Sebelumnya...
"Komandan, sudah dua minggu sejak markas terakhir hancur diserang bola dan sejak itu juga kita kehilangan kontak dengan peleton 2. Apa tidak ada cara lain untuk kita mencari mereka?" Sersan Wonbin menghisap cerutunya membiarkan kepulan asap itu terbang ke udara.
Langit malam ini redup. Langit yang biasanya bertabur bintang kini tertutup awan. Bunyi gemuruh terdengar nyaring, pertanda hujan akan segera turun malam itu.
Beberapa orang berjas putih terlihat berlalu lalang di sekitaran tenda utama. Mereka lalu masuk ke ruang petak dengan kaca anti peluru yang berisikan beberapa bola, kemudian mencatat hasil pemantauan mereka selama masa percobaan pemusnahan bola seharian itu.
Lalu, sekumpulan tentara berseragam mengelilingi kamp militer sembari bersiap membawa senjatanya. Sesekali mereka berhenti di depan Letnan Lee dan Sersan Wonbin, memberikan 'salute' kemudian kembali berjalan melanjutkan aktivitas mereka.
Letnan Lee bersedekap dada, matanya menyorot ke langit yang sesekali berkelip karena petir yang menyambar. Ia kemudian merogoh sakunya, mengeluarkan peta kecil dan mengecek tempat yang ia tandai disana.
"Wonbin, kemarin aku sempat mengecek area terakhir mereka tinggal. Lalu aku menandai beberapa rute terdekat yang kemungkinan akan anak-anak tuju. Apa kau bisa hubungi area penampungan di tempat yang aku tandai ini? Barangkali kita bisa mengutus orang di sana untuk menjemput anak-anak"
Keesokan harinya...
"Letnan aku menemukan kabar dari markas militer di Youngdeungpo. Katanya saat tim mereka melakukan penyisiran di gedung serbaguna, mereka menemukan tanda-tanda gedung itu di huni belum lama ini. Ada dapur, ruang tidur dengan banyak kasur, ruang makan dan ruang rapat, selayaknya rumah yang dihuni oleh sekumpulan orang. Bahkan ada beberapa sisa-sisa makanan, pakaian dan barang-barang yang sepertinya sengaja ditinggal. Dan yang terpenting adalah mereka menemukan kertas berisi catatan kesehatan terakhir kelompok itu dengan nama-nama anggota peleton 2 SMA Sungjin"
Mereka masih hidup.
'Kerja bagus anak-anak!' Batin Letnan Lee.
Saat sedang berbincang berdua, seorang tentara tiba-tiba datang menhampiri mereka.
"Komandan, ada transmisi masuk dari jaringan yang anda kontak 2 minggu lalu!"
Letnan Lee berlari ke dalam tenda komunikasi, disusul oleh Sersan Wonbin yang langsung mengambil alih radionya.
Terdengar bunyi gemerisik dari dalam radio, lalu tak lama kemudian, sebuah suara menyambut telinga mereka.
"Tes—merpati putih"
"Halo—"
"Tes–tes–"
Jelas sekali.
Itu suara Jangsoo.
"Masuk—merpati putih masuk—Jangsoo! Halo—Jangsoo!" Seru Wonbin.
Lalu suara menghilang, kembali digantikan suara berisik yang terus keluar dari radio.
"Apa ini? Kenapa terputus?" Tanya Sersan Wonbin pada tentara yang bertugas.
"Maaf, tapi kemungkinannya ada kerusakan di radio mereka atau jaringan mereka tak mampu ditangkap pemancar terdekat"
Letnan memijat keningnya, kemudian ia mendongak menatap tentara tersebut.
"Bisa kau lacak dimana lokasi signal terakhir mereka yang menghubungi kita barusan?"
Tentara itu mengangguk, lalu jarinya bergerak lincah diatas keyboard komputer. Sedetik kemudian sebuah tempat yang dilingkari merah dalam map terpampang jelas di layar komputer.

KAMU SEDANG MEMBACA
Back and Forth (Duty After School x F.Readers)
Fanfiction"Na (your name)!" "Yak! ireona bwa" gadis itu beberapa kali mengguncang tubuh gadis yang tengah duduk tertelungkup di atas meja. Aneh. Biasanya gadis itu akan segera merespon dan bangun ketika dipanggil namanya. Tapi, kali ini gadis itu masih tak be...