-Sampai jumpa di titik terindah menurut takdir-
15+
CERITANYA MENGURAS EMOSI. HATI-HATI! AKU NGGAK BERCANDA.
Galang dan Naura harus bisa menerima kenyataan pahit jika keduanya dijodohkan. Tradisi kuno ini yang membuat keduanya harus bisa menerima s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seperti apa yang sudah direncanakan kemarin malam. Malam ini keluarga Galang akan menjamu keluarga calon besan dan calon mantu pilihan mereka. Pertemuan ini hanya dilakukan di rumah Galang dan keluarga. Hanya ada makanan sederhana yang sebagian dimasak oleh Mina dan sebagian membeli di restoran.
"Papa harap setelah kamu bertemu dengan calon kamu nanti, kamu bisa menerimanya dengan baik," ujar Yuda menepuk pundak Galang.
Galang hanya bergumam sebagai balasan. Sungguh! Saat ini ia sedang memikirkan kekasihnya. Bagaimana jika nanti Dita tahu kalau Galang akan dijodohkan dengan anak rekan papanya? Hanya satu hal itu yang membuat Galang uring-uringan.
Naura dan kedua orang tuanya telah berada di depan rumah calonnya nanti. Firasat Naura mengatakan malam ini ia dan laki-laki yang sama sekali tidak dikenal akan bertunangan walau tidak tahu kapan akan dilakukan. Naura akan menerima dan mengikuti keputusan dari laki-laki yang dijodohkan dengannya nanti. Apa pun keputusannya.
Deri menekan tombol bel di samping pintu. Tidak perlu menunggu lama kini pintu utama di buka dan mereka disambut oleh sosok pria yang berusia sekitar 45 tahunan seraya menunjukkan senyum bahagia di wajahnya. Naura tahu itu.
"Wah! Selamat datang Deri!"
"Terima kasih, Yud."
"Ya udah. Silahkan masuk sudah ditunggu Galang dan Mina di dalam," ajak pria itu.
Naura sedikit terkejut mendengar nama yang baru saja disebutkan pria tadi. Galang. Seperti pernah mendengarnya dan Naura mengingat-ingat siapa Galang itu. Matanya membesar, tidak mungkin Galang yang akan dijodohkan dengannya adalah Galang yang sempat bertemu dengannya di kampus beberapa hari lalu.
Tidak mungkin!
Kirana yang melihat putrinya masih diam lalu menarik putrinya agar segera masuk ke dalam rumah.
"Jangan gugup. Mama ada di samping kamu." Kirana mengelus tangan Naura.
Naura mengangguk sebagai balasannya. Dirinya masih saja bergelut dengan pikirannya.
"Ayo, silakan duduk." Yuda mempersilahkan keluarga Naura untuk duduk di kursi makan.
Mina menatap Naura tanpa kedip. Ia kagum dengan perempuan pilihan suaminya. Sepertinya gadis ini pilihan yang tepat untuk Galang.