Alice sedang duduk di ruang tamu, jari-jarinya mengetuk pelan lengan sofa saat ia mencoba melihat kemungkinan masa depan. Ada perasaan gelisah yang mengganggunya sejak semalam— seperti ada sesuatu yang bergerak di bayang-bayang, tetapi tidak cukup jelas untuk ia tangkap.
Lalu, tiba-tiba...
Penglihatan datang menghantamnya.
Gelap. Lalu cahaya.
Aro duduk di singgasananya, matanya berbinar penuh ketertarikan.
Di hadapannya, seorang vampir berdiri dengan ekspresi penuh kemenangan—Celeste."Aku melihatnya sendiri, Aro," suara Celeste berbisik lembut, namun penuh kesenangan. "Setengah manusia itu... dia tidak seperti yang lain. Dia memiliki kekuatan. Dan lebih menarik lagi—dia memiliki hubungan dengan serigala Alpha."
Aro menyeringai.
"Menarik... Sangat menarik."Alice melihat Aro berdiri, berjalan perlahan-lahan dengan tatapan penuh rencana.
Di belakangnya, Caius tampak marah—matanya menyala dengan kebencian.
Felix dan Demetri berdiri tegak, siap untuk bergerak kapan saja.Kemudian, suara Aro menggema:
"Kita harus melihat ini lebih dekat... Jangan terburu-buru, biarkan mereka merasa aman. Dan ketika waktunya tiba—Renesmee akan menjadi milik kita.".
Alice langsung berdiri, terengah-engah seperti baru keluar dari mimpi buruk.
Edward yang duduk di dekatnya langsung menangkap perubahan ekspresinya. "Alice?"
Alice menatap semua orang di ruangan. Carlisle, Esme, Rosalie, Emmett, dan Edward menunggu dengan cemas.
"Kita dalam bahaya," kata Alice dengan suara gemetar. "Volturi tahu tentang Renesmee."
Semua orang langsung tegang.
"Mereka sudah tahu?" suara Rosalie bergetar, matanya melebar ketakutan.
Alice mengangguk. "Aku melihat seorang wanita vampire, Aro memanggilnya Celeste, dia mata -mata, aku melihatnya melapor pada Aro. Dan Aro..." Alice menelan ludah, "Dia ingin mengambil Renesmee."
Bella langsung menutup mulutnya dengan tangan, wajahnya pucat.
"Kita harus bersiap," Carlisle berkata tenang, tetapi matanya menunjukkan kecemasan yang tak biasa.
Jacob menatap Alice dengan ekspresi gelap, napasnya berat. Tubuhnya bergetar halus, hampir bertransformasi.
"Gila! Vampir tua itu emang gak pernah puas!" geram Jacob, rahangnya mengatup keras menahan emosi. "Tujuh tahun lalu mereka udah bikin kita jungkir balik, dan sekarang mereka masih mau ngusik Nessie juga?"
Suasana ruangan langsung terasa lebih tegang. Jacob menggeleng pelan, tangannya mengepal begitu erat sampai buku-buku jarinya memutih.
"Over my dead body."
Semua orang diam. Mereka tahu Jacob sedang berada di ambang kehilangan kendali. Darah Alpha-nya mendidih.
Renesmee yang berdiri di belakangnya merasa merinding. Udara di sekitarnya terasa lebih panas. Ia bisa merasakan kemarahan Jacob berdenyut seperti energi liar yang siap meledak kapan saja.
"Jakey..." suaranya lirih, mencoba menenangkannya.
Tapi Jacob berbalik cepat, menatapnya dengan intens.
"Nessie, dengerin aku." Suaranya rendah, dalam, dan bergetar oleh emosi. "Mulai sekarang, kau gak akan pergi ke mana-mana tanpa aku. Gak ada kuliah sendirian, gak ada jalan-jalan sendiri, gak ada ke luar rumah tanpa aku di sisimu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight II: Beyond The Imprint?
FanfictionSejak kecil, Renesmee selalu tahu bahwa Jacob Black adalah pelindungnya. Imprint yang mengikat mereka menciptakan hubungan yang tak terpisahkan-sesuatu yang tak pernah bisa ia pahami sepenuhnya. Kini, bertahun-tahun telah berlalu. Renesmee bukan lag...