抖阴社区

                                    

"..kasih. Belum juga selesai ngomong."

Angga melajukan mobil merahnya itu membelah jalanan ibukota. Kini ia sampai di kediamannya dan memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya.

Dia masuk ke dalam rumahnya dan merebahkan dirinya sejenak di sofa.

"Kak, kalau pulang sekolah itu ganti baju dulu baru tidur sini. Bauk badan tau!" Tegur Diska -adik perempuan Angga satu-satunya, umurnya genap 10 tahun.

Namun tak ada jawaban dari kakaknya ini. Diska lalu berdecak kesal dan memilih menemui mamanya di dapur.

Selalu saja begitu. Perkataan Diska tak pernah dianggap serius oleh kakaknya, terlebih sifat kakaknya yang selalu diam ketika ditanya. Ia kira kakaknya ini mahal suaranya atau kakaknya ini bisu.

"Kakak ganti baju dulu, nanti langsung turun ke meja makan. Makan siang." Ucap Kartika -mama Angga.

"Oh iya. Mama denger kemarin kamu di hukum sama bu Widya? Tawuran lagi?"

"Kayak biasa, ma. Masalahnya pun masih sama."

"Di kurang-kurangin. Kasian loh itu badan kamu luka-luka terus. Kasian papa juga, sudah pusing mikirin sekolah, tambah lagi mikirin kamu." ucap Kartika terkekeh. Angga hanya tersenyum sambil mengangguk.

"Iya, ma. Angga ganti baju dulu." Tanpa menjawab, Angga langsung menuju ke kamarnya.

***

Pagi-pagi begini, ia dapat telpon dari nomor tidak dikenal, entah siapa.

"Halo?"

Yah, ia kenal betul siapa pemilik suara ini, pria menyebalkan itu lagi. Siapa lagi kalau bukan Angga.

"Darimana lo dapet nomor gue? Ngapain nelpon gue? Ga penting!"

"Dari princess katanya. Imbalannya gue kenalin sama Farel"

Yah, pastinya Dera. Teman sebangkunya itu memang selalu tergiur dengan imbalannya, terlebih ia sangat mengagumi sosok pria bernama Farel itu.

"Kenapa nelpon?"

"Gue kangen sama lo, emang gak boleh kangen sama pacar sendiri?" Dari seberang sana, Lara bisa mendengar pria itu terkekeh.

"Gue bukan pacar lo!" jawab Lara seadanya.

"Lo akan jadi pacar gue!"

"Aneh! Udah ya, gue mau pergi dulu."

"Mau kemana?"

"Mau ke taman kota, lari pagi. Hari ini cerah bangett." sambungannya terputus begitu saja. Lara menggendikkan bahunya dan tak mau peduli lagi.

Hari ini, hari minggu. Pagi-pagi sekali Lara bangun dan bersiap dengan pakaian olahraganya. Ia berniat untuk lari kecil pagi ini di taman kota.

"Ma, Lara mau pergi ya hari ini? Mau ke taman lari pagi" pinta Lara pada mamanya di dapur. Selain itu, ada papanya dan Rian dimeja makan.

"Sama siapa lo jogging? Sendiri? Keliatan banget lo jomblo," Lara mendorong bahu Rian dan berdecak kesal. Sementara Rian tertawa renyah dan Gerald -papa Lara menggelengkan kepalanya dan terkekeh pelan.

[TFS;1] Clarissa (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang