抖阴社区

『Unexpected 』v.k

By dedekgakuatmz

145K 17.5K 1.4K

[END] ? you loved me even if it was tragic. ? Kim Taehyung - Jeon Jungkook ※ all chapters were protected (pri... More

Chosen
The Chosen
Pride
Ego
Such a Life
Existence
His Another
Second
Third
Her Another
Her - Second
Page 11
Her - Fourth
The Past
The Past ; 2
The Past ; 3
That Man
That Man ; 2
That Man ; 3
Page 19
How its Begin
Dirty Little Secret ; 1.a
Dirty Little Secret ; 1.b
Dirty Little Secret ; 2.a
Dirty Little Secret ; 2.b
Dirty Little Secret 3 ; FULL
Bear up
Sufferings ; FULL
Erlebnisse ; FULL
page 31
Retrouvallie

Her - Third

2.9K 524 7
By dedekgakuatmz

Taehyung tak bertahan lebih dari tiga jam. Acara pembukaan gallery baru yang dijadwalkan akan dibuka pukul sebelas pagi dan berakhir pada pukul sembilan malam itu tiba-tiba terasa begitu formal.

Jungkook memang merancang pembukaan gallery dengan pesta satu harian penuh karena dengan atau tanpa Jungkook sadari, statusnya sebagai wanita tetap Taehyung membuatnya harus tetap mempertahankan pride nya sebagai kalangan atas.

Namun Jungkook juga tak bertahan lebih dari tiga jam. Selain ancaman –yang konyol sekali dari Taehyung, ia juga sebenarnya sudah jauh-jauh hari mengatakan pada Joy jika ia tidak ingin berada dalam waktu sepuluh jam penuh dalam gallery barunya. Meski Jungkook tentu senang dengan pembukaan gallery itu, namun berada dalam keramaian bukanlah keahliannya.

Jungkook menatap cermin, meneliti bagian tipis diujung matanya yang tiba-tiba ia rasa terlihat begitu buruk. "apa concelear tidak bisa menutupinya?!" gerutu Jungkook sendiri. ia memang memilih untuk menepi menuju ruang rias. Tiga jam Jungkook rasa sudah cukup untuk menyambut tamu utama. Selebihnya, akan lebih baik jika Joy yang mengurusnya sendiri.

Derap langkah menginterupsi Jungkook yang masih sibuk dengan dandanannya. Ia berbalik dan menemukan Taehyung yang masih berada disana, duduk, dan melonggarkan simpul dasinya secara bar-bar.

Dengan sekali hembusan nafas saja, Jungkook tau jika ia tengah terpesona. Selalu seperti itu, meski waktu terus berputar, berubah, pergi dan menghilang meninggalkannya, satu-satunya yang tak pernah berubah dari dalam dirinya adalah itu. Sebuah rasa aneh yang tak pernah berhenti menimbulkan gemuruh hebat didalam dadanya.

Jungkook tau ia tak pernah bisa berhenti mencintai Taehyung. Semenjak pertama kali bertemu hingga bersatu, Jungkook bahkan tak pernah berfikir jika hingga saat ini pun, saat ketika ia secara harfiah tidak diperlakukan dengan benar, ia tetap mencintai Taehyung.

Fakta menjijikkan yang membuatnya sadar jika walau bagaimanapun sikapnya atau sikap Taehyung sekalipun, rasa yang satu itu tidak pernah berubah. Esensinya selalu sama meski kini mereka dapat menyampaikannya dalam bahasa yang berbeda.

"sedang menikmati pemandangan, kook?"

Jungkook tersadar ketika lamunannya mulai dijadikan lelucon. Ia tak pernah menghitung berapa kali Taehyung menangkap mata dirinya yang tengah terpesona akut akan kharisma bar-bar yang keluar ketika Taehyung justru tengah terlihat begitu berantakan. Jungkoook selalu menyukai hal yang seperti itu, dan Taehyung menyadarinya sudah sejak lama.

"kenapa tidak? wajahmu tidak mengandung pajak, kan?"

Menolakpun sudah terlalu biasa. Taehyung tau betul apa yang ia kerjakan dan membantah hanya akan membuatnya terlihat begitu kekanakan. Jungkook berbalik dan kembali mengoleskan concelear pada ujung matanya dengan hentakan kesal disetiap ujung jari.

"seharusnya, pajak untuk pesonaku dua kali jauh lebih besar dari uang bulananmu." Taehyung tersenyum miring ketika Jungkook mendengus malas. Baik ia maupun Jungkook, sudah terlalu kalap jika membicarakan uang. Jungkook tak akan mau perduli sebanyak atau sebesar apapun uang Taehyung yang ia habiskan. Karena semenjak awal, lelaki itu memang sudah berjanji untuk terus membiayai kehidupannya.

Dan lagi, setiap kali lelaki itu menyinggung mengenai uang, satu-satunya hal yang Jungkook bisa lakukan hanya mendengus malas. Karena walau bagaimanapun Taehyung melakukan protes kerasnya terhadap pengeluaran bulanan Jungkook-yang demi tuhan, luar biasa besar-, ia tak pernah sekalipun membatasi finansialnya yang berlimpah terhadap Jungkook.

Lelaki itu mendesah malas lalu kemudian meraih smartphone miliknya dengan santai. "tapi karena itu kau, mau meminta sebanyak apapun aku juga tidak perduli" lanjutnya dengan suara lebih kecil namun tetap terdengar lugas.

Jungkook mengeluarkan seulas tipis senyuman manisnya didepan cermin. Tanpa mau repot-repot berbalik, ia mengibaskan rambut coklat panjang bergelombang halus miliknya lalu mengerling pada dirinya sendiri dibalik cermin.

"itu karena pesonaku dua kali lebih besar dari pajak pesonamu." Ia mendegar Taehyung terkekeh meski hanya sebatas samar. "lagipula, mau membayar sebesar apapun, uangmu tetap akan mengalir padaku. Jadi, berhentilah membiacarakan uang, oppa. Apapun itu, darimanapun itu, golden limited card-mu sudah ada disini. Mau protes juga kurasa terlalu percuma"

Dan kekehan Taehyung terdengar lebih manusiawi kini. Lelaki itu menutup smartphone miliknya lalu menatap Jungkook lekat-lekat sebelum ia sadar jika letak duduk Jungkook begitu memukau.

Meja rias dibawah lampu terang yang menerpa rambut coklat tebalnya membuat Jungkook terlihat berkilau. Taehyung yakin bukan hanya ia saja yang akan terpesona. Karena dengan alasan apapun, paras bidadari Jungkook memang terlalu sulit untuk diabaikan.

Tubuh tinggi dengan porsi yang sedang-sedang saja dibeberapa bagian membuatnya terlihat jauh lebih seperti dewi. Ia tidak berlebihan dimanapun, sesuatu yang ada pada dirinya melekat dengan tepat, pas dan semua seperti sudah terakumulasi dengan sempurna untuknya.

Sayang, andai Jungkook dapat hidup lebih layak dalam bahtera rumah tangga, memiliki malaikat kecil berparas dewa dalam gendongannya dan tertawa bahagia dalam kukungan lengan seorang pria, mungkin ia akan menjadi sumber ke-iri-an seluruh wanita didunia.

Jungkook benar-benar sempurna, kecuali dengan hidup bebasnya yang kemudian membuat Taehyung tertampar keras. Demi apapun yang kini mengelilingi matahari, Jungkook adalah cinta yang ia hancurkan.

Taehyung tersentak ketika jemari Jungkook menepuk bahunya keras.

"aku pasti wanita paling beruntung. Wajah bodohmu itu luar biasa memukau, oppa. Apa yang kau pikirkan?"

Sarkas itu sudah seperti makanan harian mereka. Jungkook-nya yang dulu begitu lembut dan penuh perhitungan dalam berbicara kini telah berubah. Perlahan tergerus waktu dan terlimpah kebiasaannya, Jungkook kini diam-diam menyalin lengkap setiap kosakata buruk yang dulu selalu Taehyung gunakan.

Meski terhitung biasa saja, namun siapapun manusia –selain Taehyung dan Joy- yang mendengar setiap bait dari bibir lembut Jungkook akan merasa jika ia adalah wanita yang kasar. Nada bicara serta intonasi Jungkook juga sudah terlalu melenceng. Ia yang dulu begitu menjaga tempo agar terkesan elegan kini menjadi lebih dingin, dengan intonasi datar dan tempo yang kapanpun bisa ia rubah. Meski Jungkook tetaplah sosok yang elegan. Namun sosok wanita bermartabat itu kini seperti berubah makna.

Jungkook elegan dengan caranya sendiri.

Ia keras. Dan ia jauh lebih berpendirian.

"jika aku berkata aku memikirkanmu, apa kau akan percaya?"

Jungkook terkekeh geli. Kedua bola matanya meninggalkan garis hitam legam, memperindah lekukan pipinya yang naik beberapa centi. Jungkook menatap Taehyung seolah ia adalah badut ulangtahun-nya hampir duapuluh tahun silam.

Tubuh Jungkook terhuyung berdiri, ia melangkah kecil hingga berada tepat didepan Taehyung lalu menunduk, mengecup bibir Taehyung kilat. "usai ini oppa ada pertemuan dengan investor besar, kan? Bersiap-siaplah. Jangan buang-buang waktu disini" tanpa menjawab, wanita itu menyudai topik sebelumnya.

Jungkook beranjak berbalik, degupan jantungnya tiba-tiba seperti genderang perang. Besar dan tak teratur. Bersahutan dalam waktu sepersekian detik yang singkat. Jungkook mengeluh pada kuasanya akan dirinya sendiri. berharap Taehyung tak pernah tau atau bahkan mendengarnya.

"apa Yeri melaporkannya padamu?"

Jungkook mengangguk ragu. Berusaha menatap kaca tanpa mau repot berbalik arah. Taehyung adalah intelegen nomor satu. Hanya dari melihat helaan nafas Jungkook saja, ia pasti akan segera tau jika wanita itu tengah menyembunyikan sesuatu darinya.

Tapi beruntung hari itu Taehyung lengah. Jungkook terbebas saat pintu kamar mandi bergedebum dan kini ia tersisan dalam hening. Meja kayu dilapisi cat mengkilat yang kini diduduki begitu banyak alat make up mewarnai pemandangan kosong Jungkook.

Ia mungkin pernah ribuan kali membandel. Bermain pria ketika Taehyung juga tengah bermain wanita. Toh, kehidupan mereka memang tidak norrmal. Jungkook bisa melakukan apapun selama itu tak melanggar keinginan Taehyung

Tapi kali ini berbeda. Ada satu rasa yang menusuk-nusuk kalbu Jungkook ketika jemarinya berkeringat, perlahan mendingin dan kaku. Ia sering berbohong. Atau biasanya, tanpa berkata apapun seluruh asisten Taehyung akan melaporkan setiap pergerakannya hingga Jungkook tak perlu berbicara banyak pada lelaki itu.

Dan kini, ada sesuatu yang membuatnya perlahan ragu. Entah Taehyung yang terlalu lengah atau keberuntungannya saja yang tengah menggunung. Disana, didalam layar yang menumpahkan cahaya putih. Segores tulisan singkat sukses memperparah genderang jantungnya.

'aku harap kau datang'

Pesan itu hadir dua puluh menit yang lalu. Ditengah rasa gundah Jungkook akan kehadiran Taehyung yang secara tiba-tiba datang, menemaninya hingga jam ketiga dan janji sederhananya bersama seseorang diujung sana.

"aku harus segera pergi. Jangan lupa untuk mengganti bajumu sebelum kau berkeliaran dikota ini. Berhenti membuat lelaki memangsa kulit putihmu dalam lekat tatap mereka. selama Joy mengawasi acaramu, kau boleh memanggil pak park, dia sedang dirumah, aku menyetir sendiri hari ini"

Taehyung mendekat lalu mengecup bibir Jungkook dalam-dalam. Dan meski hanya terdiam, Jungkook tau betul bagaimana ia harus meresapi setiap rasa dari mint yang menyebar melalui nafas Taehyung. Jungkook menggenggam erat-erat tepian jas lelaki itu sebelum pagutan mereka berakhir dan Taehyung pergi begitu saja.

Belakangan ini, ada yang terasa berbeda dari mereka. Jungkook tak benar-benar tau. Ia hanya merasa jika ia tak seterikat dulu. Taehyung bahkan tak sempat bertanya akan kemana saja ia hari ini. Entah karena lelaki itu tengah menemukan wanita barunya atau Taehyung memang tengah sibuk.

Yang jelas, ketika pesan kedua menggetarkan ponselnya, tanpa menunggu lama Jungkook merampas kunci ferrary merah yang ia bawa lalu berlari pergi beriringan setelah kepergian Taehyung.

'aku akan menunggu'

Continue Reading

You'll Also Like

229K 6.6K 11
??BaeUci Start : 1 Juni 2024 Finish : 18 Agustus 2024 #taekook #bxb #boyslove
41.4K 2K 4
Call You Mine! Cast : Kim Taehyung, Jeon Jungkook Genre : romance, comedy (?) Length : Chapter Rate : M Author : VJin Cover : VJin DIS...
182K 13K 41
Siapa sangka hubungan terlarang mereka justru menghasilkan sesuatu yang tidak diduga-duga. "Jadi, anak siapa dalam kandungan mu, Jungkook?" Top! Tae...
88.3K 8.4K 6
[COMPLETED] Moment to remember ? Vkook | Taekook Top|Tae ° Bott|Kook Hurt