Jangan tanyakan bagaimana perasaan Jungkook saat ini. Sesaat setelah Soojin menutup panggilannya, pikiran Jungkook sudah dipenuhi hal-hal negatif.
Apa yang terjadi dengan Jiyeon?
Apa dia baik-baik saja?
Kemana Soojin akan membawa kakaknya?
Dan yang pertanyaan yang paling menghantui pikiran Jungkook adalah, apa Jiyeon seperti ini karena dirinya (lagi)?
Jungkook mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Menyalip mobil sana sini, mendahului mobil yang berukuran lebih besar dari mobilnya. Seandainya Jimin ikut, sudah dipastikan ia akan muntah di dalam mobil.
Jungkook berinisiatif untuk pergi ke Rumah Sakit terdekat dari rumah Jiyeon. Berharap Soojin memang membawanya ke sana.
Dua puluh menit waktu yang ia tempuh untuk sampai di Rumah Sakit.
'Semoga Soojin benar ke sini,' harap Jungkook dalam hati.
Dari parkiran dia berlari kecil untuk mempercepat langkahnya. Sungguh, Jungkook tak ingin membuang waktu sedetik pun.
Dengan napas yang terengah-engah, serta raut wajah Jungkook yang terlihat panik, dia segera ke meja receptionist untuk menanyakan pasien yang bernama Kim Jiyeon.
Pesona seorang Jeon Jungkook memang tak bisa diabaikan begitu saja. Buktinya, beberapa suster yang sedang lalu-lalang, sempat terdiam sebentar hanya untuk memandangi wajah tampan itu.
"Permisi, apa ada pasien baru bernama Kim Jiyeon? Wanita. Usianya dua puluh empat tahun. Sepertinya.. dia diantar seorang pemuda tadi. Apa dia ada di sini??" tanya Jungkook tak sabar.
"S-se-sebentar. Saya cek dulu, Tuan." Dua orang wanita yang bertugas di balik meja receptionist sedikit salah tingkah karena pria di hadapan mereka.
"Ada, Tuan. Nona Kim Jiyeon baru saja masuk ke kamar nomor 246. Mari saya antar.." kata suster tersebut.
"Tidak perlu. Cukup beri tau saja posisi kamarnya dimana."
"Ah, baik. Dari sini, lurus saja, lalu belok ke kanan, setelah melewati lift belok ke kiri. Kamarnya ada di sebelah kanan," jelas suster.
"Kamsahamnida." Jungkook membungkuk sekilas dan langsung berjalan cepat menyusuri jalan sesuai arahan suster tadi.
Syukurlah, ternyata feeling Jungkook benar. Soojin memang membawa kakaknya ke sini. Jungkook sedikit lega karena bisa segera menemui Jiyeon.
"Jungkook hyung?? Bagaimana kau bisa tau aku di sini?" Soojin menyambut kedatangan Jungkook dengan ekspresi bingung.
"Aku hanya mengira-ngira saja. Ternyata benar kau membawanya ke sini. Bagaimana keadaan Jiyeon?? Apa yang terjadi?"
"Entahlah hyung.. tadi pagi saat kami ingin sarapan, aku melihat nuna sudah tergeletak pingsan di dapur. Aku langsung bawa dia ke sini naik taxi," Soojin menyandarkan tubuhnya di kursi. Disusul Jungkook yang ikut duduk di samping Soojin.
"Dia sedang diperiksa Dokter?" tanya Jungkook. Dibalas anggukan lemah dari Soojin.
"Gomawo Soojin-ah.." Jungkook menepuk pelan bahu Soojin.
"Untuk apa?"
"Karena sudah membawa wanitaku ke Rumah Sakit."
"Yaa hyung.. dia itu kakakku. Tidak mungkin aku membiarkan nuna begitu saja," bibir Soojin perlahan mengerucut. Tingkah lucunya mengundang tawa kecil Jungkook.
Di sela-sela obrolan mereka, Dokter yang menangani Jiyeon keluar dari ruangan.
"Apa kalian dari keluarga pasien?" tanya Dokter laki-laki yang terlihat berusia sekitar empat puluh tahun. Mereka berdua otomatis berdiri menghampiri Dokter.
Soojin mengangguk, "Aku adiknya, Dok. Bagaimana keadaan kakakku?"
"Dia baik-baik saja. Pasien hanya kurang istirahat. Dan.. sepertinya pola makannya tidak teratur. Apa benar begitu?" tanya Dokter memastikan.
"Aah.. sepertinya.. iya, Dok. Nuna akhir-akhir ini sering lembur bekerja sampai malam." Soojin melirik Jungkook dengan tatapan sindiran.
Tentu saja. Jungkook sendiri tak bisa mengelak. Dia sadar kalau akhir-akhir ini dia memang berlaku 'kejam' pada Jiyeon. Dia tidak menyangka kalau Jiyeon akan pingsan lagi seperti malam itu.
"Apa kami boleh melihat keadaanya, Dok?" tanya Jungkook.
"Tentu. Tapi jangan terlalu banyak diajak bicara dulu. Biarkan dia istirahat."
"Baik, Dok. Kamsahamnida." Soojin dan Jungkook membungkukkan badan sekilas. Begitu pun si Dokter.
~♡~
Jiyeon akhirnya membuka mata setelah dua orang pria setia menunggunya selama lima belas menit yang lalu. Kedua manik indah Jiyeon melihat langit-langit dan dinding berwarna serba putih.
"Nuna?? Kau sudah sadar?" Suara yang tak asing mengejutkan Jiyeon.
"Aku di Rumah Sakit?" lirih Jiyeon lemah.
"Hm. Bagaimana keadaanmu?" tanya Jungkook pura-pura tidak khawatir.
"Kau?? Kau juga di sini??" Jiyeon ingin bangun dari posisi berbaringnya, tapi telunjuk Jungkook mendorong keningnya supaya dia kembali tiduran.
"Kau masih harus istirahat. Jangan banyak bergerak!" omel Jungkook.
"Kenapa kau di sini? Kembalilah ke kantor."
"Apa kau punya sopan santun? Aku ini bosmu. Kau lupa?"
Tok tok tok
Ketukan pintu dari luar membuat mereka menjeda kegiatan masing-masing. Semua mata tertuju ke pintu tersebut. Jungkook menebak itu adalah suster yang mengantar obat untuk Jiyeon. Tapi ternyata...
'Kim Taehyung..?' resah Jiyeon dalam hati.
"Mau apa kau ke sini?" sinis Jungkook.
Taehyung berjalan mendekati Jiyeon tanpa membalas perkataan Jungkook. Bahkan Soojin memundurkan langkahnya demi memberi ruang untuk Taehyung berdiri di samping Jiyeon.
"Kau baik-baik saja?" tanya Taehyung dengan suara khasnya.
"Bagaimana kau tau aku di sini?"
Taehyung tersenyum, "Aku juga tau malam itu kau juga pingsan. Pasti karena si bodoh ini, kan?" Mata elangnya melirik Jungkook.
Jungkook diam-diam mengepalkan tangannya. Kalau saja dia tidak ingat ini Rumah Sakit, mungkin tangan kekar itu sudah menghantam wajah Taehyung.
'Apa selama ini dia terus membuntuti Jiyeon? Tapi untuk apa?? Apa dia serius ingin mendapatkan Jiyeon kembali?' batin Jungkook semakin tidak tenang.
Tentu saja dia jadi merasa terancam, kalau sampai Jiyeon kembali nyaman dengan perlakuan Taehyung yang sangat perhatian seperti ini, bukan hal yang tidak mungkin kalau mereka akan kembali bersama.
Sedangkan Jungkook?
Bukannya memberi kesan yang baik dan tulus untuk wanita pujaannya, justru dialah yang membuat Jiyeon masuk Rumah Sakit.
"Sudahlah. Kau lebih baik pergi. Jiyeon butuh istirahat." Jungkook terang-terangan mengusir Taehyung.
"Kau sendiri? Tidak pergi?" balas Taehyung tersenyum miring.
"Aku akan menjaga dia di sini."
Jiyeon menoleh terkejut, "mwo?? Yaa Jungkook-"
"Ssshh..!" potongnya.
"Kali ini kau kumaafkan Jungkook-ssi," ucapan Taehyung semakin memancing emosi Jungkook, "tapi kalau sampai terjadi sesuatu lagi pada Jiyeon, kupastikan kau tidak akan bisa mendekatinya lagi."
"Taehyung-ssi, cukup! Kau pikir kau siapa?!" geram Jiyeon dengan tenaga yang belum sepenuhnya pulih.
"Ssshh.. tahan emosimu cantik. Kau harus banyak istirahat. Hm?" Senyum manisnya sungguh mematikan. "Aku akan pergi. Jaga dirimu."
Taehyung akhirnya pergi setelah sebelumnya memberi tatapan tajam ke Jungkook. Mereka berdua tidak ada yang mau mengalah. Bahkan Jungkook semakin bertekad akan memperlakukan Jiyeon lebih baik lagi. Tidak ingin memberi celah sedikit pun untuk Taehyung.
"Soojin-ah, boleh aku bicara berdua dengan Jiyeon?"
"Silakan, hyung. Kalau begitu aku keluar dulu."
Setelah Soojin benar-benar sudah menutup pintu, Jungkook baru memulai pembicaraan.
"Jiyeon-ah.." lirihnya.
Gadis itu tidak menjawab. Hanya menatap Jungkook datar.
"Mianhae.. aku sudah membuatmu sakit," Jungkook meraih tangan Jiyeon yang terpasang jarum infus, "maaf karena sudah memperlakukanmu dengan tidak baik. Aku janji-"
"Aku tidak butuh janji. Cukup buktikan," Jiyeon dengan berani menatap mata bulat nan indah milik Jeon Jungkook, "aku sudah tidak percaya dengan janji. Dulu Taehyung juga berjanji akan setia padaku. Tapi apa? Dia malah memilih wanita lain."
Jungkook menarik napas berat. Dia mengangguk pelan. Lalu tersenyum lembut. Jiyeon sepertinya akan pingsan lagi karena tidak sanggup melihat pemandangan indah di depan mata.
"Aku akan buktikan padamu, kalau aku tidak pernah main-main dengan perasaanku," tegas Jungkook.
"Aku pernah hancur karena sebuah kepercayaan. Jangan buat aku mengalami hal yang sama untuk kedua kalinya."
"Aku tidak akan sia-siakan kepercayaanmu," ucap Jungkook tulus. Tatapan mata itu terasa begitu hangat.
Jungkook tidak akan membiarkan pria bernama Kim Taehyung itu mengambil wanita yang sangat ia cintai.
Jiyeon miliknya. Tidak ada lagi kesempatan untuk Taehyung. Tidak akan ada.
To be continue ♡
Yuk yuk vote-nya jangan lupa yeorobun.. ❤
Ditunggu komennya 🙄
Masih banyak banget yang belum follow aku ih 😭