抖阴社区

[鉁旓笍] Favorite Crime

By bythlabs

169K 22.8K 4.5K

[Taennie Story] Mungkin terdengar klise, tapi inilah kisah Aletheia Ruby Jane yang mengejar cinta pria cuek b... More

Favorite Crime
1. THUNDERZ
2. Awal Mula
3. Merasa Bersalah
4. Usaha
5. Olahraga
6. Heboh
7. Latihan
8. Anti
9. Tantangan
10. Perkelahian
11. Jangan Menyerah, Ruby!
12. Dia Lagi
13. Crazy
14. Harapan
15. Tak Mengerti
16. Refuse To Love
17. Lelah
18. Tidak Percaya Diri
19. Bagaimana Bisa Jauh?
20. New Things
21. Mencoba Jauh
22. Cemburu
23. Perasaan
24. Sadar
25. Resmi
26. Couple
27. Sifat Baru
28. Pertemuan
29. Cemburu Lagi?
30. Her
31. Accident
33. THUNDERZ VS REDLINE
34. Kemenangan
35. Ruby's Past
36. Seperti Ini Rasanya?
37. Interaksi
38. Act Of Service
39. Kebenaran
40. People Change
41. See The Light
42. Akhir Dan Awal [End]
[1] Special Chapter - Base
[2] Special Chapter - Thunderzgram
[3] Special Chapter - Prank
[4] Special Chapter - How It Begin
[5] Special Chapter - College Life
New Story! - - Mr. & Mrs. Kim
New Story! - - Afterglow

32. Pembalasan

2.8K 393 106
By bythlabs

Haloooo

Jangan lupa klik bintang sebelum membaca yaaa

Happy reading!

Halaman belakang SMA Cakrawala sedang panas-panasnya. Terdapat banyak murid laki-laki yang membentuk formasi lingkaran di tempat itu. Mereka adalah para anggota Thunderz dan pemberontak. Tidak banyak, hanya Regan dan beberapa temannya yang berani memberontak di sekolah ini. Arsen menatap tajam orang di hadapannya. Ternyata mereka tidak lebih dari seorang pecundang bermulut besar. Itulah alasan mengapa Thunderz tak akan mau menerima mereka sebagai anggota.

"SEKALI NYA PENGECUT TETAP PENGECUT!" teriak Jevran membuat perhatian banyak murid yang diam-diam menonton tertuju padanya. "Sebenernya lo pada maunya apa?"

"Gue gak ngerti apa maksud lo."

"Jangan pura-pura bego. Lo pasti terlibat sama rencana geng sampah lo itu kan?" ucap Jevran tajam.

Regan terkekeh mengejek. "Oh. Gimana keadaannya? Masih hidup tuh cewek murahan?" ucapnya membuat emosi Arsen naik dan langsung memberi pukulan di wajah Regan.

"Jaga mulut lo. Gue bisa aja bunuh lo kalau gue mau." kata Arsen kepadanya.

"Shh..." Regan meringis lalu menyeka darah di bibirnya. "Secinta itu sama dia? Lo padahal bisa dapetin yang lebih dari Ruby." ucapnya.

Arsen menarik kerah seragam sekolahnya dan menyeretnya agar Regan kembali berdiri. Bahkan teman-teman Regan tidak ada yang berani membela. Mereka hanya bisa melirik-lirik takut.

"Bilangin ke ketua lo, lawan gue kalo berani." setelahnya tanpa banyak berkata Arsen menghajarnya beberapa kali. Mungkin saat ini Regan sudah tak sadarkan diri.

Redline adalah nama dari perkumpulan musuh Thunderz sejak dahulu. Mereka kebanyakan beranggotakan murid-murid SMA Cendrawasih. Pengecualian untuk Regan dan teman-temannya yang meskipum bersekolah di SMA Cakrawala tetapi memilih menjadi pengkhianat dan masuk menjadi anggota geng tersebut.

Definisi pengecut.

"Ar, jangan sampai mati." peringat Arjuna membuat Arsen berhenti. Dengan napas yang tak beraturan, Arsen mundur.

"Beresin. Maksimal 3 hari." ucapnya lalu pergi meninggalkan semua yang berada di sana. Sudah cukup mengotori tangannya dengan menghajar lelaki seperti Regan.

***

Kepulan asap putih keluar menyatu dengan angin yang berhembus. Terik matahari siang ini tak menggentarkan lelaki itu itu untuk sekedar berteduh. Nyatanya hal itu tak memengaruhinya sama sekali. Pikirannya terlempar jauh pada sosok yang tengah terbaring lemah di rumah sakit. Dadanya menjadi sesak ketika mengingat kembali kejadian kemarin malam. Kepalanya menggeleng pelan untuk sedikit melupakan dan kembali menyesap batang bernikotin di tangannya.

Arsen memilih pergi ke bagian rooftop untuk menenangkan dirinya. Memilih meninggalkan kelas dan teman-temannya yang lain. Ia jadi berpikir, apakah semua tindakannya benar? Hal seperti ini yang membuat pemuda itu takut menjalin suatu hubungan. Musuhnya terlalu banyak. Arsen takut akan menyakiti gadis yang ia cintai.

Suara pintu terbuka bahkan tak membuat Arsen menoleh atau bahkan peduli dengan siapa yang akan datang. Pikirannya terlalu kalut saat ini.

"Huh. Lo disini ternyata. Gue cariin kemana-mana gak ada." ucap Bagas kemudian mengambil tempat duduk tepat di sebelah Arsen. Menatap sahabatnya yang tampaknya tak peduli dengan kehadirannya membuatnya berdecak kesal. Bagas kemudian tersadar akan sesuatu.

"Lo... terakhir kali bolos dan ngerokok setahun lalu. Katanya mau berhenti?"

Memang benar yang diucapkan Bagas. Sudah lama sekali tak melihat Arsen menyesap benda itu seperti sekarang ini. Arsen hanya melakukannya jika sedang memikirkan banyak hal. Seperti di tahun lalu saat lelaki itu pertama kali bertemu kembali dengan ibu kandungnya. Namun sejak kelas dua belas ia memutuskan untuk lebih rajin lagi dan meninggalkan hal yang negatif untuk dirinya.

"Ar. Lo bisa cerita sama kita kalo emang itu semua cukup berat buat lo tanggung sendiri." ucap Bagas lagi membuat Arsen membuang batang itu dan menginjaknya lalu menoleh pada Bagas.

"Gue salah. Seharusnya emang dari awal... gue gak usah berhubungan sama Ruby."

Bagas menghela napas. Jika boleh jujur sebenernya Bagas lebih suka melihat Arsen yang galak dan bengis, yang tak pernah takut pada apapun daripada melihatnya seperti saat ini- lemah dan tak berdaya.

"Nih, gue kasih tau sama lo. Nggak ada yang perlu di sesali dari hal yang terjadi di hari ini ataupun kemaren. Yang perlu lo lakuin itu berusaha jadi yang lebih baik. Kita nggak bisa beri sisi terbaik kita setiap harinya. Sifat manusia itu dinamis, tapi ketika lo ingat tujuan lo untuk hidup dan lo ingat awal dari pertama kali kenapa lo bisa sampai tahap ini, semua memang layak sesuai porsinya." ucap Bagas membuat Arsen terdiam.

"Dan satu lagi semua orang berhak bahagia, termasuk lo, Ar. Gue tahu lo udah jatuh cinta sama Ruby. Perjuangin dan jangan pernah nyalahin diri lo atas kejadian yang menimpa Ruby sekarang karena ini bukan salah lo." Bagas kemudian merangkul Arsen dan menepuk bahunya.

"Thanks, Gas."

"Itu gunanya sahabat, Bos!" ucap Bagas membuat keduanya tersenyum. Keheningan kembali menyapa keduanya. Hingga akhirnya Arsen kembali berbicara.

"Yang tadi udah beres?" tanya Arsen.

"Udah. Si Jevran, Ajun, sama Janu nafsu banget gebukin mereka semua. Jadi gue sama yang lain jadi tim hore doang." ujar Bagas sambil terkekeh. "Tapi udah di bawa ke rumah sakit. Ya, sesuai perintah lo tadi, paling enggak mereka sadar dua hari lagi."

Arsen memang membebaskan mereka untuk melakukan apapun pada Regan dan teman-temannya itu tapi tak sampai menghilangkan nyawa seseorang. Tiga hari, Arsen membatasi seberapa lama lawannya itu harus di rawat di rumah sakit dan Thunderz sudah mengerti akan hal itu.

Ting!

Ponsel Bagas berbunyi karena sebuah pesan masuk. Matanya membelalak saat melihat isi pesan yang masuk lalu menoleh pada Arsen.

"Ar!"

"Apa?"

"Ar!"

"Ngomong yang jelas!" balas Arsen sedikit emosi.

"Dua orang yang ngejar Ruby udah ketemu."

***

"Bosen hidup?" ucap Arsen sambil melangkah mendekat ke arah dua orang tak dikenal itu. Sementara inti Thunderz yang lainnya berada selangkah di belakang. Emosinya kembali tersulut saat mengingat jika orang-orang itu yang menyebabkan Ruby kecelakaan.

BUGH!

Arsen melayangkan pukulan tepat di wajah lelaki yang diketahui bernama Dylan. Ia terbelalak dengan wajah yang memucat ketakutan.

BUGH!

Kali ini Arsen melayangkan pukulan pada lelaki di sebelah Dylan, Lion. Lalu menendang dada kedua laki-laki itu dengan tak sabaran.

"Jelasin kenapa lo ngejar Ruby malam itu." tanya Ajun saat Arsen tak lagi menyerang kedua orang tersebut. Mereka masih terdiam. Memilih menutup mulutnya daripada harus menjawab pertanyaan Ajun.

"Kok diem? Bisu lo berdua?!" ujar Juan gemas lalu menjambak rambut Dylan dan Lion yang membuat keduanya meringis.

"Jawab bangsat!!!" seru Jevran geregetan memandang orang-orang itu. "Gara-gara lo berdua cewek gue sampe koma!!!"

Jevran kemudian melirik Arsen yang sedang menatapnya tajam. "Maksud gue ceweknya Arsen!"

Arsen mendengus kesal. Dylan dan Lion masih terdiam, mereka tidak mau menjelaskan tujuan Redline melakukan hal itu pada Ruby. "Jawab! Atau lo mau mati disini?"

BUGH!

"Sialan!" teriak Lion kesakitan setelah di bogem oleh Arsen.

"Cupu! Nama doang artinya singa, baru di pukul dikit teriak-teriak kaya anak perawan!" ujar Bagas terkekeh.

"Cuih! Lemah dasar! Temen lo gitu doang pingsan." tambah Janu kemudian tertawa bersama Bagas karena sepertinya Dylan sudah tidak sadarkan diri setelah di tendang oleh Arsen.

Sedangkan Lion menatap mereka dengan tatapan kesal tetapi tak bisa melawan karena tulangnya serasa akan patah sebentar lagi.

"O-oke Stop!" sergah Lion sebelum Arsen kembali melayangkan pukulan padanya. "Gue sama Dylan cuma disuruh."

"Disuruh apa? Yang jelas!" balas Sagara.

"Jordan. D-dia yang nyuruh gue sama Dylan buat bawa cewek itu ke markas-"

"JADI NIAT AWAL LO PADA MAU NYULIK RUBY?!" seru Jevran emosi membuat Lion memejamkan mata terkejut dan takut bersamaan. Jevran kemudian maju lalu melayangkan pukulan pada wajah Lion. "Bangsat!" desisnya.

Ajun lalu maju untuk menarik mundur Jevran. "Nanti, Jev. Dengerin dulu apa selanjutnya." ucap Ajun menenangkan Jevran.

"Jelasin apa rencana kalian." ujar Arsen menatap tajam Lion.

"I-iya. Jadi, Jordan nyuruh kita bawa cewek yang namanya Ruby ke markas Redline. Buat mancing lo semua biar datang ke sana. G-gue sama Dylan baru join Redline dan itu syarat supaya kita diterima sepenuhnya." jelas Lion terbata-bata. Ia sudah mengatakan yang sejujurnya.

Lion dan Dylan memang baru bergabung dengan Redline dua hari yang lalu dan mereka diberi syarat untuk membawa seorang perempuan yang bernama Ruby. Mereka hanya bisa mematuhi tanpa tahu siapa dan apa masalah Redline dengan Ruby ataupun Thunderz.

"Lo ngapain juga masuk geng pembuat masalah kaya Redline? Gak cari tahu dulu siapa yang lo lawan, cari mati aja kalo gitu namanya! Tolol!" misuh Juan.

Lion kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Arsen. "G-gue gak tau apa-apa! Gue cuma disuruh."

"Gue gak peduli. Lo udah buat cewek gue koma." balas Arsen penuh intimidasi.

"Sumpah. Gu-gue gak tau kalo cewek lo koma!"

"Bilang sama Jordan. Kalo ada masalah sama gue, lawan gue. Jangan bawa orang lain. Cari mati lo semua kalo gini!" balas Arsen tegas. Lalu dengan cepat melayangkan satu pukulan telak hingga Lion tak sadarkan diri.

"Jun. Tolong urus. Obati mereka. Gue mau ke rumah sakit." ucap Arsen pada Arjuna yang mendapat anggukan pasti sebelum melangkah menjauhinya markas Thunderz.

***

Arsen menarik napasnya sekali lagi sebelum masuk ke dalam ruang rawat Ruby. Berusaha menguatkan diri untuk menemui gadis itu. Rasa bersalah selalu saja kembali setiap ia melihat Ruby terbaring disana. Pemuda itu selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi Ruby kapanpun dirinya ada waktu luang. Sekedar menatap ataupun mengajak gadis itu berbicara ringan walau tak memberi respon apapun.

Arsen sangat merindukan gadisnya.

Ia melepas jaketnya menyisakan seragam putih karena memang Arsen tak sempat untuk sekedar berganti baju. Setelahnya ia menarik kursi lalu duduk di samping bangkar itu. Sebelum itu Arsen meletakkan sebuket bunga aster di atas meja sebelah bangkar. Kemudian tangannya terulur untuk menarik tangan Ruby untuk ia genggam dengan hati-hati.

"Aku bawa bunga. Kata tante Luna kamu suka bunga aster." ucap Arsen sambil tersenyum.

Baru-baru ini Arsen banyak mengobrol dengan kedua orangtua Ruby. Bahkan Luna, ibunda Ruby bercerita banyak tentang gadis itu. Arsen tentu senang mendengarnya. Beliau juga berharap Ruby bisa cepat pulih dan kembali menjadi Ruby yang ceria seperti sedia kala.

Namun bahkan hampir dua hari ini Ruby tak menunjukkan perubahan yang signifikan. Tidak baik, tapi tidak buruk juga. Mungkin ia harus bisa bersabar. Arsen yakin Ruby akan segera bangun dan pulih.

"I miss you." ucapnya lirih. "We all miss you so much, Ruby."

Tak lama ponselnya berbunyi. Ada nomor tidak di kenal mengiriminya sebuah pesan. Segera ia balas untuk mengetahui siapa yang mengirim pesan tersebut. Sekitar dua menit kemudian ponselnya kembali berbunyi. Jawaban dari nomor tak dikenal itu membuat menggeram tertahan. Emosinya seketika tersulut. Ia harus segera menyelesaikan semua ini.






***

***

.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

Jeno as Lion

Jaemin as Dylan

((GEMES, MAAFIN GAK MEREKA INI?))


.
.
.

Hai akhirnya bisa update lagi hihi

Jangan lupa vote komen terus biar semangat untuk update menggebu-gebu!!!

See you in the next chapter sahabat💚

Continue Reading

You'll Also Like

52.8K 6.6K 52
Kenapa si ketua OSIS selalu mepetin gue? Belum lagi si mantan yang balik lagi setelah satu tahun gaada kabar. Tapi gue sukanya sama si Ketua basket...
230K 12.3K 27
[18+] Kisah para anak remaja nakal yang sering membuat ulah disekolah maupun diluar sekolah, konflik tawuran, bullying, hingga seks bebas sering terj...
140K 16K 37
(END) Mengetahui kalau dirinya hanyalah seorang anak angkat membuat perasaan Kim Jisoo hancur berantakan. Merasa dirinya anak yang tak diinginkan keh...
615K 46.8K 36
Sekamar sama kakel cogan?! Kisah Lalisa Manoban, siswi baru International Art School Indonesia yang dipertemukan dengan si wakil ketua osis, the most...