Kun masih membereskan sisa-sisa piring kotor dan sampah-sampah yang berserakan di rooftop. Kali ini dia merayakan tahun baru dengan teman-teman satu grupnya.
"Gue bantuin ya, Ge" Winwin yang memang pergi ke kamar mandi setelah acara selesai. Dan dia berinisiatif untuk membantu Kun.
"Gausah-- lo istirahat aja sama yang lain" Kun masih bisa tersenyum manis sedangkan tubuhnya sudah meronta ingin beristirahat.
"Biar kita cepet tidur"
Akhirnya Kun menerima bantuan Winwin. Dia tidak akan menolak niat baik itu.
Setelah selesai, Kun pergi ke toilet bawah karena dia dengan Lucas dan Juga Dejun dan Dery kebagian kamar tamu bawah. Orang tua Kun tidak ada disini karena memang Kun membeli rumah ini untuk dirinya sendiri.
Kun merasa merinding saat dia mendengar suara gesekkan benda di pintu kamar mandi. Seperti kuku panjang.
Kun yang baru saja memakai sabun pembersih wajah jadi segera membasuhnya. Dia ingin segera pergi ke kamar dan tidur.
"Astaga!" Kejut Kun saat baru keluar dari toilet dan ternyata listrik dirumahnya padam.
Prangg
Suara panci jatuh dari arah dapur membuat Kun terlonjak. Sialnya dia tidak membawa handphone disaku. Jadi dia harus berjalan dengan meraba sekitar.
"Guys, kalian masih ada yang bangun gak?" "Winwin?" "Ten?" "Lucas?" Kun mencoba mencari pertolongan.
"Heih-- udah pada tidur semua" Keluh Kun.
"Dejun?" Kun menoleh cepat saat mendengar suara salah satu pintu kamar bawah terbuka. Matanya memicing mencoba melihat apa yang sudah membuat suara disana. Tapi terlalu gelap untuk melihat ada apa disana.
Blub
Suara air dalam dispenser membuat Kun kembali menoleh. Dia terkejut dan disini benar-benar gelap.
"Happy birthday to you~" Suara nyanyian yang terdengar dari arah lantai dua membuat Kun mendongak. Ternyata mereka hanya mengerjai Kun saja.
"Oh my-- gue kira apaaan" "Ternyata kalian, huh?" Kun merasa terharu melihat cahaya lilin pada kue ulang tahun yang dibawa oleh Lucas.
"Udah jangan nangis" "Tiup nih lilinnya" Sahut Ten yang melihat mata Kun sudah berkaca-kaca.
"Nanti kalo di tiup jadi gelap lagi dong" Celetuk Yangyang.
"Oh iya-- nyalain listriknya gih" Lucas berujar pada Hendery.
"Saklarnya dimana?"
"Lah-- bukannya lo tadi yang matiin?" Sahut Dejun.
"Harusnya-- tapi sebelum gue tanya saklarnya dimana listriknya udah mati duluan"
"Jadi ini mati lampu beneran?" Winwin melihat ke-sekitar.
"Yaudah nyalain flashlight aja" Final Ten. Dejun segera meraih handphone di saku celananya.
Ketujuh laki-laki itu memilih duduk melingkar di ruang makan. Melanjutkan acara tiup lilin untuk Kun yang tertunda.
"Btw kalian niat banget sih bikin gue takut?" Celetuk Kun yang sedang memotong kue.
"Bikin takut gimana?" Tanya Ten yang sedang menikmati krim di kue ulang tahun untuk Kun.
"Itu tadi, suara di pintu toilet, terus ada panci jatuh juga"
"Err-- kita semua tadi di atas" Winwin mulai merinding. Sudah benar dia menolak acara 'mati lampu' yang mereka buat.
"Gue kira lo yang jatuhin karena gelap" Sahut Ten pada Kun dan yang lainnya mengangguki.
"Guys, ini gak lucu" Kun menoleh pada ke-enam temannya bergantian.
Lampu kembali menyala. Winwin merasa bersyukur untuk itu.
"Happy birthday Kun Ge" Seruan dari arah pintu depan membuat ketujuh-nya menoleh.
"Good job guys, Kun Ge beneran takut tadi" Celetuk Lucas pada kedua temannya itu. Ini memang sudah direncanakan.
"Jadi ini ulah Renjun sama Chenle?" Kun merasa lega kalau memang rumahnya ini tidak berhantu.
"Lucas hyung juga" Adu Chenle. Sedangkan Renjun meringis polos.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.