抖阴社区

9

113 22 0
                                        

"Ahjumma mau kemana?"

Tanya Yerim saat melihat sang ahjumma yang sudah berpakaian rapi sambil menggenggam tas hitam kesayangannya.

"Ahjumma ada urusan sebentar diluar, Yerim jaga rumah dulu ya? Tadi bibi sudah memberitahu kakakmu, sebentar lagi dia pulang"

"Baik, ahjumma. Berhati-hatilah di jalan"

"Ne, kalau lapar tinggal makan saja, sudah bibi siapkan semua"

Yerim tersenyum dan bergaya seolah-olah ia sedang hormat kepada sang bibi. Melihat tingkah laku keponakannya itu, membuat sang bibi tertawa kecil dan segera untuk pergi karena hari sudah semakin siang.

Yerim yang sejak pagi belum makan, akhirnya berjalan menuju meja makan dan benar. Sang bibi telah menyiapkan beberapa makanan disana, seperti kimchi, japchae dan sup rumput laut favoritnya. Tanpa banyak bicara ia langsung duduk dan memakan hasil tangan dari sang bibi.

"Enak sekaliiii"

Ucapnya dan kembali makan dengan lahap. Namun kebahagiaannya lenyap seketika saat ia melihat keadaan sekitar. Dia sendirian, sang kakak dan bibinya tidak ada disana. Ia merasa tidak lengkap jika tidak ada kedua orang itu.

"Bahkan seenak apapun makanannya akan terasa hambar jika tidak bersama dengan orang yang kita sayangi"

Yerim meminum segelas air putih sebelum akhirnya ia melanjutkan acara makannya.

Lee Felix POV*

Setelah dirasa semua tugasku telah selesai, kuraih handphone-ku dan mulai memainkan game favoritku. Dengan serius aku main hingga akhirnya aku harus emosi karena handphone-ku di ambil tiba-tiba oleh appa.

"Main apa sih, sampai ayahnya daritadi ngomong tidak di gubris?"

Aku hanya mendengus kesal dan diam tidak merespon ucapan appa. Kulihat appa menghampiriku dan duduk disebelahku sambil merangkulku. Sepertinya akan ada hal serius yang ingin appa bicarakan padaku.

"Jadi.."

"Jadi apa?"

"Jadi... apakah anak appa sudah punya pacar?"

Situasi yang awalnya serius seketika berubah dengan penuh dengan tawaan dariku dan appa.

"Fokus sekolah dulu, baru pacaran terus nikah"

"Hey, kau itu masih SMA, kau harus bisa menyeimbangi antara pendidikan dan asmara. Jangan terlalu fokus belajar saja, nanti bisa-bisa kau tidak tahu bagaimana rasanya jatuh cinta"

"Aku sudah merasakannya"

Entah apa yang merasukiku, mengapa tiba-tiba aku berkata seperti itu? Ku lirik appa yang ekspresinya terkejut karena jawabanku. Sepertinya appa akan mengerjaiku lagi.

"Jadi kau sedang jatuh cinta? Dengan siapa?"

"Tidak, aku tidak sedang jatuh cinta"

"Jangan berbohong, pipimu merah lihatlah"

Dengan cepat aku tidak mengiyakan ucapan appa jika pipiku sekarang berubah menjadi merah. Ku pegang pipiku agar appa tidak semakin memojokkanku.

"Sudah cerita saja dengan appa, kita kan sama sama lelaki bukan?"

Ujar appa sambil menaik-naikkan alisnya. Aku hanya memutar bolaku malas dan meraih handphone-ku yang berada di genggaman appa. Dengan cepat aku mengelak pertanyaan appa dan pergi ke kamarku daripada nanti appa semakin kepo dengan urusanku.

Ku kunci pintu kamarku dan aku merebahkan badanku di kasur kesayanganku. Aku tersenyum mengingat ucapanku tadi jika aku sedang merasakan jatuh cinta. Sebenarnya aku belum yakin 100%, apakah aku memang sudah jatuh cinta padanya atau hanya sekedar mengagumi saja.

Truth ? [ Jinyoung - Yiren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang