抖阴社区

BASTARD!

By Lithelit

2.7M 96.1K 2.4K

Sequel Sexy Bitch [Re-publish] Cerita ini sudah selesai publish bulan Juni 2021, namun di re-publish. Selesai... More

Pengantar
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60 (End)

Chapter 16

49.6K 1.6K 41
By Lithelit

Lily terbangun dari tidurnya yang sangat nyenyak, ia merasakan tubuhnya sangat lemas. Ia memandangi kamar yang ia tempati, kamar luas dengan desain yang mewah dan elegan.

Ia mengerutkan keningnya, mengapa ia bisa berada di sini?

Lily mendudukkan dirinya dan terperanjat kaget saat melihat dirinya begitu kacau. Ia masih mengenakan bajunya yang sobek dan celana dalam. Ia teringat kejadian semalam, mengingat perlakuan pria brengsek itu.

Air matanya kembali membasahi pipinya, entah mengapa ia merasakan teramat sesak di dadanya. Ia membenci pria itu, namun kini ia diharuskan untuk selalu bertemu dengannya.

Ceklek!

Pintu kamar itu tiba-tiba terbuka, Lily mendongak untuk melihat siapa yang masuk ke dalam kamar tersebut. Lily langsung menutupi tubuhnya dengan selimut saat melihat kedatangan pria yang ia benci.

Pria itu perlahan mendekat ke arahnya, Lily semakin menunduk takut.

"Tak perlu ditutupi, aku sudah melihat setiap inchi dari tubuhmu. Bahkan merasakannya.'' Chris berbisik pada kalimat terakhir tepat di telinga Lily membuat gadis itu merinding.

Setelah itu ia duduk di ranjang menghadap Lily. Sementara Lily membuang pandangannya ke arah lain karena tidak ingin menatap pria itu.

"Aku ingin berbicara padamu." Chris membuka suara.

Lily tak kunjung menatap Chris, ia masih enggan untuk melihat wajah pria itu.

"Tatap mataku saat aku berbicara, Lily." Ucap Chris dengan suara rendah. Lily pun menoleh karena ia tahu betul Chris tidak akan main-main jika sudah seperti itu.

"Good girl." Ucap Chris.

"Pertama, aku telah membelimu. Jadi kau harus memanggilku," Chris menggantung ucapannya seolah menunggu jawaban dari Lily.

"Chris." Jawab Lily.

"Bodoh," dengus Chris.

"Sir." Ucap Chris.

Lily memutar bola matanya mendengar penuturan pria itu.

"Aku tidak mengizinkanmu untuk memasang wajah angkuh seperti itu." Ucap Chris.

"Sorry," ucap Lily.

"Selanjutnya, aku akan ke kamarmu seminggu dua kali."

Lily mengerutkan keningnya merasa bingung dengan penuturan Chris.

"Untuk?" tanya Lily.

"Melayaniku, jalang."

Lily menahan napasnya, ia masih belum terbiasa dengan mulut Chris yang pedas itu. Jalang katanya?

"Dan ini kamarmu, jangan pernah memasuki kamarku jika tidak ku minta."

"Sisanya, itu terserah kepadamu. Kau bebas pergi kemana pun kau mau. Aku akan mencukupi semua kebutuhan dan keinginanmu."

"Apakah aku akan diikuti oleh bodyguard?"

"Aku tidak memikirkan itu, tetapi jika kau ingin akanku turuti."

"Tidak-tidak! Aku tidak ingin."

Chris mengangguk, ia beranjak dari ranjang dan membungkuk mendekat telinga Lily.

"Tetapi jangan pernah mencoba untuk lari dariku." Bisik Chris tajam, setelah itu ia meninggalkan Lily.

Lily merasa sedikit lega sekarang. Ia pikir pria itu akan menyetubuhinya terus-menerus, tetapi hanya seminggu dua kali, tidak begitu buruk bukan? Lily juga merasa senang pria itu membebaskannya dan tidak mengurungnya. Setidaknya, ia tidak perlu melayani pria yang berbeda setiap malamnya. Ia juga bebas melakukan apapun yang ia suka. Oh tidak, apakah Lily sudah menerima dirinya sebagai jalang?

Persetan dengan itu, yang pasti saat ini ia merasa lebih baik.

Hanya satu bagian yang buruk dari kejadian ini. Ya benar, pria itu. Mungkin dua malam dalam seminggunya akan selalu buruk karena dirinya harus memuaskan nafsu pria bejat itu.

Lily beranjak dari ranjangnya dan menuju kamar mandi. Ia memutuskan untuk berendam air hangat. Ia terkagum dengan interior kamar yang ia tempati ini, bahkan kamar mandinya saja sangat mewah. Sangat berbanding terbalik dengan tempat tinggalnya dulu.

Lily menghela napas saat mengingat kejadian-kejadian dahulu yang menimpanya. Ia berharap untuk tidak dipertemukan kembali dengan ibu dan kakak tirinya yang keji itu. Tidak, Lily tidak benci kepada mereka. Ia hanya trauma dan merasa takut, siapa yang tahu jika mereka akan melakukan hal yang lebih jahat kepada Lily? Buktinya mereka sampai berani menjual Lily.

Sejujurnya ia sangat rindu kepada ayahnya, namun apa boleh buat? Ayahnya sudah terlanjur membencinya. Lily tersenyum miris.

***

Sementara itu Chris tengah berada di ruang kerjanya. Ia sibuk merutuki dirinya sendiri. Oh tidak, lebih tepatnya merutuki miliknya itu. Bagaimana Chris tidak geram, masih sepagi ini tetapi miliknya sudah sibuk berdiri sendiri. Ingin tahu karena apa?

Ya, tentu saja karena gadis itu. Melihat Lily yang baru terbangun dari tidurnya membuat milik Chris ikut terbangun. Entah mengapa wajah polos milik gadis itu begitu menggoda Chris, tidak peduli bagaimana gadis itu menatapnya. Tatapan yang selalu dipenuhi oleh kebencian sekaligus rasa takut, Chris tahu itu.

"Shit! Bersabarlah sedikit!" geram Chris menatap tubuh bagian bawahnya.

"Nanti malam akanku turuti keinginanmu, jadi jangan menunjukkan diri sekarang Chris junior." Gumam Chris.

Ia tidak mengerti mengapa miliknya menjadi begitu sensitif saat berdekatan dengan Lily.

Chris kembali menatap laptopnya dengan serius. Kini tanggung jawabnya sangat besar, sebentar lagi ia akan mengurus perusahaan milik ayahnya itu seorang diri.

Ayahnya memutuskan untuk menyerahkan kepadanya dengan alasan ingin memiliki waktu yang banyak dengan ibunya. Toh, menganggur pun tidak membuat harta ayahnya itu berkurang. Ibunya selalu bercerita jika ayahnya itu seorang workaholic, namun kini Chris mengetahui alasan dari semua itu.

Ayahnya bekerja tak kenal waktu untuk menimbun harta sebanyak-banyaknya tentunya, agar ia dapat hidup senang dengan keluarganya di masa tua. Ia sangat bangga dengan pria tua namun tetap tampan itu.

Dan kini, Chris pun meneladani ayahnya. Ia selalu sibuk bekerja untuk lebih memajukan perusahaan ayahnya. Meskipun dikenal sebagai pemain wanita, namun kariernya tidak dapat diragukan lagi. Tidak heran jika ia selalu menjadi sorotan publik dimana pun ia berada.

***

Drrt... Drrt...

Lily tengah selesai membersihkan diri, ia menoleh ke arah ponselnya yang bergetar di atas nakas.

Message

From: Lukes Tampan

Ingin keluar? Okay, aku akan menjemputmu.
pukul 7 malam. See u!

Lily terkekeh pelan saat melihat nama si pengirim pesan tersebut, ya ia lupa mengganti nama itu. Pipinya bersemu merah saat melihat isi pesan tersebut.

Bahkan Lily belum menjawab ya atau tidak, namun Lukes langsung saja ingin menjemputnya.

Namun, seketika ekspresinya berubah. Lukes belum tahu jika Lily tinggal di mansion milik Chris. Bagaimana cara untuk memberitahunya? Tidak, ini bukan saat yang tepat untuk memberitahu Lukes.

Jalan satu-satunya ia harus menunggu di apartemennya yang dulu

***

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Lily terus menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari keberadaan Lukes.

Ya, ia sedang menunggu Lukes di depan apartemennya yang dulu.

Tidak lama datanglah pria yang ia tunggu. Lily tersenyum saat Lukes berjalan menghampirinya. Lukes meraih telapak tangan Lily dan menggenggamnya hangat, mereka menuju mobil milik Lukes.

"Kita ingin kemana lukes?"

"Ke tempat yang indah," ucap Lukes sambil tersenyum.

Mereka menuju tempat tersebut dipenuhi dengan perbincangan. Suasana ini sangat berbeda dengan suasana saat ia dengan Chris. Saat dengan Chris terasa sangat mencekam bagi Lily.

***

Chris masih setia di meja kerjanya. Ia meregangkan otot-ototnya yang terasa pegal. Chris menoleh ke jam yang melingkar di tangannya, menunjukkan pukul 10. Ia meraih ponselnya saat terdengar dering masuk.

"Ya?"

"Kau tidak kemari?" tanya Jackson di seberang sana.

"No"

"Kau yakin? Banyak sekali wanita cantik dan seksi di sini," ucap Jackson.

"Nikmatilah." Chris menutup panggilan tersebut.

"Saatnya kau beraksi," gumam Chris mengelus miliknya.

Ia beranjak dari ruang kerjanya menuju kamar Lily. Ia membuka pintu kamar tersebut tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Chris mengerutkan keningnya karena tidak menemukan siapa pun di sana. Chris memutuskan untuk bertanya ke salah satu maid. Ia menuruni anak tangga menuju lantai bawah.

"Kau lihat gadis itu?"

"Tadi nona pergi tuan, sekitar jam 7."

Chris mengangguk dan mengisyaratkan agar maid itu pergi. Lagi, ia kembali mengerutkan keningnya.

Dimana gadis itu? Ia memutuskan untuk menunggu di kamar gadis itu.

***

Satu jam berlalu, namun Lily tak kunjung datang. Apakah gadis itu melarikan diri? Sebegitu bencikah ia dengan Chris? Bahkan baru satu hari ia tinggal di sini.

Chris menggelengkan kepalanya, mengapa ia sibuk memusingkan gadis itu?

Suara pintu terbuka menyadarkan Chris dari lamunannya. Ia menoleh dan menatap tajam sosok yang sedari tadi ia tunggu.

"Tidak melarikan diri rupanya." Ucap Chris dengan nada rendah.

Sedangkan gadis itu hanya diam tidak berkutik di tempat. Ia tampak terkejut dengan keberadaan Chris.






Update!
Maaf kalo ada typo😉

Continue Reading

You'll Also Like

115K 402 7
[COMPLETE VERSI PDF] WARNING! MATURE CONTENT (21+) ROMANCE - ADULT - DRAMA 鈥⑩verything he want, he got it. Including u,鈥⑩ TOLONG, SUDAH DIPERINGATKA...
1.7M 107K 89
[Follow dulu untuk kenyamanan bersama馃檹] Ditarik sebagian demi kepentingan penerbitan. CERITA LEBIH BANYAK NYESEK DIBANDING BAHAGIANYA. 鈿ALLANCE BO...
468K 3.5K 49
鈥硷笍馃敒馃敒鉂 Cellyne Adellina, seorang gadis berusia 19 tahun, hidup dengan beban yang terlalu berat untuk usianya. Kedua orang tuanya menghilang tanpa ka...
488K 40.6K 46
[Sequel Bastard!] Limerence (n.) the state of being infatuated or obsessed with another person. Ellard Theodore Allister, pria tampan yang siap mengu...