Gadis berambut sepunggung itu melangkah menghentak, rambut yang terurai bebas itu bergoyang seiring dirinya menaiki anak tangga. Sebelah tangannya kini sibuk meraba-raba saku bagian celana, mencari sekotak rokok yang tadi ia masukkan disana.
Nihil, ia tidak menemukannya.
Matanya menoleh mengamati tiap anak tangga, berpikira bahwa mungkin saja rokok itu terjatuh disana. Ia lalu kembali turun, berjalan menyisir jalan yang baru saja ia lalui.
Matanya terlalu fokus mengecek lantai hingga tiba-tiba suara serak seseorang membuat badannya seketika terlonjak kaget. Ia segera berdiri dengan posisi tegap sempurna.
"Sedang apa Tamtama Name?"
Tidak perlu membalikkan badan pun ia tahu jelas suara milik siapa yang baru saja membuatnya kaget.
Ia menipiskan bibir dan memejamkan mata sekilas, lalu berbalik menghadap orang yang baru saja memanggilnya.
Tak jauh dibelakangnya, Letnan Lee berdiri bersama dengan Sersan Wonbin. Sersan yang sebelah tangannya sedang mengapit rokok pun langsung menyembunyikan tangannya ke belakang badan saat name memandang sekilas pada tangannya. Sersan Wonbin kemudian memamerkan deretan giginya, tersenyum canggung.
"Mencari ini?" Letnan mengangkat sebelah tangannya. Rokok yang ia pikir diambil oleh Ilha saat ia lengah tadi rupanya berada di tangan sang Komandan.
Name mengigit bibir, kemudian menunduk sembari memainkan jarinya.
Rupanya Komandan tadi melihatnya memasuki gedung lewat area belakang, lalu ia dan sersan yang baru saja masuk dari pintu depan berniat memanggil gadis itu, namun hal itu Letnan urungkan karena secara tak sengaja ia malah melihat sesuatu terjatuh dari saku gadis tersebut. Ia mengambil sebungkus rokok yang tergeletak di lantai dan membuntuti gadis itu dari belakang.
"Tidak, Komandan. Itu--itu bukan punyaku"
"Lalu ini milik siapa?" Ucap Letnan sembari mendekati gadis bermarga 'Na' itu.
"Aku melihat barang ini terjatuh dari sakumu tadi" kali ini Sersan Wonbin yang berucap, membuat name merutuki dirinya sendiri.
Melihat name yang diam tak berkutik, Letnan pun menghela nafasnya.
"Akan ku sita rokok ini"
Letnan kemudian berjalan menaiki tangga, melewatinya yang masih terdiam disana.
"Kembalilah ke tempat jaga" ucap Letnan yang segera diangguki oleh name.
Seperginya Letnan dan Sersan Wonbin, name memukul kecil kepalanya dengan kepalan tangan. Merutuki tindakan cerobohnya yang menjatuhkan rokok hingga ketahuan oleh sang Komandan. Ia lalu berjalan lunglai menaiki tangga kembali ke depan ruang istirahat perempuan untuk berjaga.
Kakinya gontai, ia mulai menyusuri koridor yang sunyi hingga secara tiba-tiba ia teringat akan sebuah ide untuk besok.
Mengapa ia tidak merakit duluan saja dinamitnya? Bukankah itu akan mempersingkat waktu untuk besok? Jadinya besok mereka hanya tinggal memasangnya kan? Mungkin waktunya akan tersisa banyak dan Letnan bisa ikut melarikan diri.
Itulah yang ada di pikirannya sekarang.
Gadis itu segera membalikkan badan, ia kembali menuruni tangga menuju gudang tempat penyimpanan dinamit dan barang-barang lain yang di perlukan.
Baru saja menginjak anak tangga ke dua, ia dikejutkan suara seseorang yang memanggilnya,
"Name!"
Name menoleh, mendapati Jangsoo yang baru saja keluar dari ruang istirahat laki-laki langsung berlari kecil ke arahnya. Ia berhenti dan menunggu sang pemuda berdiri tepat dihadapannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Back and Forth (Duty After School x F.Readers)
Fanfiction"Na (your name)!" "Yak! ireona bwa" gadis itu beberapa kali mengguncang tubuh gadis yang tengah duduk tertelungkup di atas meja. Aneh. Biasanya gadis itu akan segera merespon dan bangun ketika dipanggil namanya. Tapi, kali ini gadis itu masih tak be...