抖阴社区

Bertiga

26.8K 2.2K 84
                                    

Alyssa berdiri di halaman parkir rumah sakit, mengikuti langkah Gus Ardhan yang tengah mencari mobilnya. Malam itu langit tampak jernih, angin sepoi-sepoi menyapu wajahnya, menambah ketegangan yang entah mengapa semakin menjalar di hatinya.

"Alyssa, kamu tunggu di sini dulu. Biar saya yang ambil mobilnya," ucap Gus Ardhan dengan nada lembut, tetapi tetap berwibawa. Matanya sejenak tertuju pada mobil Lamborghini Gallardo hitam yang masih terparkir di antara kendaraan lain.

"Iya, Gus," jawab Alyssa pelan, matanya tertunduk, tak berani menatap pemuda itu terlalu lama.

Beberapa menit kemudian, Gus Ardhan sudah kembali dengan mobilnya. Mobil itu berhenti tepat di depan Alyssa, dan tanpa banyak bicara, Gus keluar lalu membukakan pintu untuknya. Sikap itu sukses membuat Alyssa terkejut.

"Gus... saya duduk di belakang saja, biar Dek Rara duduk di depan sama njenengan," ujarnya gugup, menggigit bibirnya sendiri.

Gus Ardhan menoleh ke arah Rara, keponakannya yang kini memeluk boneka kecil kesayangannya. "Hmm... Rara mau duduk di depan sama Mas Ardhan, atau di belakang sama Kakak Cantik?" tanyanya lembut, namun lirikan matanya ke arah Alyssa membuat gadis itu semakin merona.

"Di depan! Tapi Kakak Cantik juga harus duduk di depan, Rara nggak mau sendirian!" seru Rara dengan mata berbinar, suaranya begitu polos dan penuh kepastian.

"Tapi Dek..."

"Sekali saja, Kak. Rara nggak minta yang aneh-aneh, cuma mau duduk bareng Kakak Cantik dan Mas Ardhan," rengeknya, memasang puppy eyes yang sulit ditolak.

Alyssa menghela napas berat. "Baiklah..."

"Yeyyy!" Rara bertepuk tangan girang, sementara Gus Ardhan hanya tersenyum kecil, menahan tawa melihat ekspresi Alyssa yang tak bisa diartikan.

Di Dalam Mobil

Mobil melaju dengan tenang di jalanan yang mulai lengang.

"Jangan lupa sabuk pengamannya, Sya," ucap Gus Ardhan, suaranya tetap tenang namun ada sedikit nada menggoda di sana.

Alyssa tertegun. "Sya? Sejak kapan dia memanggilku begitu?" pikirnya, jantungnya berdegup lebih cepat. "I-iya, Gus, sebentar..." katanya, sibuk membenarkan posisi Rara yang duduk di pangkuannya.

"Syaaa... pakai sabuknya," ulang Gus Ardhan dengan nada lebih pelan, namun tetap mengusik.

"Iya, Gussss..." Alyssa mendesah kesal, mencoba meraba sabuk pengaman sambil tetap memperhatikan Rara.

"Gausah marah, jelek nanti," ucap Gus santai, tapi ada sekilas senyum jahil di wajahnya.

Alyssa mendengus pelan. "Nggih, Gus," balasnya dengan nada yang dibuat-buat, membuat Gus Ardhan hanya menggeleng pelan.

Rara yang sedari tadi menjadi penonton hanya terkikik geli. "Kakak Cantik kalau ngambek lucu deh, tapi tetep cantik kok," ujarnya polos.

"Cantikan kamu, Dek. Kakak mah nggak ada apa-apanya," balas Alyssa, tersenyum lembut pada gadis kecil itu.

Gus Ardhan menoleh sekilas. Pandangannya jatuh pada senyum Alyssa yang begitu manis, dihiasi gingsul kecilnya. Entah kenapa, ia merasa harus beristighfar dalam hati.

"Oke, kita cari gamis dulu," katanya kemudian, kembali fokus pada jalan.

Begitu tiba di butik, Rara langsung melompat turun dari mobil dengan riang.

"Ayo, Dek, Kakak gendong," tawar Alyssa sambil tersenyum, membetulkan kerudung Rara yang sedikit berantakan.

"Nggak usah, Kak. Rara jalan sendiri aja," jawab Rara tiba-tiba.

Gus Vs NingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang