抖阴社区

14. Mengungkap

15.3K 1.4K 95
                                        

"Hujan. Satu hal yang aku suka dari hujan. Suaranya yang merdu layaknya melody indah yang membawa hati tenang. Namun harus siap dengan terbawanya perasaan saat mendengar melody itu."Naura Gabriella

"Kalau lo gak bisa terima Naura, biar Naura buat gue."

Naura dan Galang sama terkejutnya mendengar penuturan dari Daniel. Galang sudah berapi-api sedangkan Daniel hanya menunjukkan wajah datarnya.

Daniel mengalihkan pandangannya kepada Naura yang masih terduduk di atas tanah. Gadis itu basah kuyup karena hujan yang turun lumayan deras.

Daniel berjalan mendekati Naura lalu berjongkok di hadapan Naura. Dari kejauhan sana ada Bram, Detra, Denis dan Haris yang sedang mengawasi ketiga cucu adam itu.

Mereka mengikuti Galang sejak cowok itu meninggalkan kampus dengan wajah yang tidak enak. Dugaan dari Bram benar kalau Galang akan ke rumah Naura. Sebenarnya mereka sempat ingin menghentikan tingkah Galang yang terlalu semena-mena. Namun, biarlah Galang menikmati permainan yang ia buat sendiri. Mereka akan mengawasi jika Galang akan berbuat lebih jauh kepada Naura.

Naura menatap Daniel yang juga sedang menatapnya. Daniel mengulurkan tangannya ke pipi Naura, guna menghapus air mata Naura yang turun karena tersamar air hujan.

Galang yang melihat Daniel seperti itu terhadap Naura merasa tidak suka.

"Gue gak suka air mata lo yang berharga ini terbuang cuma karena laki-laki gak tau diri," ujar Daniel kepada Naura. Sejenak Naura tertegun dengan ucapan Daniel. Sebenarnya apa maksud dari Daniel berlaku baik kepadanya?

Naura memegangi tangan Daniel lalu tersenyum lembut kepada laki-laki di hadapannya. "Iya," ujarnya. 

Galang yang melihat senyum Naura seperti itu kepada Daniel membuat dirinya tidak tenang. Senyumannya yang selalu terukir indah di wajah cantik Naura membuat siapapun menyukainya dan seperti ... candu.

Galang segera mengalihkan wajahnya ketika Naura melirik dirinya.

Daniel membantu Naura untuk berdiri lalu menuntunnya ke teras rumah. Melewati Galang yang sedang bertarung dengan egonya sendiri tepat di bawah guyuran air hujan.

Naura sempat menoleh ke arah Galang yang terus diam di sana. Naura dapat melihat bibir Galang yang mulai pucat, namun dirinya lebih parah karena sudah sangat kedinginan dan lemas.

Daniel memperhatikan Naura yang tampak mencemaskan Galang. "Gak usah dilihat." 

Naura menoleh ke arah Daniel lalu menatap Galang lagi. Ada benarnya, biar saja Galang di sana bertarung dengan ego dan hatinya.

"Gue mau langsung pamit," ujar Daniel kepada Naura setelah mereka sampai di teras rumah.

Naura mengangguk lalu tersenyum lembut.

"Langsung masuk."

"Langsung pulang," ujar Naura.

"Lo masuk dulu."

"Gak mau."

"Gak usah banyak tingkah. Gue bilang masuk ya masuk."

Galang dan Naura ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang