抖阴社区

13

592 63 11
                                    

-o0o-

"GAUSAH! Gue risih tau, Fer!"

"Itu biar dia bisa belajar berjuang. Enak aja temen gue digantung ga jelas kayak begitu. Pokoknya lo sama dia harus bener-bener jadian!"

"Saya yang jalanin, anda yang repot." ucap Lara memutar bola matanya malas. Sebenarnya ia sendiri pun tak ingin menjebak Angga seperti tadi, ia bisa melihat aura kemarahan pria itu.

"Gue gamau tau! Inget, lo berdua bakal pacaran beneran gara-gara gue."

Mobil Ferdi lalu perlahan memasuki pekarangan rumah Lara.

"Y." ucap Lara singkat dengan wajah datar lalu turun dari mobil.

"Thanks." kata Lara kembali lalu pergi dari sana dan masuk ke dalam rumah.

Ini pukul 16.00, pastinya rumah sedang ramai. Ada papa dan mama Lara yang sudah pulang dari kantor, ada Rian yang juga sudah pulang dari sekolah.

"Lara, ganti baju dulu habis itu makan ya," ucap Yuni dari arah meja makan.

Lara beranjak dari sana dan naik ke kamarnya untuk mengganti baju.

"Iya ma."

"Hari ini kamu ke dokter sama siapa? Mama atau papa?" ucap Gerald dari meja makan pada Lara yang hampir masuk ke kamarnya.

"Terserah." gadis itu lalu menghilang di balik pintu kamarnya.

***

"Nanti sama papa aja ya,"

Lara hanya mengangguk saja. Dengan siapapun ia pergi, tak ada bedanya.

"Sakit apa sih, om? Kontrol ke dokternya hampir tiap bulan sekali," tanya Rian kebingungan. Pasalnya Lara memang sering memeriksakan diri ke dokter, padahal fisik nya tak terlihat sakit, bahkan dia seperti orang sehat pada umumnya.

"Enggak. Ini memang pengecekan rutin buat Lara, mana tau nanti Lara sakit biar langsung bisa terdeteksi sejak dini. Apalagi tadi Lara sempat pingsan."

"Tapi cuma pingsan biasa, pa. Lara cuma kecapean,"

"Tapi itu tetap dapet penangan lebih lanjut Lara. Gimana kalau ada cedera serius di kepala kamu?"

"Se-ribet itu?" tanya Lara berdecak kesal.

Yah, memang terdengar peduli. Tapi bagi Lara itu lah alasan yang selalu ia dengar dari umurnya 4 tahun. Ia selalu pergi ke dokter setiap bulannya dan alasan itu lagi yang muncul, hasil lab selama ini juga ia tak pernah tau hasilnya; tentang kesehatan dan kondisinya saat ini.

"Nanti Lara mau mampir ke rumah Ferdi."

"Iya. Pulangnya jangan malem." ucap Gerald mengelus puncak kepala putrinya sayang.

Sore ini semburat jingga benar-benar menawan hati. Senja selalu tampak cantik dengan sedikit rona yang dimilikinya. Lara berangkat bersama papa nya ke dokter seperti yang dikatakan tadi. Bukan excited karena mau ke dokter, tapi karena setelah ini ia akan pergi ke rumah Ferdi.

[TFS;1] Clarissa (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang