抖阴社区

PR 12

9 2 0
                                        

"aku pulang daisy!! apa kau ada di kamar?" teriakku saat aku sampai di rumahku.

"yakk bisa kau kecilkan suaramu carl, itu mengganggu pendengaranku" jawab daisy yang tak kalah mengeraskan suaranya dari kamarnya.

"kau juga berteriak daisy , seperti bercermin saja . menyebalkan sekali." gerutuku saat sampai di ruang tamu tanpa melihat ke sekeliling dan duduk merebahkan diri dan juga menutup mata ingin sekali merasakan nyaman mengingat terlalu lelah karena tugas kampus yang menumpuk.

mataku kembali terbuka saat seseorang mencolek pipiku .

aku menoleh kearah orang itu dan membelalakan mata saat mengetahui siapa orangnya . SHAWN .

orang yang sudah seminggu ini menghilang !

ingat MENGHILANG!

tanpa ada kabar tanpa ada pesan singkat, email, line, bbm, kakaotalk, atau apalah itu .

semenjak kejadian dia menciumku di kamar dia tak mengabariku dan juga mengirim kado seperti biasanya dan aku MERINDUKANNYA.

aku menyentuh pipinya untuk meyakinkan apakah benar yang ada di depanku shawn atau hanya halusinasiku saja. dia menutup matanya saat aku menyentuh pipinya.

"ini memang aku arlin." ucapnya meyakinkan dengan matanya yang masih tertutup.

"dan aku merindukanmu" lanjutnya dan membuka matanya menatapku sangat dalam.

aku tersenyum mendengarnya dan memeluknya. aku tak perlu malu lagi karena harus terbiasa dengannya saat bertemu dengannya ataupun saat sedang bersamanya.

"aku juga merindukanmu shawn." aku memang marah tapi entah kenapa hilang begitu saja saat sudah bertemu dengannya.

mungkin karena cinta?

dia membalas pelukanku dan kita berpelukan lama sekali sampai aku melepaskan pelukannya untuk menanyakan sesuatu.

"Kemana kau selama seminggu ini shawn?" tanyaku pura-pura kesal.

dia tersenyum mendengar pertanyaanku dan mengelus rambutku sayang. tapi yang aku lihat dia bukan tersenyum senang melainkan tersenyum sedih. aku bisa melihatnya. apa dia sedang ada masalah?

"Aku ada urusan yang tidak bisa ku tinggalkan arlin. jadi selama seminggu kemarin aku sibuk." jawabnya yang masih mengelus rambutku. aku menyilangkan kedua tanganku tanda kesal. apa sesibuk itu?

dia tak menghiraukan kekesalanku. dengan santainya dia merebahkan kepalanya di pahaku.

"kau tau aku lelah sekarang karena baru pulang dari kesibukkanku dan aku ingin tidur." Ucapnya serius dan menutup matanya tertidur damai. kalau di lihat-lihat dia seperti mengingatkanku dengan seseorang. tapi siapa?

aku melenyapkan pikiranku yang akan berujung sakit kepala karena terlalu banyak memikirkan sesuatu. aku menatap wajahnya dengan senyuman yang terukir di wajahku.

"Kita sama-sama lelah shawn" Ucapku saat mengelus rambutnya pelan takut membangunkan tidur damainya. tanpa sadar akupun tertidur dengan posisi dudukku.

*
author pov

"semoga kalian bahagia seperti itu. dan ku harap carl selalu tersenyum seperti itu. aku menginginkan yang terbaik untuk kebagaiaan sahabtku. Aku memang belum mengetahui shawn tapi aku berharap dia mampu menjaga carl tetap bahagia seperti ini." ucap seseorang saat melihat dua manusia yang tengah tertidur lelap di ruang tamu.

daisy menutup kembali kamarnya untuk tidur juga karena hari memang sudah malam.

kebahagiaan memang bukan diukur seberapa besar dia mengeluarkan uang.
tapi seberapa serius dia ingin membahagiakan orang yang dia sayangi.
walaupun dengan sederhana tapi jika itu mampu membuat orang yang kau sayangi bahagia .
itu sudah cukup kan?
karena bahagia itu sederhana dan kau berhasil saat sudah mencapai itu .

"Aku kalah carl? aku kalah dengannya karena aku terlalu pengecut untuk mengatakan aku mencintaimu.
Apa aku harus mengakhiri perasaan ini carl? Ku yakin ini tak akan mampu karena perasaan ini sudah terlalu dalam." ucap dalam hati seorang pria yang tengah menatap dua insan yang tengah tertidur lelap dengan mesranya.

dia melihatnya dari arah pintu masuk. berniat untuk menginap karena dia sedang malas di rumah tapi niatnya dia urungkan ketika melihat sesuatu yang membuatnya sakit.

dia tersenyum getir dan menutup pintunya untuk kembali kerumahnya. mungkin sakitnya akan mengalahkan rasa malasnya untuk tidur di kamarnya sendiri.

Champ kembali mengingat apa yang dia lihat tadi saat mengunjungi rumah daisy dan carline.

"apa harus sesakit ini mom? mencintai seseorang tapi dia mencintai yang lain. mom kau dengar apa yang aku ucapkan kan? bisakah mom datang untukku. aku merindukanmu mom. aku ingin mom berada di sini. dad kau juga mendengarkanku kan? kenapa kalian meninggalkanku sendirian? kenapa kau tak membawaku juga. aku merindukan kalian." ucap champ menengadahkan kepalanya keatas berharap mom dan dad nya mendengarkan apa yang dia keluhkan.

dia meneteskan airmatanya sendu. ya keluarganya memang sudah tidak ada karena insiden kecelakaan 2 tahun lalu. semuanya masih menjadi misteri karena tidak ada yang tau penyebab keluarganya kecelakaan. berita yang tersebar mereka kecelakaan karena ada pembunuhan berencana tapi sampai sekarang belum di ketahui pelakunya.

author pov end
**
Shawn pov

Aku terbangun saat mendengar nafas teratur orang yang ada di atas . Carline . sebenarnya aku tidak benar-benar tertidur aku hanya menghindari pertanyaannya. entahlah ini bukan waktu yang tepat untuk aku bercerita dengannya.

hanya tak ingin membuat masalah baru. itu yang aku pikirkan sekarang.
aku bangun dan duduk di sampingnya yang masih tertidur tak terganggu oleh gerakanku.

"kau memang lelah arlin. mimpikanlah aku jangan memimpikan yang lain. memang terdengar berlebihan tapi aku tak peduli. kau memang milikku. always mine. and im yours." Ucapku seperti orang gila.

aku merebahkan tubuhnya dengan kepalanya bertumpu pada pahaku. kebalikan dari tadi.

"kau memang cantik. Aku tak salah memilihmu arlin. bahkan saat tidurpun kau terlihat cantik. bahkan lebih cantik." Aku terus menatap wajahnya karena ini timing yang tepat.

ya aku seperti akan pergi setelah ini.mungkin ada sesuatu yang harus ku selesaikan dengan waktu yang lama aku tak tau seberapa lama tapi mungkin akan sangat lama sekali. aku tersenyum miris mengingat aku menyesal sudah menampakkan wajahku padanya.

aku bukan menyesal telah mencintainya tapi aku menyesal telah memperlihatkanku padanya.

dan aku lebih menyesal akan membuatnya kecewa dan sakit hati saat aku pergi nanti. mungkin sebaiknya aku harus tetap menjadi pengagum rahasianya dan melihatnya dari kejauhan. Hahh aku terlalu lelah memikirkannya mungkin tidur bisa menenangkan pikiran walaupun hanya sebentar.

Pengagum rahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang