Ni-Ki menatap Jake dengan napas yang belum sepenuhnya stabil.
Tadi ia berpikir bahwa ini akan menjadi momen yang sulit, penuh dengan ketidakpastian dan penolakan. Tapi kenyataan berkata lain.
Jake sudah tahu.
Jake sudah menyadarinya.Tapi... itu tidak berarti Jake memiliki perasaan yang sama.
"Aku senang kau akhirnya mengatakannya," kata Jake, nada suaranya lembut.
Tapi ada sesuatu dalam suaranya yang membuat Ni-Ki menegang.
Ada jeda.
Ada keheningan yang terasa menekan.Apakah ini berarti... dia akan menolakku?
---
Di Antara Keraguan
Jake menundukkan kepalanya sejenak sebelum menatap Ni-Ki lagi.
"Aku selalu melihatmu sebagai teman terbaikku," katanya.
Ni-Ki merasa jantungnya mencelos.
Teman terbaik?
Jadi... apakah semua ini hanya harapan kosong?
Tapi sebelum Ni-Ki bisa menarik kesimpulan, Jake melanjutkan.
"Tapi aku tidak akan berbohong kalau aku juga mulai merasakan sesuatu yang berbeda."
Ni-Ki membeku. "Apa?"
Jake tersenyum kecil, tapi kali ini ada sedikit gugup di matanya. "Aku bukan tipe orang yang buru-buru mengambil keputusan soal perasaan."
Ni-Ki masih menatapnya tanpa berkedip.
Jake menghela napas. "Aku ingin waktu untuk memahami semuanya. Bukan karena aku ragu terhadapmu, tapi karena aku ingin memastikan kalau aku bisa memberimu jawaban yang jujur."
Ni-Ki menatap Jake dalam diam.
Ia tidak tahu harus merasa lega atau semakin cemas.
Di satu sisi, Jake tidak menolaknya.
Di sisi lain, Jake juga belum menerimanya.Tapi Ni-Ki tahu satu hal... Jake sedang serius.
Dan itu lebih baik daripada sebuah jawaban yang dipaksakan.
---
Kejutan Tak Terduga
Saat mereka berdua masih tenggelam dalam keheningan, tiba-tiba terdengar suara seseorang dari belakang mereka.
"Oh? Sejak kapan kalian jadi pasangan?"
Ni-Ki dan Jake sama-sama menoleh dengan kaget.
Heeseung berdiri di sana dengan ekspresi geli, kedua tangannya disilangkan di dada.
"Heeseung Saem?" ujar Jake, sedikit terkejut.
Heeseung melangkah mendekat. "Aku hanya lewat, tapi tiba-tiba melihat kalian berdua duduk di sini dengan atmosfer yang... menarik."
Ni-Ki mendesah pelan, merasa sedikit kesal karena momen serius ini terganggu.
Tapi sebelum ia bisa mengatakan apa pun, Heeseung menyipitkan matanya ke arah mereka.
"Kalian berdua ada sesuatu, kan?" tanyanya langsung.
Jake menggaruk tengkuknya. "Itu..."
"Kami sedang membicarakan sesuatu yang penting," potong Ni-Ki, nadanya sedikit defensif.
Heeseung menaikkan alis. "Oh? Apakah ini tentang seseorang yang menyukai seseorang tapi belum dapat jawaban?"
Jake mendecak pelan. "Saem terlalu banyak tahu."
Heeseung tertawa kecil. "Aku hanya mengamati."
Ni-Ki memutar matanya sebelum berdiri. "Aku akan pulang."
Jake juga ikut berdiri. "Aku antar."
Ni-Ki menoleh ke arah Jake, terkejut. "Tidak perlu."
Jake hanya tersenyum santai. "Aku tetap ingin mengantar."
Ni-Ki menatapnya sejenak sebelum akhirnya menghela napas. "Terserah."
Sementara itu, Heeseung hanya tersenyum tipis sambil memperhatikan mereka pergi.
Sepertinya, akan ada sesuatu yang menarik terjadi di antara mereka berdua.
---
JANGAN LUPA DI VOTE ⭐⭐⭐

KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Devotion S2 (NikWon)
RomanceSetelah melalui berbagai kebingungan dan konflik batin, Ni-Ki mulai menyadari bahwa perasaannya terhadap Jungwon lebih dari sekadar ikatan keluarga. Namun, ketika Jake teman yang selama ini ada di sisinya mulai menunjukkan perasaan yang lebih dalam...