setelah pulang sekolah, bahkan pesan sederhana seperti "Jangan lupa makan."

Matanya berhenti pada satu pesan.

Matanya berhenti pada satu pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku selalu percaya sama kamu."

Jay tersenyum miris. Jika Seulgi tahu seberapa besar dia ingin memutar kembali waktu, apakah semua akan berbeda?

Tapi kenyataannya, waktu terus berjalan. Dan sekarang, satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah menunggu.

Karena cepat atau lambat, Seulgi pasti akan datang.

Ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk.

Seulgi: Aku ingin bertemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seulgi: Aku ingin bertemu.

Jay tersenyum. Sudah kuduga.

-

Kafe itu terasa tenang meskipun ramai. Seulgi sudah duduk di sana lebih dulu, menunggu dengan secangkir kopi di depannya.

Tak lama kemudian, Jay datang. Dia menarik kursi di seberang Seulgi tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Seulgi menatapnya. "Kenapa aku?"

Jay mengangkat alis. "Maksudmu?"

"Kenapa kau ingin aku bekerja untukmu?" Seulgi menghela napas, suaranya lebih pelan. "Kau bisa merekrut siapa saja... dokter yang lebih baik, lebih berpengalaman."

Jay tersenyum kecil, tetapi tidak menjawab langsung. Dia menyandarkan tubuhnya ke kursi, memainkan sendok di tangannya.

"Seulgi," katanya akhirnya, dengan nada rendah yang hanya digunakannya untuk Seulgi.

Dan Seulgi langsung tahu.

Dia bukan Jay sekarang. Dia Jaeyi.

Untuk sesaat, hanya sesaat, hatinya terasa lebih ringan.

Tapi kemudian Jay kembali berbicara, dan ilusi itu lenyap.

"Aku percaya padamu. Itu cukup."

Seulgi ingin tertawa. Jaeyi akan menjawab dengan jujur. Jay hanya bermain kata-kata.

Dia mengepalkan tangannya di bawah meja.

"Kau bukan Jaeyi," katanya akhirnya, dengan nada penuh penekanan.

Jay tersenyum tipis. "Kau benar."

Tapi di balik senyumnya, matanya berkata sebaliknya.

Until You Notice - Jaeyi Seulgi [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang