Kan heran jadinya yara udah bicara panjang lebar dan mereka semua malah ketawa kesel jadinya
"Lo polos banget sih dek"ucap arsya sambil memegangi perutnya yg sakit karna ketawa
"Lagian yg bilang fanzie tinggal disini siapa??"sambung arsya yg membuat yara malu setengah mampus
"Ketawain aja terus sampai mampus"ucap yara ketus
Lalu pergi menuju kamarnya dan sesampainya dikamar yara segera merebahkan badannya di atas kasur menyembunyikan pipinya yg sudah merah seperti kepiting rebus di dalam bantal.
Yara segera mengganti bajunya menjadi pakaian nyaman ala yara lalu menyambar kunci mobilnya diatas nakas karna sekarang dia harus menjernihkan pikiran yg sekarang dilanda malu berat sesampainya di ruang tamu yara masih melihat keluarga fanzie senang bercerita ria disana.
Tapi yara lagi bodo amat dan sekarang lagi ngambek mode on sama keluarga yara alhasil dia jadi dingin dan pergi keluar tanpa pamit tentu saja membuat kedua ortu mereka geleng geleng kepala ngeliat kelakuan putri mereka yg dingin gitu.
Yara sekarang lagi menuju ke apart kiya karna malas di rumah, sesampainya di apart kiya, yara langsung masuk karna memang sudah tau sandinya sesampainya didalam dia melihat kiya sedang menonton tv sambil mulutnya tak berhenti menyomot cemilan yg berada di pelukannya.
"Yara??tumben ada masalah??"tanya kiya
"Males dirumah,ada fanzie sama keluar......."ucapan yara terpotong karna kiya
"Jangan jangan lo dijodihin lagi!!akhirnya teman gue gak jomblo lagi"ucap kiya sambil berdoa
Tak....satu jitakan mendara di kepala kiya dan membuat sang empu mengaduh kesakitan
"Enak aja kalau ngomong dia disuruh ngejagain gue selagi bonyok pergi ke Jerman"ucap yara membuat kiya terdiam
"Tumben biasanya mereka santai aja"balas kiya
"Itu makanya apalagi gue bilang gak mau seatap sama dia dan mereka semua malah ketawa kan kezel jadinya"curhat yara
"Yeu...kalau itu sakah lo"ucap kiya sambil terkekeh melihat teman yg sudah dianggap sebagai adiknya sendiri
"Males disini gue pulang dulu''ucap yara lalu keluar dari apart kiya tanpa persetujuan pemilik membuat kiya hanya menghela nafas pasrah.
Yara melajukan mobilnya menuju toko es krim langganannya saat sampai disana dia melihat seorang anak kecil bukan karna cantik atau menggemaskan melainkan karna kasihan melihat anak itu sendirian dan mereka biasa memanggilnya pengemis.
"Hai dek..."sapa yara ramah tak lupa dengan senyumannya
"Lagi ngapain disini??"lanjut yara dan tak ada respon sadi anak itu
"Kamu mau es krim??"tanya yara lagi dan anak itu hanya mengangguk kecil membuat hati yara berdesir kasihan
"Kalau kakak boleh tau namanya siapa??"tanya yara
"Cika kak"ucap anak itu
"Gimana kakau cika pergi sama kakak"tawar yara tapi anak itu justru menggeleng
"Kenapa??"tanya yara
"Nanti kakak marah"ucapan cika membuat yara syok ayolah di zaman sekarang masih ada kakak yg tega menyuruh adeknya mengemis untuk kepentingannya sendiri dengan cara seperti ini.
"Gak papa biar kakak marahin balik"ucap yara
"CIKA!!!:teriak seorang remaja berjakan ke arah mereka dan membuat cika bersembunyi takut dibelakang tubuh yara
"Maaf ya kak adek aku nyusahin"ucap cewek itu sksd sedangkan yara mencoba menahan amarahnya
"Kakau gitu pulang yok!!"ucap cewek itu dengan penenakan disetiap katanya kemudian menarik tangan cika dan tentu saja yara menepisnya
"Maaf sebelumnya kalau saya ikut campur masalah ini tapi bukankah sebaiknya kamu mengajari adek kamu supaya tidak mencari uang dengan cara seperti ini"ucap yara dengan tatapan tajamnya
"Tau apa kamu tentang keluarga saya,udah pergi sana dari pada mengganggu urusan saya"usir cewek itu
"Mau berapa anda untuk ini??"tanya yara membuat cewek itu menaikkan sebelah alisnya sambil memberikan smirknya
"100 jt mungkin"ucap cewek itu sedangkan cika menahan tangisnya meliha kakaknya menjualnya
"Ok silahkan"ucap yara sambil menyerahkan ceknya dan diterima dengan senang hati oleh cewek itu
Kemudian yara menyerahkan sebuah kontrak yg bertujuan tidak mencari cika lagi karna cika bukan keluarga dari mereka lagi dan dengan cepat cewek itu menanda tangani kontrak itu kemudian melenggang pergi dari sana.
"Maaf ya cika kakak gak bermaksud beli cika tapi kakak gak mau masa kecil cika terganti dengan ini sekarang cika mau ikut kakak ke panti punya keluarga kakak"jelas yara sambil mengusap surai cika lembut dan dijawab dengan anggukan kecil anak itu.
Keinginan yara untuk membeli makanan kesukaannya hilang dan sekarng dia lebih semangat mengantarkan cika ke tempat seharusnya ya walaupun dia tidak bisa bersama yara setidaknya di panti dai akan dirawat dengan layak dan pendidikan yg seharusnya diberikan kepadanya.
