抖阴社区

                                    

Dan Rallin menyadari dari senyuman itu bahwa kehidupan perkuliahan dengan Arkan pasti kedepannya tidak akan menyenangkan.

"Ra, kau kenal dia? Dia terus melihat kau," tutur Alika yang sontak membuat Rallin berpaling untuk menatap Alika.

"Tidak," jawab Rallin tak sepenuhnya berbohong, toh dirinya memang tak mengenal lelaki itu.

Arkan yang memperhatikan percakapan Rallin dengan Alika langsung mengetuk meja dua kali menggunakan spidol untuk mengambil atensi para mahasiswa agar memperhatikannya.

"Selamat pagi, saya Arkan Naryatama Miller, kalian bisa panggil saya Arkan. Disini saya akan menjadi dosen pengganti kalian selama satu semester kedepan, karena Pak Zaiden ada tugas mendadak lainnya yang membuat dia tidak bisa mengisi kelas kalian ini," jelas Arkan dengan baritonnya yang berat. Suaranya terdengar datar tanpa emosi.

Bisa Rallin dengar samar gumaman dari mahasiswi yang duduk dibelakang memuji ketampanan sang dosen pengganti. Tak heran, jika ada dosen yang masih cukup muda pasti akan menarik perhatian para mahasiswi.

Yah wajar saja menarik perhatian, sudah tampan, masih muda dan pastinya berpendidikan baik, sebab dosen yang mengajar di kampus mereka ini bukanlah orang yang dipilih dengan sembarangan.

"Sebelum pelajaran saya mulai, apa ada yang ingin ditanyakan?" Tanya Arkan, sebab ia pun juga bisa mendengar gumaman-gumaman penasaran yang dituturkan oleh mahasiswanya.

"Umur Pak Arkan berapa?" terdengar celetukan dari sudut ruangan, Rallin pun menoleh dan memutar bola mata jengah saat tahu siapa yang bertanya, dia Stella, si mahasiswi suka keributan.

Arkan beranjak dari meja dosen dan berjalan ke sisi bagian tengah ruangan, "Umur saya 29 tahun, beberapa bulan lagi genap 30 tahun. Dan sudah memiliki satu anak perempuan berusia 5 tahun." terdengar helaan lesu dari mulut mahasiswi ketika mendengar pernyataan Arkan, sedangkan Rallin hanya mengangkat sebelah alisnya tak merasa heran jika dosen pengganti itu sudah menikah. Dan pergerakan Rallin itu tak luput dari perhatian Arkan.

"Berarti sudah tidak jomblo ya pak, sudah ada pawangnya," celetuk salah satu mahasiswa laki-laki, sengaja semakin ingin memanas-manasi teman-teman perempuannya yang sudah pupus harapan.

Arkan tak langsung menjawab begitu saja, lelaki itu justru berjalan kembali ke sudut menuju tempat meja dosen, Arkan pun menyandarkan badannya pada meja dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana, sesekali ia melirik Rallin yang hanya berjarak beberapa langkah dari tempatnya berada.

"Dulu memang iya." balasan Arkan yang ambigu itu langsung membuat kelas riuh bertanya-tanya apa maksudnya.

"Namun sejak anak saya berusia satu bulan, status saya single. Saya sudah lama bercerai dan sekarang saya berstatus single parent," lanjut Arkan. Sedari tadi nada bicaranya terdengar enggan menjelaskan tetapi tetap berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tidak penting itu.

Gemerlap kesenangan nampak berkaca dimata beberapa mahasiswi, seakan mereka bisa memiliki kesempatan untuk menaklukkan hati sang dosen pengganti. "Ehem-ehem Pak, anak bapak biasanya suka apa ya? Biar saya mempersiapkan diri," sahutan dari Stella itu mengundang tawa teman satu circle gadis itu, sedangkan mahasiswa lainnya nampak jengah melihat tingkat centil dari Stella.

Tak menghiraukan ucapan yang Stella tuturkan, Arkan lebih memilih menegakkan badan dan duduk di kursi lalu membuka laptop yang sudah dipersiapkan diatas meja. "Oke, kita akhiri perbincangan ini dan mari masuk ke pembelajaran, namun sebelum itu kita buat kontrak belajar terlebih dahulu." setelah Arkan mengucapkan itu, suasana kelas menjadi hening dan seketika mahasiswa menjadi memperhatikan Arkan dengan seksama.

Two SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang