Rosie sudah hampir mati kebosanan menunggu Yogi yang tak kunjung keluar, sepertinya ia sedang dihukum oleh guru BK mereka.
Tadi sih Rosie sempat beli roti, tapi sekarang sudah hampir habis.
Baru saja Rosie ingin memasukkan gigitan terakhir rotinya kedalam mulutnya, tapi rotinya malah diambil oleh seseorang.
Yogi nih pasti itulah yang dipirkan Rosie, tapi baru aja Rosie ingin memaki-maki Yogi, saat mendongak ternyata itu bukan Yogi, Melainkan Jeffery.
"Ayo pulang." Ucapnya.
"gue sama Yog—"
"Yogi udah nebeng Bang Dikta." Potong Jeffery cepat.
Rosie menggeram pelan, ia membuka ponselnya bermaksud menelepon Yogi meminta penjelasan.
Tapi lagi-lagi ponselnya diambil paksa oleh Jeffery, membuat Rosie menoleh. Jeffery memasukan roti milik Rosie kedalam mulutnya dengan wajah datar.
"gak perlu ditelpon, lama." ujarnya santai sembari berjalan meninggalkan Rosie membuat gadis itu mengejarnya, mengingat ponselnya sekarang berada digenggaman Jeffery.
"naik." suruhnya pada Rosie.
"g-gue naik taksi aja."
"perlu gue ancem dulu?" Tanya Jeffery tajam.
Rosie menggeleng lalu naik kemotor Jeffery. Entah mengapa Jeffery sangat berbeda, kali ini Pemuda itu tampak menyeramkan.
"nih Helm, pake sendiri." Jeffery menyerahkan Helmnya kepada Rosie, Lebih tepatnya Helmnya Gion yang dipinjamnya tadi.
Jeffey mulai menjalankan motornya, tapi bukan kerumah Rosie melainkan ke sebuah Mall.
"ngapain ke Mall?!" Seru Rosie tak habis fikir. Ia tidak ingin berlama-lama dengan Jeffery sekarang.
"Mainlah." jawab Jeffery santai.
Rosie jadi bingung, mengapa pemuda didepannya ini sangat amat santai?
Pada akhirnya Rosie hanya bisa pasrah saat Jeffery menggeretnya masuk kedalam Mall. Ah tidak, lebih tepatnya ke Bioskop.
Karena Rosie pecinta Gratisan, Selagi dibayarin Rosie sih oke oke saja.
Tetapi lagi-lagi Rosie menyesal, ternyata Jeffery mengajaknya menonton film Horor, Rosie takut.
Dan dengan tidak berdosanya, pemuda itu malah tertawa disaat Rosie teriak-teriak karena ketakutan.
"Jeff lo nyebelin banget sih!" Omel Rosie pada Jeffery yang asyik tertawa.
Selesai dari bioskop Jeffery mengajak Rosie makan.
Tumben banget, biasanya pemuda ini kalau mengajak Rosie jalan hanya jalan-jalan keliling kota sampai bensin habis, tidak ada acara makan-makan seperti ini.
"kaki lo kenapa?" tanya Jeffery pada akhirnya, ia ingin bertanya sedari tadi pagi namun gengsi.
"keseleo." Jawab Rosie.
"keseleo kenapa?" tanyanya lagi.
Rosie bingung, tidak mungkin ia menjawab terpeleset di tangga, tidak elite sekali.
"Kepleset di tangga." jawab Rosie pada Akhirnya, Gadis itu sudah menutup wajahnya bersiap di caci maki oleh Jeffery.
Rosie mengira Jeffery akan tertawa tapi ternyata tidak. Pemuda itu hanya mengangguk lalu melanjutkan makannya.
Jeffery benar-benar menakutkan hari ini.
Mulut Rosie sudah gatal ingin meminta maaf mengenai kejadian kemarin. Namun, Gengsinya sangatlah tinggi apalagi melihat Jeffery hanya diam saja.
"kenapa gak dimakan? gak suka?" tanya Jeffery yang melihat Rosie hanya diam menatap makananya, padahal biasanya langsung diserang.
"suka kok." Jawab Rosie.
"terus kenapa gak dimakan?"
"g-gue minta maaf ya, soal yang kemarin." ujar Rosie pelan, untuk hari ini gadis itu ingin membuang jauh jauh rasa gengsinya. tapi ingat, hanya berlaki untuk hari ini.
"Santai." Balas Jeffery.
Rose menganga tak habis pikir, sudah hanya seperti itu? Oh god, Rosie jadi menyesal meminta maaf dan membuang gengsinya.
Rosie kira Jeffery akan meminta maaf balik, lagipula itu juga salah mereka berdua. Mengapa hanya Rosie yang meminta maaf?
Kenapa? Kenapa? KENAPA?!
"Gue gak suka ngomong kata maaf, gue ajak lo kesini sebagai permintaan maaf." Jelas Jeffery seakan tahu apa yang dipikirian oleh Rosie.
Rose mengulum bibirnya menahan senyum, ia merasa pipinya sudah sangat memerah sekarang.
"Kenapa lo?"
Pertanyaan Jeffery membuat Rosie Mendengus. Kenapa harus bertanya? Harusnya Jeffery sudah tahu bahwa Rosie sedang salah tingkah.
"Gak papa." Jawab Rosie, tipikal cewek.
Hujan.
Rosie dan Jeffery terjebak hujan, mereka berdua sedang meneduh disebuah warung yang kebetulan tutup.
Beruntung disini tidak ramai dan hanya ada mereka berdua jadi mereka tidak perlu berdesak-desakan.
Sialnya Rosie kedinginan.
Pikiranya tiba-tiba melayang, entah terkena angin apa dirinya malah membayangkan Jeffery yang tiba-tiba memberi jaketnya kepadanya seperti yang ada di sinetron-sinetron.
Tapi itu tidak mungkin, dikarenakan Jeffery tidak memakai Jaket. Pun sepertinya pemuda itu juga sedang kedinginan.
Gagal romantis.
"pulang aja yuk, kayanya hujanya sampe malem." ajak Jeffery.
"lo gila?!" Seru Rosie.
"kenapa? Lo takut sakit?"
Tidak, Rosie tidak takut sakit.
Hanya saja Rosie khawatir, sekarang ini dirinya hanya menggunakan seragam dan warnanya putih, kalau basah bajunya tembus. Rosie tidak mau.
Dan berakhirlah mereka nunggu hujan redah sampai sore hari.
Tapi tidak apa-apa, Rosie senang, setidaknya Jeffery-nya telah kembali seperti sediakala.
Jeffery juga tak kalah senang, pemuda itu daritadi berusaha menyembunyikan senyumnya saat Rosie berbicara kepadanya.
Sepertinya, Hujan juga sedang senang saat melihat dua sejoli yang akhirnya saling mengalahkan gengsi dan saling meminta maaf.
Maap pendek:)

KAMU SEDANG MEMBACA
Failing In Love | Jaerose [End]
Fanfiction"Alasan lo jadiin gue pacar apa?" Rosie tidak tahu apa alasan Jeffery menjadikannya pacarnya. Katanya, Cinta. Tetapi kalimat itu sangat meragukan. Namun kedatangan Jeffery kedalam hidup Rosie nyatanya cukup membuat hari-harinya semakin berwarna. Wal...