抖阴社区

Keinginan sederhana Hasbi

1.8K 291 108
                                        

~Happy Reading!~
.
.
.

~°°~

"Pulang.. Ibu, Asbi mau pulang. Sakit.."

Hasbi terus menangis dan merengek meminta pulang pada ibu yang kini menggendongnya untuk menenangkan. Sejak Hasbi bangun beberapa jam yang lalu, anak itu langsung menangis ketika menyadari jika ia berada di rumah sakit dengan tangan tertancap jarum infus membuat bocah itu merasa tidak nyaman.

Belum lagi selang oksigen yang melintang dibawah hidungnya membuat Hasbi ingin sekali mencabut benda itu. Ia sangat tidak betah berada di rumah sakit, sehingga sejak tadi ia tak henti-hentinya meminta pulang.

"Iya sayang nanti pulang kalau Hasbi nya udah baikan ya." Ucap ibu seraya mengusap punggung Hasbi dan menggoyang-goyangkan tubuhnya pelan menimang sang putra.

"Gak mau! Asbi mau sekarang pulangnya ibu. Sakit.. Tangan Asbi sakit. Asbi gak suka."

"Sayang sayang. Anak ibu kan jagoan. Gak pa-pa kok itu gak bakal lama. Nanti ada dokter yang usir sakitnya ya. Asbi nya tenang jangan nangis. Kalau nangis terus nanti nafasnya sesak lagi."

"Gak suka ibu. Asbi mau pulang.."

Ibu cukup kewalahan menahan bobot tubuh Hasbi yang sedikit memberontak di pangkuannya. Anaknya itu terus saja meracau meminta pulang tanpa henti sampai-sampai suaranya serak dan hampir hilang.

Sementara itu di ranjang yang lain, Nizar menatap sedih pada kembarannya yang tengah menangis. Walau dirinya juga sakit, namun Nizar yakin sakit Hasbi lebih parah daripada dirinya. Sebab, beberapa saat yang lalu dokter telah melepas infus miliknya dan mengizinkannya pulang. Sedangkan Hasbi masih harus dirawat sampai beberapa hari kedepan.

"A lagi. Abis ini Nizar istirahat sebentar terus kita pulang." Ujar ayah menyodorkan kembali buah jeruk ke mulut Nizar.

Nizar menerima suapan dari ayah lalu menatapnya. "Ayah, kasian Asbi. Gendong Asbi yah. Siapa tahu Asbi berhenti menangis kalau udah digendong ayah."

Ayah melirik pada Hasbi yang masih menangis di gendongan ibu. Pada selang infusnya terdapat darah yang naik akibat Hasbi yang tidak bisa diam. Hatinya sedikit teriris melihat tubuh kecil itu yang terus memberontak tak nyaman dengan segala rasa sakitnya. Rasa-rasanya ayah ingin sekali memeluk tubuh itu dan mengatakan jika semuanya akan baik-baik saja.

"Ayah.." Suara Nizar kembali menyadarkannya dari lamunan.

Ayah langsung bangkit dan menghampiri ibu untuk selanjutnya mengambil alih Hasbi dari gendongan ibu.

"Tolong ya yah bujukin biar gak nangis terus. Kasian takutnya sesek lagi." Ujar ibu.

Ayah mengangguk paham. "Suuttt, jangan nangis. Masa abang nangis. Liat tuh Nizar aja gak nangis." Tunjuknya pada Nizar.

Hasbi tidak menghiraukan. Anak itu masih saja terisak dan merengek.

"Hasbi, Hasbi kan mau jadi abang yang baik. Harusnya Hasbi kasih contoh ke adeknya. Masa nangis terus. Memangnya Hasbi mau adek-adeknya ikutan gak baik seperti ini?"

"T-tapi Asbi m-mau pulang.." Suaranya sudah tersenggal-senggal akibat terlalu lama menangis. Namun Hasbi masih saja tidak mau berhenti.

"Iya nanti pulang kalau dokternya udah kasih ijin. Sekarang dirawat dulu biar cepet sembuhnya."

Entah karena Hasbi yang penurut atau mungkin karena takut, Hasbi pun langsung berhenti menangis. Anak itu menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher ayah guna meredam isakan yang masih terdengar walau sangat lirih.

Sudut Pandang Hasbi | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang