抖阴社区

31). siapa yang bodoh??

39 17 0
                                        

Happy reading!! 💚

"nggak bisa Rafi, gue nggak mau nyakitin Siska. Semuanya belum terbukti kan? Lagipula dia juga masih jadi pacar lo!" tolak Anza sangat jauh dari apa yang dipikirkan oleh Adi.

"harus banget ya, belain dia terus? Gue nggak melarang Zazanya Rafi berbuat baik. Tapi seenggaknya sekali ini aja lo turutin apa kata hati lo Za!" Adi merasa bahwa perdebatan ini pasti tak akan ada habisnya. Maka Adi memutuskan hal yang pasti akan langsung menyadarkan Anza.

"kita harus buktiin kalau Sis-"

"sstt, gue cuma kasih lo dua jawaban dari pertanyaan itu. Yes or oke?" Adi membungkam mulut Anza.

"jawaban macam ap-"

"iya atau setuju"

"tap-"

"jawab dulu!"

"Raf-"

"nggak ada negoisasi!"

"Rafi dengerin gue-"

"jawab dulu!"

"o... Oke! Iya, yaudah terserah lo aja! Gue juga capek dipaksa terus." final Anza marah karena ucapannya selalu dipotong oleh Adi.

"oke, hari ini tepat pada tanggal 13 Oktober kita resmi berpacaran. Deal?" senyum Adi nampak lebih manis dari hari-hari biasanya, jelas sekali bahwa kali ini dia sangat gembira. Adi mengulurkan tangan di depan cewek yang saat ini resmi menjadi kekasihnya untuk bersalaman.

Anza masih murung melihat uluran tangan Adi. Sulit baginya untuk mempercayai kalau hari ini adalah kisah dimulainya cinta antara persahabatan yang sudah lama terpisah, tapi karena cowok disampingnya itu terus memaksa membuatnya tak tega menolak.

"hmm" gumamnya mengiyakan.

"senyum dong! Yang ikhlas!" suruh Adi menatap mata biru Anza dengan tatapan menggoda.

"hiii?!" Anza menunjukkan deretan gigi putihnya tepat di depan wajah Adi agar cowok itu puas dan segera membawanya pulang ke rumah. "puas lo!".

"yaudah, iya! Ayo kita pulang-" ucap Adi seakan menggantungkan kata.

"sayang!" lanjutnya masih bersama tatapan menggoda dan mengacak rambut Anza kasar seperti anak kecil.

"apaan sih Rafi!" selalu saja Anza dibuat kesal oleh Adi. Namun di dalam hati Anza, dia merasa sangat bahagia karena Adi miliknya, tidak seutuhnya berubah.

*~*~*~*~

Hari ini sungguh perjalanan yang melelahkan untuk Anza. Sekaligus hari yang begitu memuaskan. Malam ini ayah dan bundanya sedang pergi ke London untuk menjenguk neneknya. Seperti hari biasanya, Anza sedang menatap ribuan bintang yang seakan tersenyum kepadanya. Dia memeluk dirinya sendiri yang masih terbalut jaket hitam kebanggaan Lion's Claws milik Adi (tadi yang diberikan untuknya saat hujan).

"Stars, i'am happy!" kalimat itu dikeluarkan dengan tulus dari hatinya melalui bibir merah khas Anza yang berhias senyuman paling manis dari sebelumnya.

Kejadian saat hujan tadi seakan hanya sebuah mimpi indah yang tak akan pernah terwujud bagi Anza. Tapi tidak, ini nyata! Sebuah kenyataan menggembirakan yang tak akan pernah dilupakannya seumur hidup. Bahkan kenyataan tersebut membuatnya begitu sulit untuk sekedar memejamkan mata.

"non, nyonya tadi menelfon. Kata beliau, nona Anza harus segera tidur! Ini sudah malam." ucap seorang maid di rumah besar Anza membuyarkan lamunannya.

"iya!" singkat Anza segera meninggalkan balkon tempatnya berdiri tadi.

"selamat malam nona, saya permisi!"

Chasing Stars [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang