抖阴社区

Chapter 3: Between The Lines

76 10 0
                                        

.

.

🎧 Recommended Song: "Falling Like The Stars" – James Arthur 

.

.

Ruangan itu penuh dengan percakapan formal, suara kamera, dan tawa ringan dari para tamu undangan. Acara tersebut disusun dengan rapi—salah satunya karena kerja panitia yang cekatan, termasuk Namisha.

Ia berdiri di sisi ruangan, dekat pintu keluar. Tugasnya cukup sederhana: mencatat waktu masuk dan keluar para tamu VIP, memastikan alur pergerakan tetap lancar, dan... mengawasi dengan seksama agar tak ada yang keluar jalur.

Namun di tengah fokusnya, matanya sesekali melirik ke arah pusat ruangan. Di sana, Enhypen tengah dikerubungi sejumlah tokoh penting, media, dan perwakilan sponsor.

Namisha tahu, ia tidak seharusnya mengamati terlalu lama. Tapi tetap saja, ada dorongan kecil dari dalam hatinya yang membuat matanya berhenti lebih lama pada salah satu sosok.


Nishimura Riki.


Dengan sikap profesionalnya, Namisha menahan senyum tiap kali tatapan mereka nyaris bersinggungan. Ia memilih menunduk, berpura-pura memeriksa tabnya, atau melihat jam tangan. Tapi dalam diamnya, ia benar-benar memperhatikan.

Bagaimana Jungwon berbicara dengan penuh karisma pada jurnalis. Bagaimana Sunghoon tersenyum sopan, tapi kadang terlihat gugup saat harus menjawab pertanyaan spontan. Bagaimana Heeseung selalu menjaga kontak mata dengan lawan bicaranya. Dan Ni-Ki... yang terlihat sangat tenang.

Ia tidak banyak berbicara. Hanya menanggapi jika diperlukan, sesekali tersenyum kecil—tapi ada saat-saat di mana Namisha merasa, Ni-Ki sedang tidak sepenuhnya hadir dalam keramaian itu.

Seperti sekarang.

Saat seorang pejabat menyodorkan tangan untuk bersalaman, mata Ni-Ki sekilas menoleh ke arahnya. Hanya sepersekian detik. Tapi cukup bagi Namisha untuk kembali memalingkan wajahnya dan menatap tab di tangannya seolah ada sesuatu yang penting di sana.

Jantungnya berdetak lebih cepat. Tapi wajahnya tetap netral.

Ia tidak boleh terlihat pribadi. Ia bagian dari tim. Ia bukan engene yang berdiri di konser kemarin malam, melainkan panitia dengan ID card resmi yang tergantung di leher.

Waktu berjalan pelan. Ruangan mulai ramai dengan aktivitas foto bersama. Beberapa tamu meminta foto dengan member tertentu. Ada yang meminta tanda tangan. Semuanya masih dalam batas formalitas—dan Namisha mengawasi dari jauh.

"Apakah kamu bagian dari tim?"
Sebuah suara pelan menyapanya. Bukan dari Ni-Ki, tapi dari seorang wanita—salah satu panitia senior yang juga mengenalnya.

Namisha mengangguk cepat, "Ya, Bu. Saya di bagian registrasi dan flow tamu VIP."

Wanita itu tersenyum, lalu kembali ke tamu-tamu lainnya. Tapi percakapan singkat itu menarik perhatian kecil di sudut ruangan. Ni-Ki, yang saat itu berdiri di dekat refreshment bar, sempat menoleh.

Hanya sebentar. Tidak ada yang menyadarinya. Kecuali Namisha.

Saat waktu sesi selesai, panitia memberi kode kepada tim untuk bersiap-siap ke ruang transit berikutnya. Enhypen mulai bergerak keluar, satu per satu. Namisha ikut berjalan—tidak langsung ke depan, tapi tetap di posisi semula, memastikan tidak ada barang yang tertinggal.

From Crowd to Cloud Nine [Nishimura Riki]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang