抖阴社区

5

4.6K 291 65
                                        

*

*

*

dua hari kemudian, galen keluar dari rumah sakit. beruntung malam itu pak damang dan bu sinta menyelamatkannya dan membawanya ke rumah sakit.

jika tidak mungkin galen sudah tinggal nama sekarang. karena selama dua hari tak ada yang menunggunya di rumah sakit galen merasa bosan dan meminta untuk dipulangkan meski kondisinya masih belum cukup baik.

untungnya di rumah sakit ini tak ada adik dari sang ayah yang juga seorang dokter. itu keberuntungan bukan?

galen mengemas barang-barangnya seorang diri pagi itu. ia juga harus pulang seorang diri naik taksi karena supir di rumahnya sudah pasti tak akan di izinkan untuk menjemput.

"sshh.." galen meringis merasakan nyeri di perutnya ketika ia mencoba berdiri. ayolah, keadaannya itu belum sepenuhnya pulih tapi galen malah meminta untuk pulang.

dengan tertatih galen mencoba untuk berjalan keluar dari kamar rawatnya hingga keluar dari rumah sakit tersebut. beruntung taksi yang ia pesan sudah menunggu di depan, sehingga ia tak perlu menunggu lama.

galen masuk dan mencoba menyamankan duduknya. lalu taksi itu mulai melaju kencang menuju rumahnya.

di perjalanan sesekali galen merintih saat merasakan sakit di perutnya. membuat supir taksi itu juga sesekali meliriknya lewat kaca di depannya.

"mas nya gak apa-apa?"

galen yang mendengar itu mencoba tersenyum lalu terkekeh pelan.

"gak apa-apa, pak. biasa anak cowok, hehe~"

mendengar itu si supir malah ikut terkekeh sambil menggeleng pelan.

"anak cowok juga gak boleh keseringan berantem, mas.. sayangi tubuhnya."

galen mengangguk cepat, "iya, pak aman, saya gak apa-apa.."

*

*

*

sesampainya di rumah, galen langsung bertemu dengan gava yang sedang berkutat dengan laptopnya di ruang tamu. namun, kehadirannya seolah tak membuat gava terganggu sedikitpun.

entah apakah mereka pernah menanyakan bagaimana keadaannya, atau dimana galen berada. galen rasa mereka tak pernah peduli soal itu.

"bang gava sibuk, ya? udah makan belum, mau galen masakin apa?" tanya galen sambil tersenyum.

gava melirik galen kemudian kembali fokus pada pekerjaannya. galen menggigit bibir bawahnya, mengapa ia menawarkan sesuatu yang sudah jelas akan di tolak.

"m-maaf ganggu abang, galen naik dulu." pamit galen yang langsung berlari menaiki tangga menuju kamarnya. meski saat melakukan itu nyeri di perutnya semakin menjadi, galen merasa rass sakitnya seolah hilang tergantikan oleh rasa sakit hatinya.

setelah sampai di kamarnya, galen cepat-cepat menyalakan ponselnya yang sama sekali tak ia sentuh kecuali saat memesan taksi tadi pagi.

galen terkekeh saat melihat banyak sekali notif masuk dari sahabatnya, bian. apakah anak itu benar-benar merindukannya?

 apakah anak itu benar-benar merindukannya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Galen's Shadow || Park Jongseong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang