抖阴社区

DAMAR GRALINO [END]

By nanaaa_piw

2.5K 219 34

Damar selalu tahu bagaimana membuat orang lain tersenyum, tapi tidak semua senyuman berasal dari kebahagiaan... More

PROLOG
SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
DUABLAS
TIGABLAS
EMPATBLAS
LIMABLAS
ENAMBLAS
TUJUBLAS
SEMBILANBLAS
DUAPULUH
DUAPULUH SATU
DUAPULUH DUA
DUAPULUH TIGA
DUAPULUH EMPAT
DUAPULUH LIMA
DUAPULUH ENAM
DUAPULUH TUJUH
DUAPULUH DELAPAN
DUAPULUH SEMBILAN
TIGA PULUH
TIGAPULUH SATU
TIGAPULUH DUA
TIGAPULUH TIGA [END]

DELAPANBLAS

37 5 0
By nanaaa_piw

****

Gemercik air hujan mulai membasahi tanah namun hal itu tak membuat kegiatan di ibu kota terhenti, jalan-jalan Masi di padati pengendara yang berlalu lalang menghindari macetnya ibu kota.

Jam Masi menunjukkan pukul setengah enam pagi namun cuaca pagi ini nampak tak mendukung, rasanya mata yang kantuk suntuk  saat mengawali pagi dengan gerimis hujan.

Derrt..derr...

Aaaa, suara ciri khas orang bangun pagi menggemah di dalam rumah sederhana.

"Ada apa ris?" Tanya Damar, menyender di bahu rosban sembari mengumpulkan nyawa matanya Masi terasa kantuk, sekarang saja ia belum membuka matanya.

"Sebel ahhh, masa gue di panggil Ris!" Rajuk si penelpon.

"Sorry dek, biasanya Riselda yang suka bawel pagi-pagi," tutur Damar.

"Sore ini temanin gue ke anak-anak yah, gue mau ajarin mereka berhitung tapi lo tahu kan gue goblok hehe," terdengar suara tawa Maya di sebrang sana.

"Apa si yang nggak, buat Ade gue." ucap Damar lalu mulai merapihkan seprai di rosban kayu sederhana yang ada di kosannya.

"bye anak goblok," ejek Damar sebelum mematikan panggilan, karna tentu Maya sudah mengomel di sebrang sana.

***

"Akhirnya ketemu juga, sama si anak haram!" Radit beserta kedua temanya mulai mengitari Damar.

"Lo kangen?!" Damar tersenyum kearah Radit.

"Yes, Gue kangen, kangen nyiksa lo." Radit tersenyum smirk.

Damar mulai melangkah mendekat lalu memeluk tubuh Radit.

BRUK

Tubuh Damar terpelanting ke lantai marmer yang dingin.

Seolah menghapus jejak noda di bajunya, Radit membersikan pakaiannya setelah menghempaskan Damar.

"Gak Sudi gue di sentuh anak haram! kaya lo." Kedua teman Radit mulai mencoreti wajah Damar.

Hemmm...

Hemmm...

Mmmmm

Damar mulai meronta namun tak bisa mengeluarkan suara karna Radit yang mencengkram mulut Damar hingga tak bisa mengeluarkan suara lagi.

"Siksa Dit, kalau ini buat loh puas! gue gak bakal pernah benci sama lo." Benak Damar, sungguh baginya tak ada sedikitpun tersirat rasa benci apalagi dendam untuk Radit.

Setelah kepergian Radit CS, Damar mulai membilas wajahnya dari tinta spidol yang di coret kan Radit.

Di depan sana Damar mengamati wajahnya yang telah bersih dari semua coretan.

"Gak papa Amar lo Kuat, Hehe." Tawa yang di keluarkan Damar membuat dirinya nampak menyedihkan.

****

"Lama bener lo?" Tanya Johan yang duduk di sebelah Damar.

"Biasa, antrian lagi panjang." Elak Damar.

"Ino," dari kejauhan nampak Riselda melambaikan tangan ke arah Damar.

"Iya Ris," Damar ikut melambaikan tangannya.

"Aneh lo berdua, kaya bocah mainnya lambai lambai tangan" tegur Geredilan.

"Dari pada ello, maunya nge bucin melulu," Sela Herlan.

"Gue mesen makanan dulu," pamit Gerfsen

"Nitip cilok!"

"Gue es teh aja."

"Mi ayam jangan lupa!"

"Telor gulung dua!"

Belum saja Gerfsen melangkah titipan sana sini suda menghujani telinganya.

"Lo punya kaki, punya tangan, punya duit, beli sendiri." Dengus Gerfsen sebelum berlari kearah ibu kantin.

"Ino!" panggil Riselda ketika jarak mereka sudah cukup dekat.

"Hemm apa?" Damar Masi sibuk bergelut dengan tumpukan buku catatan yang belum sempat ia kerjakan selama di rawat di rumah sakit.

"Bentar sore kita nonton konser yah?" Pinta Riselda ia memperlihatkan dua tiket konser kehadapan Damar.

"Gue Udah ada janji sama Maya Ris, sorry," ungkap Damar yang tak mengalihkan pandanganya dari buku catatan Atalah dan Johan yang sempat ia pinjam.

"Gak bisa di tunda dulu Ino? gue udah beli dua tiket loh," rengek Riselda sembari duduk di bangku sebelah Damar tempat Gerfsen yang ia tinggalkan beberapa saat lalu.

"Sorry ris, duluan Maya yang ajakin gue."

"Emang ajakin kemana?" Tanya Riselda sembari menyeruput asal minuman di hadapannya.

"Maya ajakin gue ke tempat favorit kami berdua," jawab Damar.

"Sel, itu minuman keramat tau," Satya bergidik melihat gelas yang sisa setengah di minum Riselda.

"Bener tuh Sel, bisa-bisa lo mampus karna minum itu," Johan malah memper renyuh suasana.

"Emang punya siapa?" Tanya Riselda mengubah intonasinya yang lemah-lembut ke Damar menjadi lebih tegas saat ini.

"Santai kali, sinis amat lo," sungut Satya.

"Riselda emang gitu, di depen Damar aje meleyot, di depan kita kaya batu es kutub selatan," timpal si Johan, toh itu memang kenyataan disaat Damar sudah berdamai dengan keadaan, Riselda masi bersikap datar kapanpun dan di manapun.

"Minuman gue mana woy, belum gue minum juga." Histeris frendhi, seolah pacarnya saja yang di embat.

"Gue minum." Riselda menyodorkan dua lembar uang merah ketangan Frendhi.

"Rugi lo Sel, es teh gituan lima ribu doang," timpal Satya, tak setuju dengan uang yang di terima Frendhi, dengan cekikikan Riang, padahal jika di hitung-hitung uang segitu hanya seujung kuku bagi keluarga konglomerat seperti mereka.

"Biarin itung-itung sedekah," sahut Riselda dengan cekikikan terpaksa di akhir kalimatnya.

"Enak aja, lo pikir gue pengemis apa?" sewot Frendhi.

"Ino gimana? lo ikut ya?" Riselda menatap sorot mata Damar dengan binar harapan.

"Oh, lo ada acara sama bang Damar, gak papa deh lain kali aja kita perginya." entah dari mana Maya suda ada di samping Damar.

Damar menghentikan kegiatannya, lalu mendongak ke Maya yang berdiri di sebelahnya.

"Lo gak papa may?" Tanya Damar yang langsung mendapat anggukan dari Maya.

"Kalau gitu gue ke BK dulu, ada urusan bentar," ujar Maya lalu membalikan tubuhnya.

"Nanti sore lo Sherlock, gue temanin." Suara berat limited edition Atalah menghentikan langkah Maya.

"Kalau lo pikir gue sama bang Damar mau kepantai, taman atau caffe lo salah besar, gue minta temanin ngajarin anak kolong jembatan Ata," ucap Maya.

"Gue udah tau." Ungkap Atalah yang masi santai bersender di kursi dengan sekaleng Coca-Cola di tangannya.

"Sial ngapain gue sedih, Riselda itu pacar Abang, Maya." Maya membentur-benturkan kepalnya ke tembok WC, yang awalnya putih kini telah di penuhi darah, tetesan darah yang menetes kelantai dan tembok WC kini menjadi pemandangan mengenaskan yang terjadi di toilet, sesekali suara isak Maya terdengar hingga keluar toilet, pasalnya kondisi sangat sepi karna jam pelajaran sedang berlangsung.

Tok tok tok

Pintu toilet di Jedar jodor cukup kencang.

"Apa? cari toilet lain aja," usir Maya sembari menatap pilu tetesan darah dan air mata yang bercampur kelantai.

"May, kalau kamu mau jalan, pergi aja sama Ino, gue gak papa kok,"S ura lembut itu berasal dari luar toilet.

Buru-buru Maya menyalakan keran mencuci wajahnya yang sembab dan mulai membersikan tembok menggunakan tisu basah yang berada di samping wastafel.

"Astaga Maya jidat Lo kenapa?!" Alangkah paniknya Riselda saat melihat luka yang kebiruan dan mengeluarkan darah segar dari kepala Maya.

Sigap Maya memegangi jidatnya dan melihat begitu banyak darah melekat di telapak tangannya.

"Santai aja Sel, bentar juga udah sembuh, ngapai lo gak di kelas." walau kepalanya mulai terasa pening Maya Masi berusaha kuat di hadapan Riselda.

Luka kamu harus segera diobati May, tadinya kelas lagi masuk, gue minta izin mau pipis," Tak berpikir lama Riselda mengeluarkan sekotak p3k.

"Ada gunanya juga gue bawa kotak ini." Gumam Riselda. Tadinya ia ingin langsung mengembalikannya ke UKS, namun ia tak sengaja mendengar suara tangisan dari arah toilet.

"Sel, lo pergi aja nonton konsernya, gue gak papa kok. Tadi cuman kesandung tali sepatu apesnya jidat gue kena Sudut meja, hehe" Elak Maya.

***Bersambung

IG:nanaaa_piww

29Desember2023
Jumat 22.09

Continue Reading

You'll Also Like

2M 178K 62
JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA KARENA SEBAGIAN CERITA DI PRIVATE!! Alara Anindiya Bianchi, gadis polos penyuka es krim dan hal yang berbau dengan...
51.2K 2.9K 79
"Hadir, tapi tak menjadi takdir." Damara Megantara. ~鈿旓笍~ Damara Megantara, pemuda tampan yang kini duduk di bangku SMA kelas 2 di salah satu sekolah...
1.5M 123K 46
[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] PART MASIH LENGKAP! "Kemana tadi?" Daksa yang mendengar pertanyaan Kara jadi gugup dan bingung harus jawab apa "JAWAB!" u...
GRIZLEN By puttt

Teen Fiction

568 51 27
Dia adalah anak perempuan yang memiliki seribu kenangan bersama seseorang dibawah indah nya langit malam dan ditemani oleh banyaknya bintang yang ber...