抖阴社区

6

5.9K 684 61
                                        

Pagi ini akan diadakan perlombaan tanding futsal antar sekolah. Banyak para siswa yang ingin mengikuti kegiatan tersebut semata-mata ingin mencari ketenaran.

Tentu saja hal itu dimanfaatkan langsung oleh Soobin dan para temannya duluan, bahkan namanya sudah berada paling atas di daftar Pak Kim.

Dan disinilah dia sekarang, lapangan indorr sekolah SOPA yang begitu luas dan megah.

Banyak para siswi menyerukan nama Soobin berulang kali, sementara Soobin membalas hanya dengan lambaian tangan dan cengiran khasnya, tetapi sudah membuat seruan heboh dari seluruh barisan.

"Gilaaaa, si Soobin banyak banget dah fansnya," heran Yeonjun dia menggeleng takjub melihat para penyorak Soobin sudah seperti ulat melingkar.

Soobin mem-fulgar rambutnya ke atas dengan ekspresi sombong. "Kalau gue apalah yang enggak?"

"Ck, songong lu!"

"Ketimpuk batu baru tau rasa," celetuk Yeonjun.

"Cewek mana yang berani nimpuk gue?"

Yeonjun dan Beomgyu menatap Soobin geli, sementara Taehyun dan Kamal hanya terdiam sedaritadi mengamati banyaknya barisan yang akan menyaksikan mereka.

"Dari sekian banyaknya para siswi disini, si Lia ada nggak ya?" Beomgyu pura-pura mencari Lia, padahal niatnya ingin mengejek Soobin.

"Ya pasti ada," jawab Soobin enteng, ia ikut mencari keberadaan Lia lewat tatapannya.

"Halah gue nggak liat tuh."

Pertandingan akan segera dimulai, para lawan dari sekolah lain sudah bermunculan, pendukung mereka juga tidak kalah banyak dari sekolah Soobin.

Soobin tetap celingak-celinguk mencari keberadaan Lia, tetapi nihil, Lia belum muncul di setiap barisan yang ada. Apa Lia tidak tau bahwa ia akan mengikuti pertandingan futsal? Tidak mungkin.

Beberapa menit tetap mencari, tetapi Lia masih belum terlihat. Hingga terdengar bunyi peluit, Soobin menghentikan aksi pencariannya. Ia dan teman-temannya berjalan ke tengah lapangan, diikuti oleh lawan mereka.

Saat berjalan, Yeonjun menyempatkan diri untuk berbisik pada Soobin. "Si Lia dateng tuh. Jangan lupa semangat katanya," ucapnya sambil menunjuk dengan jari.

Soobin mengikuti arah telunjuk tersebut. Benar saja, Lia sedang menatapnya dengan tatapan datar, sudah ia duga. Soobin kembali menyengir. "Oke, gue bakal dua kali lebih semangat kalau gitu."

***

Pagi ini Lia berjalan dengan ogah-ogahan. Sebelum berangkat sekolah, Sho Hye memberinya pesan bahwa Mamanya itu malam ini tidak bisa pulang, disebabkan oleh kedatangan temannya dari Hongkong. Sho Hye bilang bahwa ia harus menginap di rumah temannya dan akan membuat kue di cafe milik temannya. Lia merasa bahwa ia akan sendiri lagi di rumah.

Lia menyusuri koridor untuk mencari angin sebentar, ia sedang merasa kesal sekarang. Saat sedang berjalan, banyak orang yang membicarakan pertandingan futsal. Lia merasa heran, siapa pula yang ingin mengadakan pertandingan futsal? Lia mengabaikannya dan terus berjalan.

"LIAAAAA!!!" teriak Yuna dari ujung koridor.

Lia menahan napas. Gara-gara Yuna, banyak yang menatap ke arahnya.

"LIAAAAA!!!" kali ini Yuna berlari ke arah Lia seakan-akan ingin memeluknya.

"Haduhhh," Lia menggarut kepala belakangnya malu. Ia membalikkan tubuhnya berusaha lari dari Yuna.

"LIAAAA!! JANGAN KABUR LIAAA!! SI YEJI MAU NGOMONG."

Yeji yang berada di belakang ikut mengusap wajahnya frustasi, sudah lelah mengahadapi volume suara dan keras kepala Yuna.

Lia kembali membalik. "Ihh tapi jangan teriak-teriak, Yuna. Aku maluuuu."

"OH OKE-OKE LIA, GUE NGERTI KOK."

Lia berasa ingin teriak juga, tetapi ia sadar bahwa ia bukan Yuna yang tidak tau malu.

Yeji, Chaeryeong, dan Ryujin segera menghampiri Lia, sementara Yuna malah sudah pergi entah kemana.

"Lia! Lo udah tau tentang pertandingan futsal?"

"Eh? Aku udah denger tadi. Tapi emang siapa yang ngadain?"

"Sekolah kita, Ya. Gue juga heran, nggak biasa banget sekolah kita ngadain pertandingan gini."

Chaeryeong menatap Lia bersemangat. "Dan lo tau nggak, siapa yang jadi pemainnya?"

Lia nampak berpikir, ia sudah mencium bau-bau tidak enak di sekitar Chaeryeong karena terlihat dari senyum merekahnya.

"Soobin ya?" balas Lia sedikit yakin dengan jawabannya.

"Upss seratus buat lo."

Lia tersenyum masam. "Jadi urusannya sama aku apa?"

"Lo harus ikut nonton dong, calon pacar lo kan yang jadi kaptennya."

"Enggak ah, bagus aku nulis cerita di kelas. Daripada nonton yang enggak ada manfaatnya buat aku."

"Ihhhh lo harus ikut, Lia. Sekolah kita ntar kalah kalau si Soobin nggak ada penyemangatnya," bujuk Yeji ikut-ikutan.

Lia menggeleng tegas. "Nggak," ia berjalan meninggalkan mereka dengan perasaan campur aduk.

"Liaaaaa! Jangan pergi Lia. Dengerin kita dulu. Lo mau tau lawan sekolah kita siapa?"

Langkah Lia terhenti, ia sebenarnya ingin langsung pergi tetapi sangat terlihat jahat jika ia mengabaikan Yeji.

"Siapa emang?"

"Si Kyungsoo," jawab Yeji dengan nada dramatis.

Lia berbalik, ia tertawa kecil mendengar jawaban dari Yeji. "Kyungsoo? Dia siapa, Yeji? Aku bahkan nggak kenal sama dia sama sekali."

Lia benar-benar merasa aneh, Yeji mengucapkan nama yang sama sekali tidak Lia kenal, jangankan kenal, dengar namanya saja pun Lia tidak pernah. Ia kira Yeji akan menyebut salah satu nama yang akan berpengaruh pada dirinya.

"Ihh dia emang nggak berpengaruh sama sekali sama lo, tapi dia berpengaruh banget sama sekolah kita. Katanya dia itu kapten futsal terjago di SMA Seoul manapun, emang lo mau buat sekolah kita, SOPA, malu?"

Lia merubah raut wajahnya ingin membantah, apapun penjelasan Yeji ia tetap tidak mau. Baginya berdempetan di barisan ratusan para siswa adalah pekerjaan bagi orang yang tidak mempunyai kerjaan lain.

"Kita nggak nerima bantahan!"

Chaeryeong langsung menarik lengan kiri Lia, sementara Yeji menarik lengan kanan Lia. Ryujin hanya berjalan sambil sesekali tersenyum melihat ekspresi Lia yang terlalu lucu ketika ingin membantah tetapi disergah Yeji.

Sesampainya di lapangan indorr, Lia dapat melihat Soobin serta teman-temannya sedang berjalan menuju tengah lapangan. Hingga dimana mata Lia dan Soobin bertemu, Lia langsung memutuskan tatapan mereka.

Bunyi peluit lagi-lagi dibunyikan, pertandingan sudah dimulai, para siswa sudah menggila sementara Lia terbawa kesana-kesini oleh gelombang fans Soobin.

Mereka benar-benar gila menyemangati. Lia hanpir saja terjatuh kalau seandainya tidak ada kawat pembatas di hadapannya. Ia membenarkan cara berdirinya tetapi lagi-lagi ada yang mendorongnya sehingga menyebabkan kakinya menginjak kaki Ryujin.

"Aduh, maaf. Aku nggak sengaja."

Lia berusaha menopang tubuhnya, Soobin sering curi-curi pandang ke Lia, menyebabkan orang yang berada di sekeliling Lia merasa diliatin dan baper.

"Ya ampun, aku janji nggak bakalan kesini lagi. Ini yang terakhir kalinya," teriak Lia di tengah kesabarannya karena siswi-siswi itu kembali melompat-melompat seperti gelombang di laut.

***

Sabar ya Lia😊

Tunggu kelanjutannya dan jangan lupa vote wankawan😙😼

I'M OK | Choi Soobin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang