Puteeeeen kiiw kiiw cwk uhuuy
Gess rekomendasi game offline seru eung
-
-
-Hari sudah semakin sore matahari yang akan tenggelam di ufuk barat sudah bersiap-siap dengan warna jingganya yang cerah, menandakan jika hari ini cuaca sangat panas tanpa ada air hujan yang turun barang setetespun.
Meureun
Para anak remaja sekolah yang mengikuti ekskul tambahan terlihat berpencar di jalanan, wajah mereka terlihat lelah seperti habis berperang.
Berbeda dengan satu remaja yang terlihat gelisah dalam tidurnya, wajah anak itu terlihat berkeringat dengan air mata yang turun meski mata itu terpejam, kakinya menendang udara dengan pelan bibir mungilnya melengkung kebawah diiringi dengan gumaman tak jelas. Anak itu sedang bermimpi buruk.
"Enngghh hikss maaa" shai menggelengkan kepala pelan matanya berkedut berusaha membukanya dengan paksa, ia ingin terbangun dari mimpi buruk miliknya.
"Aaaahhhh" shai menjerit keras, anak itu langsung duduk dengan nafas terengah-engah, air matanya mengalir deras tangan anak itu mengepal erat memukul pahanya dengan pelan.
"Hiks pergi mimpi hiks" shai meneggelamkan wajahnya pada lutut yang ia lipat.
"Jahat banget...hiks mama datang cuma bilang mau pergi...buna juga..." Shai masih meracau, badan anak itu gemetar pelan.
Shai mengangkat kepalanya melihat jam di dinding kamarnya, Jam setengah empat sore, sebegitu lamanya anak itu tidur, tubuh anak itu lemas masih dengan terisak kecil.
Shai menuruni kasur miliknya ia akan mencuci muka sebentar. Kepalanya berdenyut pusing karna mungkin tadi ia tak mengeringkan rambutnya dengan benar.
Shai keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar dari tadi, anak itu mendudukan dirinya dikasurnya yang masih berantakan, shai mengambil dot yang tergeletak di samping ponselnya yang masih menyala. Shai menghela nafas pelan ia mengambil boneka kura-kura pemberian terakhir dari lesta, memeluknya dengan mata terpejam air mata anak itu menetes tanpa ia minta.
"Mama...shai kangen" anak itu terisak pelan.
"Terimakasih karna sudah memanggil bibi dengan sebutan mama, maafkan mama karna pergi tanpa memberi tahu shai sebelumnya, sekarang mama mau pergi mama pamit nak, kamu anak yang paling mama cintai, bahagia selalu nak"
Shai semakin terisak saat mengingat kalimat yang mama lesta ucapkan di mimpinya.
"Maafkan Buna karna Buna tidak pernah mengurus shai seperti Buna mengurus kedua Abang shai, Buna tau shai anak yang kuat dan pintar, shai harus bahagia demi kami, percaya pada mereka nak"
Kali ini shai benar-benar menangis dengan kencang, anak itu memeluk boneka kura-kura dengan lebih erat, menumpahkan kesedihannya pada boneka tak bernyawa itu.
Setelah dirasa tenang shai menata rambutnya supaya menutupi mata sembabnya, saat sedih begini shai jadi ingat dengan eskrim rasa jagung miliknya dikulkas dapur, sudah menjadi kebiasaannya.
Shai menarik nafas sebentar saat akan membuka pintu kamarnya, semogaaa ia tak bertemu dengan siapapun.
Perjalanan dari kamar menuju dapur sudah shai lewati dengan tenang tanpa ada siapapun yang menegurnya, anak itu membuka kulkas dapur alisnya mengerut mencari eskrim yang ia simpan tak ada pada tempatnya, gea yang memang sedang menuju dapur melihat shai yang sibuk entah mencari apa di kulkas dapur milik tuannya.
"Eh tuan muda ganteng lagi apa?" Gea bertanya sembari mengikuti pergerakan shai yang berdiri, dan berjongkok mencari eskrim miliknya.
"Ah aduuh gea liat eskrim punya aku gak? Itu yang di cup sedang yang rasa jagung, tadi aku Simpen disini" shai masih celingukan, sedangkan gea sudah puas sembari menelan ludahnya gugup.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shai Baby Turtle
Teen Fictionshai itu sebenarnya anak manis hanya saja lingkungan nya yang membuat nya menjadi anak yang nakal. lahir ditengah-tengah keluarga yang lengkap dan juga kaya tak membuat shai merasakan apa itu kasih sayang keluarga. ia di asuh oleh pembantu sedari ia...