抖阴社区

Empat puluh empat

61 7 4
                                        

44.

"Hacihan bangun!"

Ara melempar bantal ke arah Hacihan yang sudah sore belum bangun juga. Setelah menginap dir rumah Semesta semalam, paginya mereka pulang dan Hacihan malam melanjutkan tidurnya.

Terbangun, Hacihan melihat Ara yang duduk di tepi kasur tengah memandangnya tajam.

"Masih kurang tidur apa gimana? Udah sore gini, lo belum bangun juga," imbuh Ara, yang terdengar seperti mamanya, "jangan marah mau gue tinggal ya."

"Mau ke mana lagi?"

"Mau ketemu Jevon."

Hacihan mengangguk paham, tak luput dari wajah malasnya. "Ya udah, sana."

Hacihan tidak bisa menahan sahabatnya yang sedang kasmaran itu. Mau tidak mau, ia akan sendirian kali ini.

Ara yang sudah berpakaian rapih itu bangkit berdiri kemudian melenggang pergi meninggalkannya.

Se-perginya Ara, terdengar nada dering panggilan masuk ponselnya. Tanpa melihat siapa yang menelponnya, Hacihan langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Halo?" Suara Hacihan masih terdengar serak, khas orang baru bangun tidur.

"Hacihan." Oh, itu suara Semesta.

"Kenapa?"

"Nyokap lo di rumah."

Pernyataan itu membuat mata Hacihan membulat dan terlonjak duduk dari tidurnya. "Apa? Mama di rumah?!"

"Iya."

"Sejak kapan?!"

"Baru sampe. Gue-"

"Sebisa mungkin lo alihin pembicaraan nyokap gue. Gue segera ke sana!"

Mendengarnya langsung membuat Hacihan terlonjak bangun untuk segera mandi kemudian bergegas berkemas.

Ya, mengemasi segala pakaiannya yang sempat dijemur di rumah Ara, entah apa yang akan dihadapinya di rumah Semesta nanti, jika mamanya tahu ia menginap di rumah Ara.

Sebenarnya menginap di rumah Ara adalah hal yang biasa bagi mamanya, hanya saja momennya yang tidak pas karena Hacihan dipesan untuk tinggal di rumah Semesta.

Setelah rapih berpakaian dan mengemasi barangnya, Hacihan langsung membawa koper kecilnya itu ke lantai bawah.

Dilihatnya keadaan rumah yang sepi, sepertinya Ara sudah pergi bersama Jevon sedari tadi. Tidak sempat untuk mengabari Ara, tanpa pengetahuan gadis itu Hacihan langsung memesan taksi online. Mau tidak mau karena ia membawa koper sekarang.

Menunggu beberapa menit di depan pagar rumah Ara, taksi online pesanannya sampai. Menaiki taksi tersebut, Hacihan meminta sang pengemudi agar lebih cepat sampai.

Beberapa menit berlalu, setelah membayar dan mendapatkan kopernya, terlihat pagar rumah Semesta yang terbuka. Mamanya pasti sudah di dalam.

Hacihan langsung menyeret kopernya ke dalam rumah Semesta, dengan wajah paniknya ia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan.

Ia tak melihat keberadaan Semesta. Ke mana laki-laki itu?

Jantung Hacihan masih berdegup kencang, bahkan napasnya masih tidak beraturan akibat terburu-buru dari rumah Ara. Ia tidak tahu apa yang harus dijelaskan pada mamanya.

"Haci-"

"Mama mana?" Hacihan langsung menyambar Semesta ketika laki-laki itu datang dari arah belakang.

Semesta yang terlihat tenang itu tak menjelaskan apa-apa.

"Lo nggak bilang apapun ke nyokap gue kan?" Dengan wajah seriusnya Hacihan memastikan.

The Universe Knock My Door [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang