抖阴社区

尝颈尘补迟耻箩耻丑???♀?

87.9K 5.3K 851
                                        

Gue mau jadi pacar lo
-Syahfa-

Akhirnya Syahfa diperboleh kan untuk pulang. Dengan syarat Syahfa harus selalu kontrol dan melakukan perawatan yang ketat dirumah.
Syahfa dan Nino tengah bersiap-siap sekarang. Membereskan segala perlengkapan Syahfa yang terdapat di rumah sakit ini, Supaya tak ada yang tertinggal sedikit pun.

"Udah semua nya, Pa?" Tanya Syahfa pada Nino yang masih sibuk mengemas barang-barang.

"Menurut papa si udah, menurut kamu? ngerasa ada yang ketinggalan gak?" Tanya nya menatap wajah Syahfa yang masih terduduk pada brankar.

Syahfa berdehem, melirik apa saja sekiranya yang tertinggal. "Kaya nya udah semua deh, Pa."

"Kalau menurut kamu udah, cuss kita pulangg." Nino berjalan mendekat ke arah Syahfa. "Bentar ya papa apain kursi rodanya dulu." Lanjut nya membetulkan posisi kursi roda itu.

Nino membantu Syahfa perlahan untuk duduk ke kursi roda. Kaki gadis itu sama sekali tak bisa digerak kan.

"Ayo pa." Ajak Syahfa usai menduduki kursi roda itu.

"Syahfa." Panggilan dari suara yang sangat familiar itu mampu masuk ke pendengaran mereka. Spontan Syahfa dan Nino melihat kearah sumber suara. Syahfa menghela nafasnya, malas melihat lelaki itu dari pandangan nya.

Aka berjalan mendekat. "Kok beres-beres?" Tanya nya menatap Nino.

Nino menarik seulas senyum nya. "Mau pulang Aka. Syahfa nya minta pulang terus, katanya gak betah disini." Perjelas Nino.

"Pulang?" Ulang nya sedikit kaget dengan penuturan dari Nino. Ia tak salah dengar kan?

"Udah deh lo minggir, pulang gih sana." Ketus Syahfa dengan ekspresi datar.

"Ngapain coba dateng kesini."

Aka mensejajarkan tinggi berdirinya dengan tinggi Syahfa. Menatap lekat -lekat wajah gadis dihadapan nya ini. "Syahfa, tapi kamu belum sembuh lo cantik. Kalau kamu kenapa-napa gimana? udah ya mending jangan pulang. Kalau udah sembuh banget baru boleh pulang." Ucap Aka penuh perhatian. Diimbuhi senyuman manis di bibir nya.

"Gak usah ngatur, sejak kapan lo perduli sama gue?" Desis Syahfa. "Udah, minggir!"

"Jangan pernah sok perduli sama gue!" Peringat nya lagi.

"Jelas aku perduli Syahfa, aku khawatir kamu kenapa-napa."

Syahfa terkekeh. "Gue gak butuh rasa khawatiran dari lo."

"Ayo pa." Ajak nya pada Nino yang sedari tadi menyimak disana.

Nino ingin mendorong kursi roda itu, namun dengan cepat Aka menyergah nya. "Biar aku aja om." Ucap nya pada Nino. Langsung mengambil alih kursi roda itu.

"Oh yaudah, om langsung ke mobil ya." Sahut nya sembari membawa tentengan tas besar dikedua tangan nya.

"Paa!" Panggil Syahfa yang pasti nya tak mendapat sahutan dari Nino. Aka menarik secarik senyum nya, mulai mendorong kursi roda itu. Sementara Syahfa terus merutuk.

"Lo bisa enyah gak?!" Kesal Syahfa.

"Enggak."

Syahfa menghela nafasnya berat. "Jangan berfikir kalau gue itu masih suka sama lo ya Aka. Rasa suka gue ke lo itu udah gak ada, udah hilang. Dan gue udah buka hati buat orang lain, jadi usaha lo akan sia-sia."

AKASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang