Hubungan antara Jack dan Soraya kian merenggang. Namun, yang menarik adalah sikap Jack yang terus saja menempel dan bersikap tidak wajar kepada Soraya.
"Bisa kita membicarakan kejadian malam itu?" tanya Jack saat dirinya dan Soraya sedang berada di meja makan.
"Ini waktunya makan, Tuan. Tidak ada baiknya jika membahas sesuatu yang tidak penting di meja makan seperti ini." Soraya menyuapkan sesendok makanan ke dalam mulut.
"Sudah cukup memanggilku Tuan dan Tuan. Aku ini suamimu, kenapa kau terus-terusan memanggilku begitu!" Jack meninggikan suara yang membuat Soraya bungkam. Jack mengatur kembali emosinya yang tiba-tiba meluap karena panggilan yang sudah bosan dia dengar.
"Aku malam itu tidak datang makan malam denganmu karena Eriska sedang sakit, dia tidak memiliki keluarga sama sekali di sini, aku tahu aku salah. Dia adalah figur publik sorotan semua orang, tapi aku tidak bisa berdiam diri mendengar dia sakit dan demam tinggi. Dia sakit karena tekanan darimu, meskipun aku tidak percaya bahwa kau menekannya, tapi aku ingin memberitahukan bahwa jangan menekan Eriska lagi."
Soraya menegang mendengarnya, Eriska mengatakan bahwa dia yang membuat wanita itu sakit? Menekan? Ingatan Soraya kembali berputar ke hari itu, sorenya dia memang bertemu dengan Eriska, apa percakapan mereka saat itu tergolong menekan Eriska?
"Aku? Menekan? Sore itu sebelum kau pergi melihatnya yang sakit terkena demam. Aku masih bertemu dengannya dan berbincang sebentar mengenai siapa dia sebenarnya dia masih dalam keadaan sehat-sehat saja." Soraya menatap Jack yang terkejut mendengarnya.
"Sehat? Apa kau tidak tahu, dia demam tinggi saat aku sampai di sana, bagaimana bisa kalian bertemu dia dalam keadaan baik-baik saja?" tanya Jack heran.
"Tidak percaya? Dia memang menemuiku dan mengatakan agar aku menjauhimu, jika kau tidak percaya kau bisa melihat CCTV yang ada di sana. Malam saat kau menginap di rumahnya juga dia mengirimkan pesan kepadaku melalui ponselmu, apa itu tidak cukup untuk membuktikan bahwa kekasihmu adalah seorang penipu!" ujar Soraya sambil bangkit.
Jack mematung saat itu juga, penipu? Eriska seorang penipu? Jack mengepalkan jemarinya, dia tidak suka mendengar Soraya mengatakan itu. Dia menghargai Soraya sebagai orang yang menolongnya, tetapi juga tidak rela saat orang lain menghina Eriska tepat seperti di hadapannya.
"Eriska bukan penipu! Kau yang penipu!" teriak Jack penuh emosi.
"Bagus, aku memanglah penipu. Semua orang akan beranggapan bahwa aku adalah penipu, aku peringatkan Tuan Nichole, saat kau tahu seperti apa kekasihmu kau jangan merasa kecewa atau semacamnya. Tidak ada orang yang mencintai rela membiarkan kekasihnya menikahi wanita lain, hanya orang yang memiliki motif tersembunyi yang bisa melakukan itu. Aku sudah kenyang, aku akan istirahat lebih dulu." Soraya meletakkan sendoknya dan berdiri untuk pergi meninggalkan Jack.
Jack terduduk dan memijit kepalanya yang berdenyut, dia tidak menyangka pernikahan yang awalnya hanya sekadar status menjadi begini rumit. Dia tidak tahu apa dia sudah keterlaluan atau bagaimana, hanya saja yang jelas dirinya sudah memiliki plakat sebagai laki-laki tidak tahu diuntung jika seperti ini.
Di lain sisi dia tidak bisa membiarkan Soraya bersikap acuh selama beberapa hari ini dia selalu menempel kepada wanita itu, tetapi yang terjadi malah berakhir seperti ini. Di sisi lain sisi juga dia tidak ingin kehilangan Eriska, wanita yang dia cintai dengan sepenuh hati, dia bahagia bersama dengan Eriska rasa ingin melindungi juga tinggi meski tidak setinggi terhadap Soraya.
"Aku harus bagaimana?" bisik Jack.
***
Di lain tempat Roy tersenyum puas saat melihat CCTV terakhir yang menunjukkan di mana Sonya berada. Telepon terakhir juga mengatakan bahwa Sonya menghilang di tempat dia selidiki pertama.
Dari tempat itu Sonya dibawa oleh mobil tidak dikenal dan berakhir di tempat terpencil itu saat diselidiki. Kemungkinan bahwa Sonya berada di sana memang benar adanya.
Roy menghubungi Jack untuk memeriksa sekalian untuk membawa Soraya juga Aditya agar memastikan Sonya berada di sana apa tidak.
"Jack, mengenai menghilangnya Sonya. Aku sudah mendapatkan titik terang dari tempatnya menghilang pertama kali, bisa kau membawa Soraya juga ke tempat yang aku kirimkan?" ujar Roy sambil memperhatikan mobil yang berada di layar komputernya.
Sebuah mobil mewah yang terlihat tidak asing menurut Roy, dia seperti pernah melihat mobil itu sebelumnya, tetapi dia lupa di mana mobil itu berada.
"Membawa Soraya, ya. Aku akan mencoba berbicara kepadanya besok pagi. Sekarang sudah malam, dia sudah tidur lebih dulu." Suara Jack terdengar parau dan frustrasi.
"Ada apa? Apa kalian masih saja bertengkar? Ceritalah kepadaku." Roy mengembuskan napas berat.
Selama tiga hari ini dia memang merasa ada yang aneh dengan pasangan suami istri tersebut. Jack sudah bercerita bahwa mereka berdua hanya saling membantu satu sama lain, tetapi yang dilihat adalah kasih sayang di mata Soraya juga perhatian Jack yang tidak pada umumnya. Siapa pun tahu bahwa pernikahan mereka dilandasi oleh perasaan masing-masing.
"Kami baru saja bertengkar hebat. Aku akan datang kepadamu lain waktu, aku harus istirahat dan merapikan kekacauan yang ada."
Jack memutus sambungan secara sepihak, tidak ada salahnya jika dia melihat tempat kejadian bersama dengan Aditya lebih dulu. Menunggu mereka berdua juga terlalu lama, terlebih lagi sekarang belum terlalu malam.
Setelah pergi ke rumah Aditya dan lelaki itu bersedia untuk mengikuti Roy, kini tepat jam sembilan malam mereka sampai di tempat tujuan. Gudang terpencil yang sudah tidak digunakan, karena tempat yang begitu terpencil tidak ada orang yang peduli dengan apa yang berada di dalamnya.
Bau busuk begitu menyengat saat mereka sampai di depan pintu. Entah bau hewan apa yang berada di dalam sana, Aditya menghidupkan lampu di ponselnya untuk cahaya penerangan.
"Bersiaplah untuk sesuatu yang tidak ingin kau dengar. Bau ini sangat mengganggu, siapa pun yang berada di dalam pasti tidak akan tahan, jadi, menurutmu apa kekasihmu akan tahan berada di dalam sana selama berhari-hari?" tanya Roy sebelum dirinya membuka pintu secara paksa.
Aditya membulatkan mata, memang benar Sonya tidak akan bertahan berada di dalam sana selama berhari-hari kecuali wanita itu tidak berada di sana atau kemungkinan terburuk bahwa bau menyengat ini adalah bau bangkai dari mayat Sonya?
"Menjauhlah sedikit, aku akan mendobrak pintu." Roy bersiap-siap untuk mendobrak.
Setelah beberapa kali didobrak bersama-sama akhirnya pintu terbuka dan bau bangkai semakin tercium. Aditya mengarahkan lampu untuk menerangi ruangan di sekitarnya, Roy menutup hidungnya saat mereka berjalan semakin mendekat.
Sesuatu yang sudah tidak berbentuk berada di atas lantai, belatung pun sudah berada di mana-mana.
"Tidak mungkin, kan, kalau ini Sonya?" tanya Aditya tidak percaya.
Ponsel Aditya terjatuh saat melihat mayat yang sudah tidak berbentuk dan tak terlihat seperti apa rupanya.
"Aku akan menghubungi polisi untuk melaporkan semua ini. Jangan sentuh mayat atau apa pun, kita harus meninggalkan tempat ini sekarang juga."
Roy mengajak Aditya untuk menjauh dari tempat perkara sebelum lelaki itu menyentuh sesuatu yang tidak diinginkan.
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.
Semoga suka.
Salam sayang.
Author L.17 Desember 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
Balas Dendam (COMPLETED) ?
Romance(Cerita ini sudah ending, jangan lupa follow dan jangan lupa juga dukungannya) Ketika sahabat terbaik mulai merebut suami tercinta dan membunuh anak yang baru berada di dalam kandungan. Siapa pun pasti akan merasakan amarah yang tidak terkira. Begi...