I (Don't) Need Your Love

By reo_lly

4.7K 1.3K 771

[SUDAH TAMAT] (BUDIDAYAKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA) cerita pertamaku, jadi kalau ada kekuranga... More

Cast
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Bukan update!
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 30 (END)
Extra Chapter
Extra chapter two

Chapter 29

56 15 0
By reo_lly

Happy Reading!!! Don't forget too vote and follow!.

.

.

.

Secerdik apapun kamu menyembunyikan bangkai pada akhirnya pun akan tercium jua. Rahasia akan tetap terungkap meskipun sudah kamu jaga rapat. Disini, seorang pria yang sudah menginjak kepala empat tengah berlari ribut menghindari pemuda yang jelas-jelas ingin membunuhnya untuk membalaskan dendam.

Si pria tua terus berlari walaupun dengan terseok-seok karena sempat tersandung batu tadi, sembari merapalkan doa berulang kali dalam hati, ia akui bahwa kesalahan nya itu fatal sekali hanya karena perihal bisnis yang kalah saing ia sampai tega membunuh kedua orang tua pemuda itu waktu dulu.

"JANGAN LARI KAU TUA BANGKA BAJ*NGAN!!"

Peluh membanjiri dahi keriput itu ia tidak ada waktu untuk sekedar mengelapnya, perut bagian kirinya berlubang karena ditusuk pemuda itu menggunakan pisau dan terus mengucurkan darah sedari tadi dan sekarang sedang ia usaha tutup menggunakan tangan kiri, jika terus seperti ini maka dapat di pastikan ia akan mati dalam keadaan berdiri karena kehabisan darah. Mencari tempat persembunyian pun rasanya akan sia-sia karena pemuda itu dapat menemukan nya dalam sekali berkedip.

Bahkan si pemuda sudah memegang pisau ditangannya. Seperti kata pepatah 'Sedia payung, selelum hujan' sedia pisau sebelum membunuh. Bukan cuma pisau, benda tajam dan berbahaya lain juga boleh jika minta disarankan. Heh!

Percuma meminta maaf, karena ratusan permintaan maafnya sama sekali tidak digubris dan diterima oleh pemuda itu. Katanya "Permintaan maafmu tidak dapat mengembalikan ayah ibuku"

Ia merasa 7L : Lemah, letih, lesu, lungai, lelah, letoy, dan lemas. Jika ada tambahan mohon komen.

Ia tetap berlari walau kesadaran yang sudah hilang separuh, tanpa sadar sepasang kaki itu membawanya ke tengah-tengah jalan raya. Maka kendaraan pun beramai-ramai membunyikan klakson untuknya. Namun ada satu mobil yang tidak berniat untuk mengklakson, mengerem, maupun menggeser posisinya.

Ah.. ternyata sang pengemudi mobil tengah menikmati alunan musik yang terputar merdu didalam sana, Dama menghentikan langkahnya ia lebih baik mati tertabak mobil daripada ditangan pemuda itu. Ia tak mau pemuda itu mendapat dosa karena membunuhnya.

Dama tersenyum lebar sembari melambaikan tangan nya, seolah menyapa ajal. Namun nasib sial apa lagi ini, ternyata si pengemudi mobil menyadari keberadaan nya dan segera mengerem mobil.

Ckiit!

Huuh.. Padahal tinggal sekitar 1 cm lagi jarak diri dengan mobil itu. Si pengemudi keluar dari mobil nya guna mengecheck keadaan orang yang ia tabrak atau tidak dengan perasaan takut.

"Kakek enggak apa-apa kan?" Tanya nya khawatir. Dama menggeleng lemah memegangi dada nya yang terus mengeluarkan cairan merah pekat dan terasa sesak karena pasokan udara yang sudah menipis.

"LOH KOK BERDARAH KEK! KENA YA!?"

Dama menggeleng lagi, kakinya sudah terasa lungai dan kesemutan hanya untuk berdiri, alhasil ia terjatuh karena hilang keseimbangan. Namun dengan sigap segera ditahan oleh pemuda tadi agar tidak jatuh.

Nafas Dama tersenggal ia menatap ke arah pemuda itu lalu kemudian pada kedua remaja yang menghampirinya dengan panik.

"KAKEKK!" Gadis remaja yang ia ketahui adalah cucunya berteriak, dengan berlinang air mata melihat kondisi sang kakek saat ini. Darah yang semula mengalir dari perut sampai ke betis itu kini berganti mengalir hingga ke samping perut karena posisinya yang miring.

Sebelum sang cucu sampai Dama berucap lirih "Tolong..jaga cucuku..."

Sontak Alvaro mengerutkan dahi, kakek itu menyuruh dirinya agar menjaga cucunya? Heoh, bahkan Alvaro tidak kenal siapa cucu kakek ini. Tapi Alvaro hanya bisa merespon dengan anggukan karena hatinya merasa bahwa ini kesalahannya.

Dama tersenyum melihat malaikat maut melambai-lambai ke arahnya, ah sudah waktunya ternyata, ia tak sabar menemui istrinya disurga sana, tapi Dama tak yakin apa dia bisa diterima disurga, semoga saja ya. Pada akhirnya Dama pun meregang nyawa tanpa harus ditabrak oleh mobil pemuda ini.

Gadis remaja itu memeluk kakeknya, dalam hati. Kenapa kakeknya juga harus pergi? Kenapa tidak ia saja? Ia menatap pemuda yang ia duga menjadi pelaku kasus ini.

"A-ayona?"

Walau pandangan blur karena mata dilapisi air, ia masih bisa melihat dengan jelas siluet laki-laki itu. Marah, sedih, kecewa bercampur aduk menjadi satu.

Plak!!

Satu tamparan mendarat dipipi pemuda itu, membuat si pemuda sampai-sampai ikut bergerak sesuai arah tamparan. Panas dan perih definisi yang pas untuk kondisi pipi Alvaro sekarang. Alvaro bergeming saat Ayona mulai memukulinya, walaupun itu sama sekali tidak menghasilkan reaksi apapun dibadannya kecuali tamparan tadi.

Alvaro rasa, ia pantas mendapatkannya. Ia pantas mendapatkan balasan yang tidak setimpal ini. Dari kejauhan Adi membuang belah pisaunya asal, mencuci tangannya dikeran milik orang yang tidak ia kenal lalu menghampiri Ayona.

Ia menunggu Ayona selesai memukuli Alvaro, lalu memeluk gadis itu sembari mengelus punggungnya agar buat si gadis tenang. "Kamu gak apa apa?" Ayona membalas dengan sekali angguk.

Alvaro menelpon polisi guna menyerahkan diri dan agar jasad kakek ini segera diotopsi, jujur. MALU, perasaan itu mendominasi dirinya, ia malu jika keluarga sampai tahu jika ia masuk penjara, tetangga, saudara, bahkan Ayona.

Walaupun keluarga Alvaro kaya raya hingga 7 turunan 10 tanjakan, namun hukum tetaplah hukum. Alvaro hanya dapat berdoa semoga hasil dari penyelidikan dirinya terbukti tidak bersalah.

***

Ayona menangis sembari memeluk nisan milik Dama yang telah dikebumikan satu jam yang lalu tepat disamping makam sang nenek yang ditumbuhi rumput yang rapi, ditemani sesosok laki-laki dengan balutan pakaian yang senada dengan yang ia kenakan saat ini, yaitu warna hitam yang setia menemaninya sedari tadi.

Tidak menyangka. Ayona tidak menyangka ternyata sifat Alvaro seperti itu, tidak apa jika dirinya disakiti asal jangan keluarganya karena ia hanya punya itu. Penyesalan terberat Ayona adalah sempat menyukai pemuda bajingan seperti Alvaro.

Hidung merah yang terlalu sering di usap kasar, mata yang terus terusan mengeluarkan air seolah ingin menyurutkan lautan didalamnya

"Kakek.. hiks"

"K-kenapa pergi"

Beribu umpatan dalam hati Ayona mengalir deras menyertai Alvaro sedari tadi. Adi mengusap lembut bahu Ayona mencoba menenangkan gadis yang sedang berduka itu.

"Udahlah Na, ini semua udah direncanakan baik sama tuhan. Mungkin tuhan ingin kakekmu menemani nenekmu yang kesepian diatas sana" lalu mengusap air mata Ayona "Lagian kamu masih punya orang tua. Enggak kaya aku yang orang tuanya udah dipanggil duluan sejak kecil" lanjutnya dengan lirih namun dapat didengar jelas Ayona.

Sekarang berbanding terbalik, giliran Adi yang sedih dan Ayona yang merasa kasihan, maka yang dilakukan Ayona adalah meletakkan telapak tangannya diatas punggung tangan Adi yang berada dilengannya.

Ayona merasa malu ia seharusnya mencoba ikhlas dan bersyukur masih memiliki mama dan papa "Sabar ya"

Adi mengangguk pelan dan menerima saat dipeluk gadis itu, ia menyeringai dalam pelukan gelar gadis bodoh ia sematkan untuk Ayona. Ia tertawa dalam hati walaupun sekarang juga ingin sekali tertawa kencang dihadapan makam kedua pasangan pembunuh orang tuanya ini namun ia kasian pada si cucu.

"Dasar bodoh, mereka memang pantas mati bodoh"

Perasaan lega menyelimuti Adi, jika tidak diberi tahu tantenya mungkin sekarang si tua pembunuh ini masih menghirup oksigen dengan nikmat dan tidak diketahui Adi.

Dan selanjutnya misi Adi adalah merusak gadis ini lalu meninggalkannya begitu saja.

















To be contuned..

Tenang, kaga bakal ada adegan lapan belas coretnya kok yeorobun sumpahㅠ.ㅠ

Vote komennya dikencengin! Ok!

C u next time, ANNYEONG

Salam hangat dari author, masa depannya Jaemin Aespa <3

Continue Reading

You'll Also Like

4.2K 955 25
PLAGIAT DI LARANG KERAS MENDEKAT/MENJIPLAK DARI CERITA SAYA. HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA. Annayyara gadis yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rat...
1.5K 713 12
⚠️[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!]⚠️ Gimana perasan kalian jika kalian di dekati oleh the most wanted di sekolah mu tanpa alasan yang jelas? Akan jatuh cint...
579K 23.9K 65
"Lo siap sakit?" Dengan mantap Bia menjawab, "Aku siap! Apapun itu, aku bisa hadapi semuanya. Aku yakin kamu bisa sayang sama aku. Tinggal tunggu wa...
1.4K 90 20
Entah ini memang sudah menjadi nasibnya atau bukan. Pricilla Ester Tan. Gadis yang mengorbankan perasaannya dan merelakan orang yang dicintainya untu...