抖阴社区

Chapter 6

22K 282 4
                                    

Kini Gavin dan Nihan sudah sampai di kota Roma Italia tempat kelahiran Nihan, maminya berasal dari indonesia sedangkan Papinya berasal dari Italia, kedua orangtuanya sangat sukses mempuyai bisnis masing-masing, Papinya seorang CEO yg terkenal karena ke cerdasannya membangun perusahaannya sendiri, sedangkan Maminya seorang model dan sang desainer terkenal banyak artis mancanegara memakai baju hasil desain tangan Maminya,  sekarang wanita itu sudah punya 4 butik di dunia, betapa bangganya dia memiliki orangtua yg sukses dan ke kayaan yg banyak tidak akan habis mengalir terus seperti air, tapi lama-lama Nihan sadar semua itu hanya membuatnya sedih semenjak beranjak dewasa dia mengerti kasih sayang orangtuanya tidak untuk dirinya lagi melainkan untuk bisnis mereka, yg mereka utamakan adalah bisnis bukan keluarga

Hingga akhirnya dia pergi meninggalkan keluarganya yg di italia dan membangun kehidupannya sendiri mengapai impiannya sebagai model tanpa bantuan keluarganya. dan itu semuanya tercapai karena hasil kerja kerasnya, bahkan mimpinya sama dengan Maminya menjadi seorang model terkenal, tapi sekarang mungkin impian itu akan musna semenjak dia bertemu pria sialan itu! hidupnya hancur, jiwa raganya juga hancur, semua yg dia miliki diambil paksa oleh pria itu, siapa lagi kalau bukan pria tampan Gavin Geordano CEO dari 'ELIDO' si pria yg hampir sempurna memiliki segalannya, tapi ingat!!! pria itu tidak akan bisa mengambil hatinya.

Tidak akan bisa!

" sayangku, ada apa? sedari tadi kau melamun terus " tanya Papinya mengelus rambut lembut putrinya, pria itu memeluk kepala putrinya mencium puncuk rambutnya, Nihan menggeleng menghapus air matanya yg selalu keluar, tanganya terus mengelus jari-jari kurus wanita di sampingnya yg sedang terbaring lemah, tangan kirinya terpasang infus.

" Pap yakin Mam pasti kuat, kau tenang saja pasti dia senang melihat kepulanganmu kemari apalagi bersama calon suamimu " Papinya terkekeh melirik pria yg sedang tidur dengan posisi duduk di sofa kamar rumah sakit ini, Nihan hanya diam, pria itu jelas-jelas bukan siapa-siapanya hanya penjahat yg menculiknya menjadikannya budak sex pria itu.

" aku dan dia tidak ada hubungan Pap, kita hanya teman bisnis "

Nihan memasang wajah datarnya, Papinya itu tersenyum " bisnis? " tanya pria tua itu menatap putrinya yg berdiri membuka tasnya mengambil ponselnya.

Dia mengangguk " iya aku menjadi model iklan produknya "

Pria itu pura-pura terkejut mendengar putrinya mengatakan dia menjadi model, setelah itu tersenyum, pria itu sebenarnya tau, Nihan mengetik sesuatu di ponselnya, jangan tanya ini ponsel siapa? si brengsek Gavin mengembalikan ponselnya kemarin, kini baterai ponselnya sudah terisi penuh banyak sekali pesan dan panggilan dari bosnya dan assistennya Debby.

" maafkan Papi Nihan, kau pasti bekerja sangat keras agar mimpimu menjadi model tercapai "

Nihan menghela nafas menoleh pada pria tua itu yg wajahnya mulai ada kerutan-kerutan semakin menua, rambut yg sedikit memutih tapi  masih terlihat tampan dimatanya, Nihan tersenyum.

" kenapa minta maaf, ini semua kemauanku sendiri Pap, aku tidak ingin ada campur tangan keluarga, Nihan ingin memulainnya dari bawah, seperti Pap dan Mam yg memulai bisnis sampai sukses sekarang "

Papinya tersenyum sedikit, sadar selama Nihan lahir sampai dewasa,  mereka jarang sekali ada waktu untuk putrinya itu karena bisnis mereka yg sedang maju saat itu karena kesibukannya, putrinya memilih pergi darinya belajar mandiri hidup di negeri orang.

" Pap sadar, kau sudah dewasa sekarang princes  "

Nihat melotot, meletakkan ponselnya menatap Papinya datar, " Pap jangan panggil aku seperti itu, aku sudah dewasa "

Nihan memasang wajah kesalnya, pria tua itu hanya terkekeh melihat tingkah putrinya yg selalu dia rindukan, suara pintu terbuka membuat Nihan dan Papinya menoleh pada pintu itu .

" maafkan saya tuan Joe saya sudah menganggu anda saat ini, sekarang waktunya kita metting bersama tuan Paulo "

Joe Weber nama Papinya, siapa yg tidak mengenalnya seluruh dunia mengenalnya, pria berumur 48 tahun itu masih bekerja, karena kesenanganya dengan bisnis, dia bahkan sampai lupa bahwa suatu saat yg dia miliki saat ini akan dia berikan pada anaknya, Joe mengangguk pada orang kepercayaan itu namanya Braddy.

" iya sebentar lagi, kau tunggu saja di mobil nanti saya kesana "

Braddy menunduk sopan menutup pintu, Nihan menghela nafas baru 2 jam Papinya di sini sekarang pria tua itu akan pergi, dan apa? Metting! Papinya itu benar-benar seorang maniak kerja.

" maafkan Pap sayang, hubungi Pap jika Mamimu sudah siuman "

Nihan mengangguk tersenyum hangat, dia ingin sekali menahan pria itu untuk terus berada di sini tapi dia urungkan, mengingat dia tau pria itu pasti akan tetap bekerja apalagi itu menyangkut perusahaan

Joe mencium kening putrinya dan berlalu pergi, Nihan mengengam jari Maminya. yg sudah 2 bulan belum sadar wanitq itu mengalami kecelakaan waktu berangkat menuju bandara, salah satu buktinya yg di kanada sedang ada masalah.

" Mam bangun Nihan di sini, katanya mam rindu sama aku, bangunlah Mam buka matamu "

Nihan terus mengobrol dengan Maminya itu walaupun mata indah itu tertutup tapi telinga wanita itu mendengar semua yg dia katakan, seolah berhayal jari itu sedikit bergerak, Nihan terkejut atas apa yg dia lihat, dia menangis membekap mulutnya cepat tanganya menekan tombol darurat, karena suara itu seorang yg tidur di sofa mengeliat matanya menatap 2 orang masuk dan menghampiri Nihan, pria itu adalah Gavin, pria itu memeluk tubuh Nihan yg bergetar itu mengelus rambut wanitanya supaya tenang.

Setelah di periksa, dokter itu tersenyum " ini benar-benar kuasa tuhan, nyonya Viola semakin membaik, walaupun hanya tangannya yg merespon ini sudah baik "

Nihan bahagia mendengar perkataan dokter itu, dia tidak lupa berterimakasih pada dokter dan perawat itu, mereka mengangguk setelah itu pergi, Nihan mencium kening maminya mengucap syukur atas semua doa yg dia minta dan tuhan mengabulkannya walaupun itu dengan cara perlahan dia sangat bahagia saat ini.

" Mam aku yakin kau pasti sadar, Nihan sayang banget sama Mam, cepat sadar mam "

Nihan menjeda kata-katanya tidak kuat menahan haru, setelah itu bersuara lagi

" Nihan janji, jika Mam sadar kita akan pergi jalan-jalan "

Gavin hanya terdiam menyaksikan Nihan yg sedang mengajak wanita yg sedang terbaring di rumah sakit agar wanita itu merespon apa yg dia ucapkan, tapi kenyataannya wanita itu hanya diam hanya suara mesin pendeteksi jantung yg terdengar.

" sudah sayang, apakah kau tidak lelah kau bahkan sehari hanya tidur 2 jam, tubuhmu juga butuh istirahat "

" aku hanya ingin selalu berada di samping Mamiku "

Gavin tersenyum memeluk kepala Nihan dari belakang dia berdiri sedangkan Nihan sudah duduk di samping Maminya sambil menangis, Gavin tau perasaan wanitanya saat ini.

" apakah kau sudah makan? "

Nihan hanya diam, dia bahkan melupakan jam makannnya mungkin sebentar lagi maagnya kambuh, dia tidak peduli, yg dia mau hanya ingin Maminya sadar.

" aku yakin kamu pasti belum makan, jangan telat makan aku tau kau punya penyakit maag, aku takut kau nanti sakit, bagaimana kau bisa menjaga Mamimu jika kau juga sakit "

Nihan menatap pria itu yg menurutnya cerewet seperti perempuan, dia memang sangat lapar dari tadi pagi karena perutnya belum terisi makanan semenjak dia tau Maminya sakit, Nihan malas untuk makan.

" kau diam itu tandanya kau belum makan, baiklah aku akan pesankan makanan untukmu "

Nihan akhirnya mengangguk, Gavin tersenyum mengacak-acak rambut wanita itu dan menghubungi orang suruannya untuk membelikan makanan untuknya dan Nihan.

***

Hai guys gimana Chapter 6 nya hehe, mau lanjut vote dulu ya guys jangan lupa makasih. 😘😘

Modeling SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang