Sejak kecil, Renesmee selalu tahu bahwa Jacob Black adalah pelindungnya. Imprint yang mengikat mereka menciptakan hubungan yang tak terpisahkan-sesuatu yang tak pernah bisa ia pahami sepenuhnya. Kini, bertahun-tahun telah berlalu. Renesmee bukan lag...
Begitu pintu kamar tertutup, Renesmee langsung menyandarkan punggungnya ke kayu dingin di belakangnya. Tangannya mengepal, sementara dadanya masih naik turun, mencoba mengatur napasnya yang berantakan.
Matanya beralih ke cermin di seberang ruangan. Lehernya masih berdenyut, bekas gigitan Jacob mulai samar tapi tetap terlihat jelas di kulitnya yang pucat. Ia menyingkirkan rambutnya ke belakang dan menyentuhnya pelan. Tanda itu... terasa hangat, seolah masih menyimpan sisa energi dari Jacob.
"Bodoh," gumamnya pada dirinya sendiri. "Bodoh, bodoh, bodoh."
Dia bukan hanya membuat kesalahan dengan menyelinap keluar. Dia juga mempermalukan dirinya sendiri.
Ia mengira bisa mengendalikan segalanya. Mengira bisa lolos begitu saja dengan kekuatannya. Tapi kenyataannya? Ia hampir mati.
Dan yang paling menyakitkan adalah melihat tatapan Jacob tadi.
Bukan hanya marah, bukan hanya frustrasi, tapi ada sesuatu yang lebih dalam... sesuatu yang membuat perutnya terasa kosong dan dadanya mencelos.
Kecewa.
Jacob kecewa padanya.
Renesmee menjatuhkan dirinya ke kasur, menutup wajahnya dengan bantal. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasa kecil.
Menyelinap keluar bukan hanya soal kebebasan atau mencoba membuktikan bahwa ia bisa mandiri. Di balik itu, ada sesuatu yang mengusik pikirannya, yang membuatnya merasa gelisah sejak kejadian dengan kekuatannya.
Sesuatu tentang siapa dirinya.
Tentang batasan yang selama ini tidak ia sadari.
Kenapa aku bisa mempengaruhi Quil, tapi tidak Jacob?
Kenapa aku bisa mengelabui semua orang, tapi tidak dia?
Dan pertanyaan yang lebih besar... seberapa jauh batas kekuatanku? Seberapa besar bahaya yang bisa aku sebabkan?
Pikirannya semakin kacau. Ia tahu besok pagi akan penuh dengan interogasi dari semua orang—Dad, Mom, Rosalie, Emmett, Alice, Jasper bahkan mungkin Carlsile dan Esme.
Tapi yang paling ia takuti bukanlah amarah mereka.
Yang paling ia takuti adalah bertemu Jacob lagi.
Karena kali ini... ia tidak tahu bagaimana harus menghadapi pria itu
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam semakin larut, namun Renesmee masih terjaga. Matanya menatap langit-langit kamar dengan kosong, pikirannya terus berputar tentang apa yang terjadi malam ini. Tangannya masih secara refleks menyentuh tanda di lehernya.