抖阴社区

-END-

93 10 75
                                        

Note: siapkan hati yang kuat!
Siap baper? Siap jedag jedug? Siap merinding? Siap-siap hatimu tergores! :)

-Allah mengatur pertemuan, hanya untuk menyambut perpisahan. Semua yang datang pasti akan pergi. Maka nikmatilah hari berharga selama masih ada! Jangan sesali keadaan yang berujung luka-
#RisStars

Happy reading ✨💚

Satu tahun berlangsung, rasanya begitu cepat dan membahagiakan. Selama itu, Adi selalu menemani hari-hari Anza dengan penuh kegembiraan. Terlebih saat ini usia kandungannya sudah memasuki bulan terahir. Bahkan mereka tidak pernah absen untuk chek up ke dokter perihal penyakit Anza yang semakin lama kian membaik. Penyakit itu memang sulit untuk sembuh, tapi karena do'a dan usaha dari mereka, Anza mampu melewati semua ini dengan mudah.

"morning sayang! Apa kabar? Sehat selalu ya! Jaga ummah!" ucap Adi bersimpuh dihadapan Anza sambil mengelus perut buncit sang istri.

"abah mau berangkat kerja dulu ya! Ingat, jangan nakal!" dia kembali berbicara dengan perut Anza. Menjadi rutinitasnya setiap pagi, dia bilang harinya tidak akan sempurna tanpa mengelus perut Anza.

"iya abah!" jawab Anza sambil menyunggingkan senyum.

Adi berdiri dari duduknya, memakai jas kerja, kemuadian mengalungkan dasi yang siap diikat oleh istri tercintanya itu. "Za!"

Anza berdeham sebagai jawaban, sambil menyibukkan diri mengikat dasi itu di kemeja suaminya.

"jangan lupa minum vitamin! Istirahat yang cukup! Dan nggak boleh banyak gerak!" pesan Adi yang sudah menjadi makanan pokok Anza setiap pagi.

"iya!" singkat Anza setelah membuat simpul terahir dasi suaminya.

"aku khawatir sama keadaan kamu Za! Jangan remehkan setiap pesan yang aku tinggalkan buat kamu!" nada bicara Adi berubah sendu.

"Rafi! Kamu percaya kan sama aku? Aku kuat, walau dengan semua itupun, aku akan tetap mati-"

"ssstt, janji sama aku! Kita akan melewati semua ini bersama! Kamu nggak akan pernah tinggalkan aku, ya?"

"insyaallah! Tapi jika suatu saat aku pergi, kamu nggak boleh nangis ya!" Anza membelai pipi Adi dengan lembut.

Adi tersenyum simpul, dari perkataan istrinya itu terdapat luka tersendiri yang menyayat relung hatinya. Sungguh, Adi sangat tidak ingin Anza meninggalkannya. Setelah terdiam beberapa saat, Adi pamit berangkat bekerja, tak lupa kembali menekankan pesan-pesan itu pada istrinya.

Oh iya, mereka saat ini hanya tinggal berdua di sebuah rumah yang cukup megah. Fanya dan Tari sempat melarang mereka tinggal sendiri setelah mengetahui kehamilan Anza, tapi ucapan itu sama sekali tak diindahkan keduanya dengan alasan ingin mandiri. Karena Tari juga sudah tidak lagi mengurus butik, dia sering datang ke rumah Anza untuk menjenguk keadaan putri juga cucunya yang masih berada dalam kandungan.

*~*~*~*~

Hari sudah semakin siang, dengan bantuan seorang maid, Anza barusaja selesai menyapu lantai dan membersihkan beberapa meja yang berdebu. "huh!" menghembuskan nafas lega, dia membuka kaitan hijabnya saat berada di kamar.

Srek...

Terdengar bunyi seperti sesuatu dirobek dari arah balkon kamarnya. Anza beranjak untuk mengganti hijabnya dengan khimar karena sempat terkena kotoran tadi. Setelah memakai khimar itu, Anza berjalan perlahan sambil memegang perut buncitnya yang terasa kencang. "astagfirullah!" kagetnya ketika membuka gorden yang menutupi kaca jendela ke arah balkon.

Chasing Stars [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang