Ruangan di dalam rumah Cullen terasa lebih dingin dari biasanya. Suasana mencekam menyelimuti setiap sudut. Lampu-lampu remang memberikan bayangan tajam di dinding, menciptakan kesan bahwa tempat ini bukan lagi rumah yang hangat—melainkan ruang interogasi yang siap menelanjangi setiap kebohongan Celeste.
Di tengah ruangan, Celeste duduk di kursi kayu dengan tangan terikat oleh rantai baja. Wajahnya dipenuhi kemarahan dan keputusasaan, tetapi tidak ada yang merasa kasihan padanya.
Di sekelilingnya, keluarga Cullen dan kawanan serigala berdiri dalam diam, mengawasi setiap gerak-geriknya dengan waspada.
Jacob bersandar di dinding dengan tangan terlipat di dadanya, rahangnya mengatup rapat, napasnya berat. Tatapannya tajam, penuh kebencian yang hanya menunggu alasan untuk meledak.
Renesmee berdiri di samping Edward dan Bella, ekspresinya penuh ketegasan. Jasper mengambil posisi di belakang Celeste, siap memanipulasi emosinya kapan saja.
Carlisle melangkah ke depan, suaranya tetap tenang meskipun ketegangan di ruangan begitu kental. "Celeste, ini kesempatan terakhir bagimu. Katakan apa yang kau ketahui, atau kami akan mencari cara lain untuk mendapatkan jawabannya."
Celeste tertawa sinis. "Aku tidak mau menjawab pertanyaan kalian."
Jacob mendengus, suaranya rendah dan berbahaya. "Kalau begitu, jangan salahkan kami kalau kau gak keluar dari ruangan ini dalam keadaan utuh."
Celeste menatap Jacob dengan ekspresi penuh kebencian. "Kau pikir aku takut padamu, anjing?"
Dalam hitungan detik, Jacob sudah bergerak. Kursi tempat Celeste duduk hampir terjungkal ketika Jacob mencengkeram lehernya.
"Jake!" Edward berseru, tetapi Jacob tidak peduli.
Mata emasnya menyala dengan kemarahan yang hampir tak terkendali. "Aku udah cukup sabar hari ini. Kau lebih baik bicara sebelum aku bosan dan mulai merobekmu bagian per bagian."
Celeste terbatuk, berusaha menarik napas di bawah cengkeraman Jacob. Tapi sebelum Jacob benar-benar melepaskan kendalinya, Jasper bertindak.
Gelombang rasa takut menyelimuti ruangan, menusuk langsung ke dalam kesadaran Celeste. Tubuhnya menegang, napasnya terengah-engah.
Jasper berbisik dengan suara dingin. "Aku bisa membuatmu merasa seperti sedang dicekik... tanpa ada tangan yang menyentuhmu. Aku bisa membuatmu merasa sekarat... tanpa satu goresan pun di tubuhmu. Sekarang... bicaralah."
Celeste menggigit bibirnya, matanya bergerak liar. Rasa takut yang mencekik ini lebih buruk daripada ancaman Jacob.
Akhirnya, dengan suara gemetar, Celeste membuka mulutnya. "Volturi... mereka mengirimku untuk mengawasi kalian."
Carlisle bertukar pandang dengan Edward dan Esme. Mereka sudah menduga ini, tetapi mereka butuh lebih banyak informasi.
Renesmee menyipitkan matanya. "Kenapa sekarang? Mereka sudah pergi tujuh tahun lalu."
Celeste menelan ludah, wajahnya semakin pucat. "Karena kau, Renesmee."
Renesmee mengernyit. "Aku?"
Celeste tertawa kecil, kali ini terdengar getir. "Kau pikir Volturi benar-benar percaya bahwa kau bukan ancaman? Aro hanya mundur sementara karena kau berhasil meyakinkannya tujuh tahun lalu. Tapi semakin waktu berlalu, semakin mereka menyadari sesuatu...
Celeste menatap langsung ke mata Renesmee.
"...kau bertumbuh. Dan kau semakin "menarik"."
Ruangan menjadi lebih sunyi dari sebelumnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight II: Beyond The Imprint?
FanfictionSejak kecil, Renesmee selalu tahu bahwa Jacob Black adalah pelindungnya. Imprint yang mengikat mereka menciptakan hubungan yang tak terpisahkan-sesuatu yang tak pernah bisa ia pahami sepenuhnya. Kini, bertahun-tahun telah berlalu. Renesmee bukan lag...