🐦🐦🐦
"Nilai saya sesuka Anda karena saya tidak peduli".^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Happy Reading!!👍
Ares menatap jam yang melingkari pergelangan tangannya, pukul 11 malam. Ia mengamati keadaan disekitarnya yang masih ramai, ia mengepulkan asap rokoknya keudara begitu damainya, dentuman musik yang keras sama sekali tak mengganggunya.
Club ?, Ares tidak sedang berada di club, tapi mirip. Selain MGM, tempat ini juga merupakan Basecamp mereka, tapi...jangkauan tempat ini lebih luas, bukan hanya geng Meteor, tapi banyak brandalan lain yang menjadikan tempat ini sebagai rumah kedua mereka ,bahkan wanita malampun bebas keluar masuk tempat ini.
Bangunan ini merupakan villa berlantai dua yang tak terpakai, tapi sudah di renovasi sedikit bagian dalamnya hampir menyerupai diskotik, terletak di perkebunan yang begitu rimbun, jadi, tak heran jika bangunan ini jarang diketahui banyak orang.
"WOY,, MASIH INGET KITA LO ?!"
Ares sedikit tersentak mendengar teriakan itu.
"BISA SANTAI GAK SIH GAK USAH NGE-GAS !" Balas Ares sama lantangnya.
"Wohooo...makin galak aja lo,Man", balas cowok itu sambil terkekeh, setelah itu ia duduk disamping Ares, lalu menyalakan pematiknya pada benda panjang berasap itu.
"Sorry Bang, canda gua" celetuk Ares kemudian " Bang Rio sama Bang Daniel kemana ?!, Kok Bang Juan tumben gak bareng mereka?!" Lanjutnya agak berteriak karena dentuman musik yang keras di tempat ini.
"Pacaran kali, emang gue peduli, gak ajak trio Alien Lo ?" Tanya cowok bernama Juan itu, Ares tersenyum geli mendengar julukan Juan untuk ketiga sahabatnya, mentang-mentang nama sahabatnya berhubungan dengan luar angkasa, cowok itu dengan seenak martabak manis dengan double parutan keju memanggil ketiganya dengan julukan trio Alien.
"Ini aja gue kabur dari mereka, bosen dikintilin Mulu, berasa kayak induk ayam aja gue", balas Ares sewot.
Ares ikut tertawa melihat Juan yang menertawakan perkataannya, cowok yang lebih tua tiga tahun darinya itu sudah ia anggap seperti abangnya sendiri, begitu pula dengan Rio dan Daniel, Ares sudah mengenal ketiganya cukup lama, mungkin saat ia SMP dulu, kalau gak salah, Juan, Rio, dan Daniel saat itu membantunya ketika ia dikeroyok anak sekolah lain, dan akhirnya pertemuan tidak mengenakkan itu membuat mereka bersahabat hingga sekarang.
"Belum ada cewek Lo ? Mau gue cariin ?" Goda Juan Menaik turunkan alisnya.
Ares mendengus malas "NGACA BANG NGACA !, SITU AJA JOMBO, GAK USAH NGEHINA ORANG !" Juan terbahak mendengar teriakan Ares, sedangkan Ares memutar bola matanya malas lalu berjalan menuju bar untuk memesan minuman, tenggorokannya sangat kering karena meladeni celotehan tak bermutu dari Juan, Tapi Ares bersyukur dapat mengenal orang-orang seperti Juan , tak jarang mereka membuat mood Ares membaik hanya dengan guyonan yang begitu receh .
Saat ia menunggu pesanannya, banyak wanita berpakaian kurang bahan yang mengganggunya lebih tepatnya menggodanya, tapi Ares tak ambil pusing, ia tetap santai walau ada salah satu dari mereka yang menggelayuti lengannya.
Tak lama kemudian Ares merasa heran, kenapa banyak orang yang menyingkir dari jalan pintu masuk tempat ini ?, bahkan ia mendengar bisikan-bisikan tak jeras dari sekitarnya,tapi keheranannya ia abaikan setelah pesanannya jadi, dengan masih memegang rokok di tangan kirinya, Ares meraih gelas yang di dalamnya terdapat cairan bening itu, dilihat sekilas cairan itu seperti minuman keras, padahal itu hanyalah minuman soda.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ares? [Proses Revisi]
Teen FictionMasih menjadi teka-teki mengapa seorang Ares Putra Agra selalu menutup matanya ketika berkelahi. Kelakuannya itu selalu mendapat tatapan remeh dari musuhnya, tapi ia dapat membuktikan kehebatannya dalam bela diri meski dengan mata tertutup sekalipun...