"Andai bisa memutar waktu, ingin kupergi ke masa lalu, lalu menarik kembali ucapan waktu dulu. Namun semua sudah berubah, dan kini hanya ada dua pilihan. Antara menepati atau mengingkari."
"With You Until Jannah"
🕊🕊
Saat ini, di dalam mobil yang dihentikan di tepi jalan Rafan sudah berkali-kali mengecek ponselnya. Sudah belasan atau bahkan puluhan ia mengirim chat dan panggilan untuk istrinya, namun tak kunjung mendapat balasan. Tapi dirinya tetap tidak akan menyerah untuk mencari keberadaannya.
Tidak terlintas dalam benaknya untuk mencari istrinya ke rumah mertua. Karena ia meyakini satu hal tentang Fisya yang tidak mungkin datang ke sana untuk menceritakan permasalahan rumah tangganya.
Fisya yang dulu sudah berbeda dengan yang sekarang. Ia bukan lagi anak manja yang akan merajuk lalu kemudian menceritakan setiap permasalahan kepada orang tuanya. Fisya tidak mungkin seperti itu Rafan meyakini ini.
My Wife
"Aku baik-baik aja. Kamu nggak usah khawatir. Saat ini aku lagi berada di rumah Mama, aku janji tidak akan menceritakan permasalahan kita sama Mama."
Rafan merasa lega akhirnya Fisya mengirim satu notifikasi chat untuknya. Kemudian ia membalas.
"Aku jemput ya sayang, aku janji akan menyelesaikan masalah ini baik-baik. Aku mau kamu pulang."
My Wife
"Aku nggak mau pulang. Aku nggak mau ketemu kamu, dan aku nggak butuh penjelasan dari masalah ini. Kamu jangan pernah datang untuk menjemput aku. Kalau kamu masih nekat untuk menjemput aku, aku pastikan masalah ini akan menjadi semakin rumit."
Rafan sudah tidak tahan lagi membaca balasan chat dari istrinya. Ia langsung menekan tombol untuk menghubungi nomor istrinya namun hanya terdengar suara operator yang menjawab.
Rupanya sifat keras kepala istrinya masih bersemayam. Fisya selalu tidak main-main dengan ucapannya. Baiklah kali ini Rafan kembali mengalah, ia akan membiarkan istrinya di rumah orang tua. Karena yang terpenting keadaan Fisya baik-baik saja. Ia akan memberi waktu untuk Fisya meredakan emosi supaya Fisya bisa berpikir dengan jernih.
Akhirnya Rafan memutuskan untuk pulang. Setelah 1 jam berlalu kini ia sudah berada di halaman rumahnya. Kedua sopir yang bekerja padanya nampak berlari kecil terpongoh-pongoh menghampiri majikannya.
"Maaf Tuan, sewaktu Non Fisya pergi saya sedang berada di belakang. Jadi nggak sempat untuk mengantarkan."
Pak Asep berbicara sambil menunduk, ia menyesali kelakuannya yang kecolongan. Begitu pun pak Jaya sopir pribadi yang mengantar jemput Rafan turut merasa bersalah karena tidak menyetir untuk mengantar majikannya waktu tadi.
"Nggak pa-pa, Pak. Saya memaklumi," kata Rafan. "Kalau begitu permisi, saya masuk dulu."
Pak Asep dan pak Jaya mengangguk, kemudian Rafan berlalu pergi masuk ke dalam rumah.
Rafan melangkahkan kakinya masuk ke dalam, rumah ini nampak sepi. Tidak ada Fisya, begitu pun Amanda yang tadi berada di rumah ini. Terlihat bi Ijah yang tengah beres-beres. Sepertinya ART itu tidak mengetahui adanya masalah dalam rumah tangga ini.
Cahaya sore hari perlahan berganti gelap. Adzan magrib sudah berkumandang sedari tadi.
"Serius kamu udah izin sama suami kamu, kalau kamu mau menginap di sini?" tanya Anita pada Fisya.
Fisya nampak malas menjawab.
Sudah sedari tadi Anita memberikan pertanyaan yang sama. Sebenarnya bukan karena terlalu malas menjawab, hanya saja jika Anita terus bertanya hal yang sama, semakin Fisya memberikan jawaban yang bohong sebab ia tidak meminta izin pada Rafan terlebih dahulu. Walaupun Rafan tahu Fisya berada di rumah orang tuanya, tapi tetap saja Fisya tadi tidak meminta dan mendapat izin terlebih dahulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
With You Until Jannah √ || End
Romance|Romance-Comedy-Spiritual| ?Awas Baper!!! Tentang kisah. Ketika cinta pasangan halal bertahta kemudian datangnya orang dari masa lalu di waktu yang tidak tepat menjadi sebab hubungan pasangan itu seakan berada di ujung tanduk. Dan inilah kisah tent...