抖阴社区

2. ujian idupnya bebi

298 63 27
                                        

klo modelan begini kliatan songong ga beb? ngga kan? tante yakin klo elu nanti liat si babang secara live bisa tante pastikan badan lu seketika lumer se'ketek2 😆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

klo modelan begini kliatan songong ga beb? ngga kan? tante yakin klo elu nanti liat si babang secara live bisa tante pastikan badan lu seketika lumer se'ketek2 😆

Vivian POV

Aku menarik nafas dalam sebelum mengangkat telepon internal dari salah satu penyewa guest house.

"Iya halo, bisa saya bantu bu?" Sapaku setelah berdeham pelan membersihkan tenggorokan agar suara yang keluar dari mulut terdengar enak di ujung sana.

"Ini siapa?" Tanyanya dengan nada suara tajam.

"Dengan Vivi, bu" Jawabku sopan walaupun tanganku mengerat di kabel telepon sambil membatin, galak bener suaranya.

"Nama kalian kok bisa sama sih? Yang ini Vivi yang ono Bibi, nah sekarang si Bibi kemana? Dari tadi saya tungguin minta bersihin kamar mandi kok gak muncul-muncul"

Aku meringis mendengar suaranya yang berisik dan berkata panjang lebar tanpa jeda.

"Namanya Bebi, bu Diah, bukan Bibi" Ralatku masih dengan suara bernada sopan.

"Saya gak peduli namanya Bebi atau Bibi, cepat bersihin kamar mandi saya, kayanya salurannya mampet tuh"

Brakkk

Aku mengusap telinga karena bantingan suara teleponnya memekakkan telingaku.

Sabar Vi, yang aku tahu dari cerita bang Ical, bu Diah walaupun sikapnya seperti itu tetapi dia pelanggan setia.
Setiap beliau menginap memang selalu ada saja keluhan darinya soal ini itu.
Bu Diah sering menyewa guest house ini berminggu-minggu kadang sampai sebulan lebih bersama keluarganya.
Jadi bisa dibayangkan bagaimana kondisi bang Ical menghadapi bu Diah setiap harinya kala itu.

Bu Diah adalah wanita berdarah Indonesia yang menikah dengan ekspatriat. Menurut cerita bang Ical, suami dari bu Diah itu akhirnya memutuskan untuk menjadi warga negara Indonesia setelah menikah dengan bu Diah.

Aghh... kenapa pikiranku malah membahas bu Diah bukannya cepat mencari keberadaan Bebi yang memang sejak pagi tidak terlihat batang hidungnya.

Aku merogoh kantung celana dan mengeluarkan handphone untuk menghubungi Bebi.

Sampai nada dering berhenti, Bebi tidak menjawab telepon dariku. Kemana hilangnya sih itu perempuan?

Dengan cepat aku melangkah keluar dari ruang administrasi yang berada di pojok dari tataan guest house ini.

Posisi ruang administrasi bersebelahan dengan dengan rumah inti yang aku dan Bebi tempati.
Sedangkan ruang dapur utama berada beberapa meter dari rumah inti.

Aku kembali menghubungi Bebi sambil berjalan dengan pandangan mata mengedar mencari sosoknya.

"Nyari siapa non?" Terdengar suara dari arah samping ketika aku berbelok.

don't judge a book by it's coverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang