Mettled {Jaeyong}

By Key_Rand

1.8M 188K 52.4K

[BxB] [Yaoi] [Gay] [Mature] [Mpreg] "You, your heart, your body, your body are all only mine, it's all mine n... More

Cast + Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 35

Part 34

41.2K 3K 964
By Key_Rand

Jaehyun dan seluruh karyawan yang berada di ruang meeting saling membungkuk, mereka baru saja menyelesaikan meeting pertama untuk perpindahan karyawan dari Korea ke Jepang. Masih ada dua hingga tiga pertemuan lagi sebelum mereka pergi dan kembali ke Jepang. 


"Terimakasih untuk hari ini, kalian bisa keluar dari sini terlebih dahulu." Ucap Jaehyun dengan sopan. 


Karyawan yang berada di san pun kembali membungkuk sebelum pergi meninggalkan ruangan meeting satu persatu. Saat ini hanya tersisa Jaehyun, Eunbi dan tiga karyawan dari perusahaan Jepang yang tadi menghampiri Jaehyun. 


Eunbi memberikan berkas hasil meeting mereka tadi pada Jaehyun dan langsung di terima oleh atasannya itu. Lelaki Jung itu melihat beberapa poin yang sudah mendapat persetujuan semua pihak. 


Setelahnya ia mendongka dan menatap salah satu karyawan yang bernama Nayaka asal Jepang itu. "Mungkin kita bisa melanjutkan meeting kita selanjutnya dua atau tiga hari lagi, bagaimana?" 


Nayaka, lelaki itu mengangguk sopan, "tentu saja Tuan Jung, kami akan mengabari anda kembali jika persiapan project selanjutnya selesai." 


Mereka mengobrol sebentar beberapa hal penting sebelum akhirnya para pegawai dari Jepang itu meminta izin untuk pulang. Jaehyun mengangguk dengan sopan, "terimakasih, kita bertemu dua hari lagi." 


Mereka saling membungkuk sebelum akhirnya Jaehyun kembali duduk di kursinya. Yakuri, wanita yang sejak dari ruangan Jaehyun memandangi lelaki Jung itu bertanya pada Jaehyun. "Apakah anda mau makan malam bersama kami Tuan Jung?" Tawarnya. 



Jaehyun menaikkan sebelah alisnya dengan bingung, ya sebenarnya bisa saja namun ia akan pergi ke rumah orangtuanya hari ini bersama Taeyong. "Terimakasih untuk tawarannya, namun saya sudah memiliki janji lain malam ini." Tolak Jaehyun dengan sopan. 


Yakuri mengangguk, namun ia belum mau menyerah untuk mengajak Jaehyun makan malam. "Atau mungkin kita bisa makan malam bersama ketika semua meeting dan penentuan project selesai?" 



Lelaki Jung itu kembali berpikir sejenak sebelum menjawab, "itu menarik, nanti aku akan pikirkan kembali." 



Setelahnya ketiga karyawan itu pun keluar dari ruangan Jaehyun. Kini tersisa Jaehyun dan Eunbi saja di ruangan tersebut, "Eunbi jika sudah dirangkup kau bisa menaruhnya di meja kerjaku ya." Ucap Jaehyun.


Wanita cantik itu mengangguk, "apakah anda sudah akan pulang Tuan Jung?" Tanya Eunbi. 



Jaehyun mengangguk, "iya, kau bisa pulang jika semuanya sudah selesai." Lanjutnya, "oh iya jika Taeyong ada di ruanganku tolong suruh ia ke sini." 



Eunbi pun mengangguk lalu membungkuk dengan sopan sebelum pergi keluar dari ruangan meeting tersebut. Jaehyun melepaskan jas yang ia pakai dan ia lampirkan pada kepala kursi yang ia sandarkan. 



Ia kembali mengecek berkas yang berisi poin-poin meeting yang baru saja selesai, ada beberapa hal yang harus ia kerjakan secepatnya agar semuanya cepat selesai. Mungkin besok atau lusa ia akan lembur? Namun masih tidak tau.



Pintu ruangan meeting kembali terbuka, Jaehyun menoleh dan ia tersenyum ketika melihat Taeyong yang masuk ke dalam ruangan. "Hai sayang." Sapa Jaehyun, ia menegakkan duduknya dan tersenyum manis ke arah sang kekasih. 



Taeyong balas tersenyum, "sudah selesai? Aku baru saja akan masuk ke ruanganmu, namun sekretaris Kwon langsung memintaku untuk menemuimu disini." Ucapnya. 


Lelaki Jung itu menarik Taeyong pelan sampai pantat lelaki cantik itu menduduki pahanya, "iya, aku malas kembali ke ruangan lagi. Lagipula basement lebih dekat dari sini daripada ruanganku." Ia memberikan ciuman pada pipi Taeyong. 



Saat Taeyong mencoba untuk menghindar dari ciuman kekasihnya itu, tangan Jaehyun malah menarik pelan rahangnya membuat kini bibir tipisnya bertemu dengan bibir tebal Jaehyun. 



Ciuman itu terkesan sangat lembut dan ringan, tangan Taeyong beralih ke arah rahang dan pipi Jaehyun sebelum menariknya untuk memperdalam ciuman mereka. Keduanya menikmati ciuman mereka yang lembut itu. 



Saat keduanya sedang asik berciuman, tiba-tiba saja pintu ruangan meeting terbuka membuat Taeyong dengan spontan melepas ciuman mereka. Jaehyun berdecak pelan sebelum menoleh dan melihat siapa yang memasuki ruangan, ternyata itu adalah Yakuri. 



Melihat apa yang baru saja terjadi Yakuri membungkuk untuk meminta maaf. "Tuan Jung maafkan aku, aku pikir tidak ada orang lagi di dalam." Sesalnya. 



Menghela napas pelan, Jaehyun pun bertanya. "Ada apa lagi kau kesini?" Tanyanya. 



"Berkas saya tertinggal di meja Tuan." Dengan sopan ia menunjuk meja di ujung yang terdapat berkas miliknya. 



Lelaki Jung itu akhirnya menyuruh wanita Jepang itu untuk mengambil berkasnya dan cepat keluar. Yakuri langsung saja berjalan ke arah meja tersebut, sesekali ia melirik seseorang yang sedang berada di atas pangkuan bosnya itu. 



Ia sedang berpikir, apakah lelaki yang bersama bos tampannya itu adalah kekasihnya? Kemungkinan besar iya karena mereka baru saja berciuman, namun sedikit tidak mungkin lelaki setampan Jung Jaehyun memiliki kekasih seorang lelaki bukan? Pikirnya. 



Setelah mengambil berkas miliknya, Yakuri kembali membungkuk dan pamit keluar dari ruangan. Jaehyun hanya berdehem untuk membalasny, ia masih sedikit kesal karena wanita itu mengganggu aktifitasnya bersama Taeyong. 



Setelah pintu ruangan meeting tertutup Jaehyun menghela napas pelan lalu mencium singkat bibir Taeyong. "Mengganggu saja." 



Mendengar itu membuat Taeyong tertawa, "kita bisa melakukannya kapan saja Jung Jaehyun, jangan seperti anak kecil." Goda Taeyong. 


"Tetap saja mengganggu." 



Lelaki bermarga Lee itu terkekeh pelan, ia mengelus pipi Jaehyun yang tembam itu, "sstt, kita jadi ke rumah orangtuamu?" 


"Tentu saja, kita makan malam disana lalu kembali ke rumahku ya?" 



Sebelah alis Taeyong terangkat, "apakah kau tidak membiarkanku tidur di apartemenku?" Tanyanya dengan kekehan. 



Jaehyun terkekeh lalu menggesekkan hidungnya pada hidung Taeyong, "tidak." 


"Kenapa seperti itu?" 



"Boleh saja sih, tapi bersamaku." Lanjutnya lalu memberi kecupan ringan pada hidung lelaki manis itu. 


Dengan perlahan Taeyong mendorong bahu Jaehyun agar keduanya bisa bertatapan, "kita belum menikah jika kau tidak lupa?" 


"Aku tau sayang, tapi tetap saja aku ingin terus bersamamu." Balas Jaehyun, tangannya memeluk pinggul Taeyong semakin erat. 


Mata Taeyong beralih ke arah lain, "bilang saja kau hanya ingin menyusu Tuan Jung yang terhormat." 

Mendengar itu membuat Jaehyun tertawa ringan, ia menciumi pipi kekasih cantiknya itu. "Itu kau tau baby hahaha." 



"Terserah, ayo pergi sekarang." Pintanya. 


Taeyong pun bangkit dari atas paha Jaehyun, ia merapikan sedikit pakaiannya, memastikan tidak ada yang lusuh karena ini pertama kalinya ia akan bertemu kedua orangtua kekasihnya itu. 


Jaehyun meraih ponselnya yang berada di atas meja dan menaruhnya pada saku jasnya, ia berjalan mendekati Taeyong dan merangkul pinggang kekasih cantiknya itu. "Ayo." ajaknya. 



Mereka pun keluar dari ruangan meeting dengan Jaehyun yang merengkuh pinggang Taeyong, suasana kantor sudah sedikit sepi karena sudah waktunya pulang kantor. Keduanya berjalan ke arah basement, memasuki mobil dan keluar dari area kantor. 



~~



Mobil Jaehyun berhenti di perkarangan rumah orangtuanya, sudah lama ia tidak mengunjungi rumah kedua orangtuanya ini, biasnya ia akan pergi ke kantor ayahnya untuk bertemu mereka. Namun karena ia ingin memperkenalkan Taeyong pada mereka, mau tidak mau Jaehyun harus membawa Taeyong kesana. 



"Jaehyun aku gugup." Ucap Taeyong dengan suara pelan. 



Jaehyun membuka seatbeltnya lalu memiringkan duduknya mengarah Taeyong, tangannya terulur untuk mengelus rambut hitam legam kekasihnya itu. "Aku disini bersamamu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan sayang." Balasnya untuk menenangkan si cantik. 



Taeyong memejamkan mata sekilas lalu menghela napas dalam, ia membuka matanya dan melihat Jaehyun tersenyum tenang di depannya. "Oke." Ia pun membalas senyum Jaehyun. 



Dengan begitu Jaehyun membantu Taeyong untuk melepaskan seatbeltnya lalu mereka berdua keluar dari mobil. Keduanya masuk ke dalam rumah Tuan besar Jung atau orangtua Jaehyun, beberapa pelayan yang meliat Tuan mudanya pun membungkuk sopan dan memberitahu Jaehyun jika ayah dan ibunya sudah menunggu di ruang keluarga. 



Jaehyun menggandeng tangan Taeyong dengan sedikit erat, ia membawa kekasihnya itu ke ruang keluarga di lantai dua. Sampai disana ia melihat Yunho dan Jaejoong yang sedang menikmati waktu sore dengan secangkir kopi dan menonton televisi. 


"Selamat sore." Sapa Jaehyun. 



Kedua orang yang sedang bersantai itu menoleh cepat dan tersenyum melihat anak semata wayang mereka datang. "Hai Jaehyun, sudah lama kau tidak kesini, kemari nak." Ajak Jaejoong pada anaknya. 


Taeyong yang sangat gugup hanya mengikuti langkah Jaehyun saja, ia membungkuk pada kedua orangtua kekasihnya itu. "Selamat sore Tuan dan nyonya Jung." Ia menyapa keduanya dengan sopan. 



"Apakah kau Lee Taeyong?" Tanya Jaejoong dengan ramah. 



Yang ditanya mengangguk pelan, ia masih sangat sangat gugup. "Iya nyonya Jung." 



Yunho menyenggol lengan Jaejoong dan berkata. "Lihat wajahnya, ia mirip sepertimu." Unjuknya. 



Jaejoong pun menatap lekat wajah Taeyong yang memang terlihat sekilas mirip dengannya, "ah kau benar juga dear, atau jangan-jangan anakku ini Taeyong ya bukan Jaehyun." Kekeh Jaejoong menggoda anaknya. 


"Ibuuu~" Rengek Jaehyun pelan. 



Kedua orangtua itu tertawa melihat anaknya, sementara Taeyong hanya memberikan respon kekehan kecil, ia masih belum terbiasa berada di sekitar keluarga Jaehyun. 



"Sejak kapan kalian berkencan?" Tanya Jaejoong. 



Jaehyun menjawab dengan santai, "belum ada satu bulan mungkin?" 


"Tapi kau sudah berniat menikahi Taeyong? Bahkan kalian belum lama ini berkencan?" Tanya Jaejoong lagi. 



Kedua alis Jaehyun berkerut, "memangnya tidak boleh? Bukankah lebih cepat lebih baik bukan?" Ia malah membalas ibunya dengan pertanyaan lagi, "atau kalian tidak menyetujui jika aku menikah dengan Taeyong?" Lanjutnya curiga. 



Mendengar hal itu Taeyong semakin gugup, ia mengatupkan kedua bibirnya dan menyatukan kedua jemarinya satu sama lain agar saling bertautan, oh Tuhan Taeyong tidak menyukai suasana ini. 


Jaejoong ikut menautkan kedua alisnya, "ya ibu hanya bertanya saja, mengapa kalian cepat sekali memutuskan untuk menikah padahal belum ada satu bulan kalian berkencan?" 



"Apakah itu tidak boleh? Bukankah kalian selalu menanyakan kapan aku akan menikah? Disaat aku sudah memutuskan akan menikah kalian seperti ini?" Jaehyun menggelengkan kepalanya pelan. 



Lelaki yang melahirkan Jaehyun itu terkekeh pelan, "oh jadi kau dan Taeyong ingin menikah hanya karena tuntutan dari kami?" 



Jaehyun berdecak kesal, kenapa ibunya ini sangat bertele sejak tadi? Ia hanya ingin mengenalkan Taeyong dan membicarakan tentang pernikahan mereka, namun kenapa jadi seperti ini? 


"Terserah saja." Jaehyun menghela napas berat lalu menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. 



Melihat itu membuat Yunho dan Jaejoong tertawa kecil, Jaehyun masih seperti dulu, jika permintaannya tidak diterima maka ia akan merajuk seperti ini. "Jaehyun-ah." Panggil Jaejoong lagi. 



Jaehyun menatap ibunya dengan tatapan sedikit dingin, "hm?" 



"Lucu sekali anak ibu ini merajuk," kekeh Jaejoong pelan. "Jika kalian sudah memutuskan untuk menikah, ayah dan ibu akan mendukungnya Jaehyun. Kami sudah membicarakan hal ini sejak kau berkata jika ingin membawa Taeyong pada kami." 



Mendengar hal itu membuat wajah Jaehyun langsung berubah, ia menatap ibu dan ayahnya bergantian, "apakah kalian serius?" Tanya Jaehyun antusias. 



Taeyong yang sama terkejutnya dengan Jaehyun pun mengulas senyum kecil, ia masih sedikit gugup namun sudah sedikit lega, tidak seperti sebelumnya. Jaejoong mengangguk, ia menoleh ke arah Taeyong yang tiba-tiba panik karena ia tatap. "Taeyong-ah, kau benar ingin menikah dengan Jaehyun?" 



Taeyong mengulum bibirnya pelan, Jaehyun yang tau kekasihnya itu gugup mengelus bahu si lelaki Lee dengan pelan guna menenangkan. "I-iya nyonya Jung, saya sudah membicarakan ini dengan Jaehyun sebelumnya." Jawab Taeyong yang mencoba tenang. 



Yunho yang sejak tadi diam ikut bertanya pada Taeyong, "apakah tidak ada paksaan dari kalian berdua? Kalian benar-benar ingin menikah karena rasa cinta atau paksaan?" 


"Tidak." Jawab Jaehyun dengan lugas.



"Aku bertanya pada Taeyong bukan kau Jung." Balas Yunho langsung.



Mengambil napas dalam Taeyong pun mencoba menjawabnya dengan tenang, "maaf sebelumnya Tuan Jung yang terormat, saya dan Jaehyun sudah membicarakannya belakangan ini. Tidak ada sedikitpun paksaan antara kami berdua, kami benar-benar saling mencintai satu sama lain dan ingin menyatukan perasaan cinta kami berdua dalam satu ikatan pernikahan." 



Yunho mengangguk, "jadi kapan rencana kalian akan menikah?" 



Jaehyun dan Taeyong saling bertatapan sebentar, "aku harus pergi ke tempat orangtua Taeyong terlebih dahulu untuk meminta izin. Jika aku mendapatkan izin untuk menikahi Taeyong, maka aku akan mengatur tanggal pertemua dua keluarga termasuk tanggal pernikahan, bagaimana menurut ayah dan ibu?" 


Kedua orangtua Jaehyun itu mengangguk, "itu terdengar bagus, kau memang harus meminta izin orangtua Taeyong dulu." 


"Taeyong." Panggil Jaejoong. 


"Iya nyonya Jung?" 


Jaejoong tertawa lalu meraih satu tangan Taeyong dan menggenggamnya, "panggil aku ibu mulai sekarang." Pintanya. 



"Eh?" Taeyong membulatkan kedua bola mata besarnya dengan bingung. 


Lelaki yang memiliki wajah mirip seperti Taeyong itu terkekeh, "kau akan menjadi menantuku, jadi panggil aku ibu mulai sekarang." 


"Ibu?" 



"Itu terdengar indah, kau mau membantu ibu menyiapkan makan malam?" Tanya Jaejoong antusias. 



Taeyong menoleh ke arah Jaehyun yang tersenyum hangat padanya sebelum mengangguk, "aku mau." 


Setelahnya dua orang itu pergi dari ruang keluarga untuk menuju dapur, mereka akan menyiapkan makan malam. Sementara Jaehyun dan Yunho hanya menggeleng pelan melihat keduanya. 


"Ayah, berhenti menyuruh Jiho datang ke kantorku lagi." Pinta Jaehyun. 


Yunho menaikkan sebelah alisnya bingung, "ayah tidak menyuruhnya datang ke kantormu lagi, apakah Jiho masih mengganggumu?" 



Jaehyun menghela napas berat, "iya, dia juga mengganggu Taeyong. Tolong bawa Jiho kembali ke kantor ayah." 



"Ayah akan kirim ke perusahaan luar negeri kalau begitu." Balas Yunho cepat. 




Mendengar itu membuat Jaehyun tersenyum, "itu bagus." 


Ya semoga saja setelah ini Jiho tidak lagi mengganggunya. 


~~



Jaehyun menggendong Taeyong yang hanya memakai bathrobe saja, ya mereka baru saja selesai mandi bersama. Sudah satu jam lebih setelah mereka pulang dari kediaman Jung, Taeyong sudah mulai terbiasa memanggil Jaejoong dengan sebutan ibu dan tidak terlalau gugup lagi seperti sebelumnya. 



Dengan perlahan Jaehyun meletakkan tubuh Taeyong di atas kasur sebelum ia ikut merebahkan tubuhnya. Ia hanya mengenakan celana pendek tanpa atasan. Ia menarik selimut tebal miliknya dan menutupi tubuh keduanya. "Apakah kau lelah?" Tanya Jaehyun pada kekasihnya. 



"Sedikit, kau bagaimana?" 



Jaehyun menarik tubuh Taeyong untuk lebih mendekat ke arahnya, ia mendekap tubuh kekasihnya itu dengan lembut, "sama, aku juga sedikit lelah. Baby tapi ada yang aku ingin bicarakan." 


Taeyong yang sedang mendusalkan wajahnya pada dada telanjang Jaehyun mendongak, "apa itu?" 


Jaehyun mengelus rambut Taeyong yang sedikit basah dengan lembut, "sepertinya besok aku pulang terlambat, apakah itu tidak apa sayang?" 


"Kau sedang ada banyak pekerjaan?" Tanya Taeyong balik. 


Lelaki Jung itu mengangguk, "iya, aku harus menyelesaikan proyek di Jepang dan pengalihan karyawan sayang. Apakah tidak apa?" 


Si cantik mengulum bibirnya, sebenarnya karena sudah terbiasa beruda bersama Jaehyun, ia jadi merasa aneh jika sendiri saja. Namun karena Jaehyun juga sibuk dan ini soal pekerjaan jadi sepertinya tidak masalah. "Okay tidak masalah, tapi kau pasti pulang bukan?" Taeyong memastikan. 



Jaehyun mengangguk, "tentu saja, aku akan menemanimu tidur namun mungkin tidak untuk makan malam?" Sesal Jaehyun. 



"Tidak apa, aku bisa makan malam sendiri. Tapi kau harus makan malam juga nantinya." Bibir Taeyong mencebik. 


"Tentu saja sayang, aku akan usahakan selesaikan secepatnya agar aku bisa kembali mengurus pernikahan dengamu." Jaehyun memberikan kecupan singkat pada telinga Taeyong dengan lembut. 



"Hihihi oke Jaehyunie, ayo sekarang tidur, aku sangat mengantuk~" Rengeknya. 



Jaehyun mematikan lampu utama dan menyalakan lampu tidur kamarnya. Ia mencium kening Taeyong sedikit lama, "good night angel." Bisiknya. 



Taeyong mencium dada telanjang Jaehyun, "good night prince." 



Keduanya saling berpelukan untuk menuju alam mimpi, kegiatan hari ini cukup berat untuk keduanya maka dari itu mereka butuh istirahat yang cukup untuk melanjutkan aktifitas di esok hari. 



Lelaki Jung itu kembali membuka matanya ketika Taeyong menepuk pelan dadanya, "ada apa sayang? Ada yang kau butuhkan?" Tanya Jaehyun pelan. 



Lelaki yang lebih mungil itu mencebikkan bibirnya, "kau tidak ingin eum..." Taeyong menggantukan ucapannya. 


"Ingin apa?" Tanya Jaehyun bingung. 


"Itu eum,, bukankah kau biasanya yang meminta?" 



Jaehyun mengerutkan alisnya pelan sebelum paham apa yang kekasih cantiknya ini maksud, "oh kau ingin aku meghisap putingmu eh?" Goda Jaehyun. 


"Haishh, jadi gunanya aku hanya memakai bathrobe ini apa huh?" 



Mendengar itu tawa Jaehyun pecah, ia menciumi seluruh wajah Taeyong sebelum tangannya mencoba melepaskan ikatan tali bathrobe yanga Taeyong kenakan. Setelah berhasil melepaskannya, kini terlihatlah tubuh mulus Taeyong yang hanya memakai celana pendek sama seperti Jaehyun. 



Tangan Jaehyun menyapa dua tonjolan kembar yang berada pada dada kekasihnya itu, ia memencetnya pelan dengan ibu jarinya, membuat Taeyong melenguh pelan. "Jae—hh jangan main-main ih~" Rengeknya. 


Jaehyun tertawa sebelum menurunkan posisi kepalanya sampai pada sebatas dada Taeyong, ia menjilat salah satu puting lelaki cantik itu dan menyesapnya. Tangan Jaehyun bermain pada pantat Taeyong, hanya menepuk-nepuknya pelan saja seperti menidurkan bayi. 



Bukannya kenapa, karena sudah hampir setiap hari Jaehyun melakukan hal ini padanya, jadi jika kekasihnya itu tidak melakukannya terasa sangat aneh. Bukan Taeyong yang mesum ya, tapi Jaehyun, Jaehyun yang selalu mesum!



Tangan Taeyong mengalungi kepala Jaehyun, ia mencium pucuk kepala kekasihnya itu dengan sayang sebelum memejamkan matanya. 


~~
























"Jadi kapan harus saya lakukan bos?"

"Lakukan apa yang aku perintah tadi besok." 

"Baik bos, sesuai arahan dan semua bahan sudah sangat siap seperti apa yang bos minta." 


"Itu bagus, lakukan pekerjaan kalian sebaik mungkin." 

"SIAP." 



Setelahnya sambungan telepon itu terputus. Seseorang yang sedang memegang ponselnya itu tertawa puas. "Lihat saja apa yang akan kau dapatkan jika kau berani-beraninya bermain denganku Lee Taeyong." 





 TBC




Eeeeeaaaaa 💃💃💃💃


Continue Reading

You'll Also Like

63.1K 8.4K 63
Jennie adalah idola kampus, ia cantik, populer, dan selalu jadi pusat perhatian bersama kedua sahabatnya, Jisoo dan Rose. Sorotan? Sudah biasa. Pujia...
770K 52.8K 113
FIKSI
463K 28.6K 44
[UPDATE RABU DAN MINGGU] "aku tidak perduli jika Presdir tidak mencintaiku. Tapi, jadikan aku milikmu malam ini" Na Jaemin inspired by : - One of T...
117K 8.8K 120
Misi pembalasan dendam menyatukan 2 keluarga, Danantya dan Renjana. Bukan hanya kematian orang tua mereka, tapi ada sahabat yang sangat berjasa juga...