Setelah berhasil mengevakuasi jet sky yang sebelum nya Asa tumpangi, para kru yang menjemput Ben dan Asa kembali. Begitu juga dengan Asa juga Ben. melihat kedatangan Asa, Ruka dan Karita serta Ayuna segera mendekati bibir pantai, menghampiri Asa yang sedang turun dari het sky yang Ben kemudikan.
Ben mengangkat Asa untuk turun dari jet sky nya, meski hendak melompat namun Ben memaksa memegangi tangan Asa lalu meraih pinggang kecil gadis di hadapannya untuk segera turun.
"Kamu gpp Sa?" Tanya Ruka dan Karita mengkhawatirkan Asa. Disana Asa hanya menganggukkan kepala memberi tanda bahwa ia baik-baik saja. "Ada yang luka?" Tanya Ruka masih dengan ke khawatirannya. Lagi, Asa. Menjawab nya dengan gelengan kepala. Ruka dan Karita bernafas lega sementara Yuna melihat ke arah Ben yang terlihat sedikit memiliki luka di tangan dan memar di bagian pelipis nya.
"Ben.. kamu luka?" Tanya Yuna
"Enggak.." jawab Ben yang tidak mengetahui bahwa tangannya telah mengeluarkan darah
"Tangan kamu terluka Ben." Ucap Karita yang kini memperhatikan tangan dan wajah Ben
"Kening kamu juga memar Ben" ucap Yuna yang hendak memegang bagian kepala Ben yang memar namun Ben dengan segera menghindari nya. Asa juga memperhatikan Ben yang memang memiliki luka hingga suara Ruka memecah perhatiannya.
"Kalau gitu, lebih baik kamu di obati dahulu, Ben." Ucap Ruka
"Sayang.. kamu bawa perlengkapan medis kan?" Tanya Ruka pada Karita
"Hum iyaa tapi di mobil."
"Yaudah, aku ambil dulu." Ucap Ruka namun Asa menahannya.
"Biar Asa aja yang ambil kak." Ucap nya
"Tapi kamu.."
"Gpp.. Asa bisa kok."
"Kunci nya mana Ben?"
"Saya gpp Ruka, saya akan mengobati nya nanti setelah sampai di rumah."
"Kalau begitu kamu ikut Asa saja ke mobil, biar sekalian Asa yang obati." Ucap Ruka namun Asa menolaknya.
"Gak ada penolakan Sa, Ben terluka juga karena menolong kamu."Ucap Ruka
Dengan sedikit paksaan dari Karita dan Ruka akhirnya Ben menyetujui untuk ia di obati namun setelah ia dan Asa membersihkan diri.
Selesai membersihkan diri dan berganti pakaian lagi, Asa yang telah mengambil perlengkapan medis yang Karita bawa mencoba menangani tangan Ben yang terluka.
"Kamu dokter?" Tanya Ben pada Asa
"Hum." Jawab Asa
Ada senyuman yang Ben berikan ketika Asa mulai merespon kembali pertanyaannya meski hanya satu kata 'hum' saja. Ben mengulurkan tangannya ketika Asa meminta nya, tak ada jeritan kesakitan yang Ben rasakan, rasa perih yang dirasakannya pun tak sebanding dengan perasaan sakit ketika Asa mengabaikannya, bahkan ketika gadis cantik di hadapannya ini terus menghindari nya.
"Apa aku melakukan kesalahan sampai kamu menjauhi ku, Nona?" Tanya Ben pada Asa yang sedang fokus mengobati luka di tangan nya.
Masih tak menjawab Ben, Asa yang merasa kesal memperkuat sentuhan kapas yang ia gunakan pada luka Ben hingga Ben sedikit meringis.
"Slowly please.." pinta Ben namun Asa tak menghiraukannya. Hingga akhirnya ia segera menyudahi mengobati luka di tangan Ben. Asa membalut luka dengan perban putih yang ia gunakan sebelumnya. Sementara luka memar di pelipis Ben, Asa hanya memberikan zambuk saja.
"Rupa nya kamu masih marah dengan saya" gumam Ben
"Saya minta maaf jika saya melakukan hal yang tidak anda sukai nona, saya tidak bisa mencegah nya meski saya tidak tahu apa kesalahan saya yang membuat anda marah dan membenci saya. Apapun itu saya mohon maaf.. tidak ada maksud untuk membuat anda kesal, apalagi menyakiti anda."

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja di Langit Uluwatu
Fanfictionperjalanan hidup seorang laki-laki muda dengan perjuangan nya yang tak terkira untuk menghadapi keras nya dunia. apalagi saat ini ia masih menjadi tulang punggung keluarga. namun pertemuannya dengan seorang gadis cantik membuat hidup nya lebih berwa...