“Lo tuh aneh tau Dar, sadar ga sih?”
“Itu bibir kalau semenit aja ga roasting gue kayaknya bakal keluar busanya ya?” tanya Haidar
“Lo pikir gue keracunan sampe mulut gue keluar busa?”
“Ya kalau bibir lo keluarnya bisa, malah kita nanti ga bisa ciuman lah Nya” ucap Haidar
“Udah beneran gila ini orang” ucap Clara sini yang berhasil memancing tawa Haidar
“Kenapa sih Nya? Emang lo ga mau ciuman sama gue?” goda Haidar
“Stop jadi manusia mesum ya, Haidar!” ucap Clara kesal
“Ya apa salahnya mesum ke tunangan sendiri? Padahal gue mau-mau aja kok ciuman sama lo”
“Stop nodai gue ya Idar! Bukannya gue ga tau isi dari otak licik lo itu” sinis Clara
“Nodai gimana?” tanya Haidar bingung, "We even fucked, that's way more than just a kiss, right? Kok lo merasa gue nodai?"
“Oke stop!” ucap Clara cepat, “stop membahas masa kelam gue yang penuh dengan trauma itu!”
Haidar terdiam mendengar ucapan dari Clara barusan. Sedikit pun tidak pernah terlintas di benaknya bahwa Clara akan trauma dengan apa yang pernah mereka lakukan sebelumnya. “Lo trauma?” tanya Haidar memastikan, “kenapa lo ga pernah bilang ke gue kalo lo trauma?”
Clara menatap Haidar dengan skeptis, dahinya mengerut dalam seraya dengan matanya yang menatap Haidar dengan tajam, “how's that even possible?" tanya Clara, “gimana bisa gue bilang ke lo kalo gue trauma sama the person who raped me?”
Seketika rasanya dunia Haidar runtuh. Bagaimana bisa ia melupakan dan menyangkal yang terjadi dan menganggap perlakuannya ke Clara pada tempo lalu dilakukan atas dasar suka sama suka dan ingin sama ingin. Atas dasar cinta.
“Nya” ucap Haidar tampak ragu, “I did that to you with love, with real feelings”
“If it was really love, it wouldn’t hurt your partner, Dar. If it was love, I should’ve enjoyed it, not ended up traumatized” ucap Clara
“Kalo emang gue buat lo setrauma itu, kenapa lo masih ada di sini? Di sisi gue? Sebagai tunangan gue?” tanya Haidar
“Did you forget or what?” tanya Clara balik, “setiap kali gue minta pembatalan pertunangan kita ke lo, lo bakal marah besar dan bentak-bentak gue” jelas Clara, “And you still ask why I’m still here as your fiancée?”
“Nya..”
“Capek juga gue yang ada kalo harus berakhir nangis-nangis terus, toh lo akan tetap kekeuh dengan keputusan lo kan? Hubungan kita ini kan seratus persen ada di kendali lo. Gue mana ada pendapat di sini. Jadi buat apa gue buang-buang tenaga buat menghindar?”
“Lo… ga lagi berusaha kasih makan ego gue kan?” tanya Haidar
“Lo sadar juga rupanya kalo gue lagi kasih makan ego lo?”
“Wah…” Haidar mengucap dengan nada tak percaya. Sesaat, ia mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi, sebelum akhirnya tertawa sinis. “Pinter banget sih tunangan gue” ucap Haidar, tangannya terulur untuk mengelus kepala Clara dengan gemas, meski ada nada sindiran di baliknya.
“Apa sih yang lagi lo rencanain?” tanya Haidar lagi, kini tangannya bergerak perlahan mengelus setiap lekuk wajah Clara. Dimulai dari matanya dan turun ke hidung mancung milik Clara, lalu berhenti di bibir Clara. Ia mengelusnya pelan, sebelum akhirnya menekannya dengan kuat.
Clara tampak tidak terganggu dengan apa yang dilakukan Haidar. Sebaliknya, ia justru membubuhkan ciuman lembut ke ibu jari milik Haidar yang kini tengah menekan kuat bibirnya. “If you can dominate and control me, then I can manipulate to get what I want, right?” tanya Clara, “masalah trauma gue ke lo, itu bisa gue tekan” ucapnya menegaskan
“Wah…” sekali lagi, Clara berhasil membuat Haidar tidak bisa berkata-kata. Rasanya kepala Haidar ingin meledak memikirkan permainan apa yang sedang Clara mainkan kali ini. Bagaimana mungkin Clara bisa berubah begitu drastis dalam waktu sesingkat ini?
“Mau ciuman ga?” tanya Haidar tiba-tiba yang berhasil membuat Clara tertawa
“Sure” jawab Clara setengah berbisik, “mulai sekarang, kayaknya nggak cuma ciuman yang bisa lo minta. If you want to fuck me right now, that’s possible too” ucap Clara seduktif
“Clara, kalo lo cuma mau mancing gue, ga gini caranya” ucap Haidar kesal setelah mendengar pernyataan Clara
“Why? You raped me. You can fuck me anytime you want, or maybe anytime I want” ucap Clara, “tapi semua ga ada yang gratis” lanjutnya
Haidar mengangkat sebelah alisnya, tanda ia mempertanyakan maksud dari pernyataan Clara barusan, “how much do you want?”
“Chill, bro. Your fiancée ain't a hooker. Your money won’t buy me, not like that” ucap Clara kesal sambil memutar bola matanya dengan malas, “lo cukup putus dari Kala, and then you can do whatever you want to me. Including if I have to satisfy your lustful desires” ucap Clara, “gimana?”
Lagi-lagi, entah yang keberapa kali Clara berhasil membuat Haidar tidak dapat berkata-kata. Tunangannya ini, dalam sekejap memang dapat sangat berbahaya.
Munafik bila Haidar bilang ia tidak tergiur dengan penawaran Clara. Buktinya saja saat ini, penisnya mulai ereksi akibat dari ucapan Clara barusan. Apa katanya barusan? Dia bersedia untuk dijadikan tempat pemuas nafsu birahi Haidar?
Jika perempuan dihadapannya ini bukan tunangannya, sudah sangat ia pastikan bahwa perempuan ini akan mendesah ribut di bawah kukungannya.
“Tawaran yang menarik” jawab Haidar, “tapi gue ga tertarik sama amatir untuk dijadikan sebagai tempat pemuas nafsu birahi gue” hina Haidar
“Bukannya itu udah jadi tugas lo untuk ajarin gue gimana caranya supaya gue bisa puasin lo?” ucap Clara, “atau… lo mau gue belajar dari cowok lain dulu? Ezhar misalnya?”
Rahang Haidar mengeras ketika mendengar pernyataan Clara barusan. Lancang sekali bibir tunangannya itu berucap sehingga berhasil mematikan ereksi Haidar di penisnya.
Ia cengkram kuat rahang Clara dan menatap tajam tepat di kedua netra milik Clara, “hari ini gue ampuni bibir lo yang lancang ini” ucap Haidar tegas, “tapi besok kalau bibir ini berani lagi untuk bicara lancang, gue pastikan, I'll rape you again, and I won't let my sperm go to waste”
“Then rape me and dump all of your sperm into my womb. Make me pregnant with your child” tantang Clara, “kalo itu satu-satunya cara supaya gue bisa buat lo jadi milik gue sepenuhnya”
“Bajingan” maki Haidar ketika ia merasakan tangan Clara kini tengah mengelus lembut penisnya dari luar
“Oh wow, my fiancée is feeling horny” ucap Clara ketika Haidar menepis kasar tangannya
“Gue balik” ucap Haidar cepat tanpa mengindahkan kebingungan Clara.
“Gue ga jadi dipake?” tanya Clara ketika ia keluar begitu saja dari kamar kos Clara tanpa melihat ke belakang dan memberi respon apapun.
Tanpa melihat bahwa Clara kini sedang tersenyum puas penuh kemenangan karena ulahnya.
🗝
🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻