“Tidak, ini diluar batas kemampuan kita.” Irene Bae yang pertama kali bersuara, nadanya menyiratkan rasa putus asa yang membawa kesedihan bagi para warga kota Islar.
Dia bahkan dapat melihat, Seulgi yang terus berjuang keras menjadi penyerang jarak dekat bersama Peeta Taora serta Eugene. Tak ada dari mereka yang mampu melewati batas api yang dibuat oleh Empusa. Api itu seolah mengunci mereka di sudut ini, perlahan namun, pasti semakin dekat untuk membakar semua orang hidup-hidup.
“J-jangan menyerah...” Lalisa kembali pada kesadarannya, Irene dan Tiffany menoleh ke belakang, merasa lega namun, juga merasa tertekan. Lalisa berbicara dengan mulut yang mengeluarkan darah. Pukulan Empusa yang memecahkan titik apinya, nampaknya berhasil membuat Lalisa terluka parah. “Ayo, kita harus menyerang bersama sekali lagi.”
Lalisa dengan keras kepala bangkit. Tertatih menghampiri teman-temannya, Seulgi melihat ke belakang dan dia tak bisa untuk tidak melempar senyum kecil pada Lalisa, dalam beberapa hal, Seulgi tahu benar. Lalisa adalah gadis keras kepala, dia tidak akan membiarkan Seulgi menjadi keren sendiri dalam memimpin kelompok, dia akan berdiri di garis terdepan meskipun kondisi tubuhnya terluka. Tapi, sialnya Seulgi tak bisa merasakan perasaan persaingan lagi, Seulgi ingin kembali. Seulgi ingin mereka semua selamat, Seulgi ingin semua orang di tempat ini dapat terbebas dari bencana dan Seulgi ingin melihat Lalisa disana.
“Kemarilah, ayo mulai lagi dan mari kita selesaikan ini.” Lalisa memanggil semua orang, Seulgi maupun Peeta mengikuti arahan gadis itu. Semua penjaga pada akhirnya berkumpul tak terkecuali para pemuda dari kota Islar. “Sekali lagi, hingga Jennie terbangun, kita semua harus bertahan. Kita tidak bisa menyerang Empusa satu-persatu, mari buat serangan berlapis dan berikan aku jalan untuk menyerang diakhir bersama Seulgi. Empusa membuat tubuhnya sebagai titik api dimana titik api itu membuat kekuatanku terpecah, dia menutup semua titik api yang dapat aku raih disekitar wilayah ini. Berikan aku waktu untuk terkoneksi dengan ayahku.”
Mendengar penjelasan Lalisa, Seulgi yang pertama kali bersuara. “Apakah kita masih bisa terhubung dari dunia luar? Bagaimana caranya kamu terhubung dengan paman Marco?”
Lalisa mengangguk. “Aku yakin. Sebelum aku bergegas kemari, ayah mengatakan bahwa jika terjadi apapun aku dapat menghubungkan kekuatan batinku untuk terkoneksi dengannya, aku akan meminta ayah untuk membuatku terhubung dengan semua tetua dan meminta mereka menyalurkan titik api yang ada diluar wilayah ini padaku.”
Seulgi menatap Lalisa cukup lama, sampai ia memahami tatapan yang Lalisa berikan. Mau tak mau Seulgi mengangguk setuju. Taeyeon tahu bahwa semua orang telah sampai pada kesepakatan secara diam-diam.
“Kalau begitu rencana apa yang akan kita gunakan?”
Pada saat ini, meskipun Taeyeon dan Tiffany adalah yang tertua. Lalisa dan Seulgi telah memiliki banyak kemampuan dalam memimpin strategi perang, kedua orang ini, ketika mereka saling bertatap mata dan berbagi pemikiran tanpa suara. Sungguh terlihat seolah mereka bersaudara. Lalisa maju menyampaikan rencana dan mereka berdiskusi singkat, mengatur strategi secepat yang mereka bisa sebelum semua dari mereka bergegas ke posisi masing-masing.
Eugene yang sudah tak lagi terlihat seperti bangsa Nephilim yang kuat dan perkasa, memungut dua bilah besi panjang, mengukir bagian ujung besi-besi itu dengan kuku-kuku-nya yang tajam. Dia melirik pada Seulgi sebentar, ada Peeta Taora di samping gadis itu.
Berkata, “Jika aku mati hari ini, tolong sampaikan pada ayahku bahwa aku sudah berjuang begitu keras dengan rasa bangga terhadap kaumku.” Dia kembali mengukir besi dengan serius, tak lama menyodorkan satu pada Peeta. “Ini untukmu, gadis baik. Kamu memang tidak sekuat Seulgi tapi, kulihat kamu punya tekad baja seperti kaum kami. Jadi, ambillah. Kalau kamu bisa menusuk kaki monster-monster sialan itu, aku akan meninggalkan beberapa sayapku padamu.”

KAMU SEDANG MEMBACA
ORACLE
FantasyΔελφο? [Orakel] : Oracle Seumur hidupnya, ia tak pernah menyangka akan bertemu dengan mereka. Percaya bahwa itu hanyalah mitologi semata, juga fakta tentang siapa dia yang sebenarnya. "Aku melihatmu, jauh sebelum kamu menyadari keberadaanku." Start...
61. Oracle kembali
Mulai dari awal