Pesan itu hadir dua puluh menit yang lalu. Ditengah rasa gundah Jungkook akan kehadiran Taehyung yang secara tiba-tiba datang, menemaninya hingga jam ketiga dan janji sederhananya bersama seseorang di ujung sana.
"aku harus segera pergi. Jangan lupa untuk mengganti bajumu sebelum kau berkeliaran dikota ini. Berhenti membuat lelaki memangsa kulit putihmu dalam lekat tatap mereka. selama Joy mengawasi acaramu, kau boleh memanggil pak kang, dia sedang dirumah, aku menyetir sendiri hari ini"
Taehyung mendekat lalu mengecup bibir Jungkook dalam-dalam. Dan meski hanya terdiam, Jungkook tau betul bagaimana ia harus meresapi setiap rasa dari mint yang menyebar melalui nafas Taehyung. Jungkook menggenggam erat-erat tepian jas lelaki itu sebelum pagutan mereka berakhir dan Taehyung pergi begitu saja.
Belakangan ini, ada yang terasa berbeda dari mereka. Jungkook tak benar-benar tau. Ia hanya merasa jika ia tak seterikat dulu. Tae bahkan tak sempat bertanya akan kemana saja ia hari ini. Entah karena lelaki itu tengah menemukan wanita barunya atau Taehyung memang tengah sibuk.
Yang jelas, ketika pesan kedua menggetarkan ponselnya, tanpa menunggu lama Jungkook merampas kunci ferrari merah yang ia bawa lalu berlari pergi beriringan setelah kepergian Taehyung.
'aku akan menunggu'
__
Lapis coklat pada ketel tua yang mematung indah ditengah-tengah meja bundar itu menjadi salah satu saksi bisu kecanggungan yang menerpa diantara mereka. selain dua buah cangkir kecil berisikan teh mint hangat yang mengepulkan asap beraroma manis, dan dua piring cake branda tiramisu coke coklat yang belum tersentuh.
Jungkook menunduk dalam diam. Ini sudah menit kelima semenjak kedatangannya yang terlambat hampir satu jam dan kini mereka hanya diam. Sunyi dan hening menerpa dalam lorong waktu singkat yang penuh tanda tanya.
Dalam benaknya, Jungkook membayangkan jika mungkin ketika ia datang di cafe kecil bertemakan nuansa italy tempo dulu disudut kota itu, lelaki ini sudah tidak akan ada. Ia sudah pergi dengan makian dalam hati mengingat Jungkook terlambat lima puluh menit dari waktu yang telah mereka sepakati.
Terjebak ditengah keramaian kota dan tempat pertemuan mereka yang cukup jauh membuat Jungkook hampir frustasi. Tapi takdir memang merencanakan segalanya dengan baik. karena tepat ketika ia datang, cangkir kedua lelaki itu baru saja habis.
Membuat Jungkook menggigit bibirnya malu karena molor waktu yang terlalu lama.
Sialnnya, ketika ia begitu takut untuk mendapatkan hukuman, lelaki itu justru berdiri. Menyambutnya dengan senyum hangat yang begitu menawan. Mempersilahkannya untuk duduk hingga kini mereka disini. Berdua. Duduk berhadapan tanpa sepatah kata.
"ini terasa sudah begitu lama.."
Kalimat pertama yang Jungkook harapkan begitu manis kini terucap. Lelaki itu mengalunkan manis suaranya dalam udara hangat yang menerpa kerinduan Jungkook untuk memeluknya erat. Kedua bola matanya tak berkedip menatap ekspresi Jungkook yang begitu menggemaskan sementara Jungkook sendiri masih sibuk memilin jemari, mencoba untuk melegakan perasaannya terlebih dahulu.
"kau,, banyak berubah.."
Jungkook meneguk ludah dalam diam. Setiap perkataan lelaki itu sungguh membuatnya membeku. Bukan pada rasa besalah yang menganak sungai, melainkan pada rindu yang terlalu menggunung untuk dihancurkan.
"tentu. Itu sudah tujuh tahun yang lalu"
Mengumpulkan segala kekuatan yang ia punya, suara pertama Jungkook akhirnya muncul. Dan detik setelahnya, Jungkook ingin menghantamkan kepalanya dengan tembok saat kemudian ekspresi bahagia lelaki itu perlahan berubah miris. Meski ia tetap tersenyum dan itu memang cukup melegakan. Namun bayang bayang rasa kecewa kemudian menusuk-busuk batin Jungkook.

KAMU SEDANG MEMBACA
『Unexpected 』v.k
Fanfiction[END] ? you loved me even if it was tragic. ? Kim Taehyung - Jeon Jungkook ※ all chapters were protected (private) to avoid plagiarism ※ May 05 17 Jun 17 17 Repub ends 070418