Rasa kamu itu sederas hujan, tapi aku baru inget kalau sederas apapun hujan pasti akan reda juga
Calon sadboy_____________________________________
"Mau makan apa fa?" Tanya Aka melirik ke arah Syahfa yang berada di jok samping dirinya.
"Gak tau." Jawab Syahfa cuek, tatapan nya ia alihkan ke jendela mobil.
"Yahh kok jawab nya gatau sih.. Kamu nya lagi mau makan apa sekarang? Atau ngerekomen tempat yang lagi pengen kamu datengin gituuu." Ucap Aka dengan nada bicara yang lembut.
"Gue gak tau, terserah lo nya aja." Jawab Syahfa, bukan jawaban seperti itu yang Aka inginkan dari Syahfa sebenarnya.
Aka menghembuskan nafasnya panjang. "Jangan cuek-cuek dong fa, kesempatan aku cuman sekalii. Dan aku gak mau sia-siain kesempatan aku kali faa. Dan untuk kali ini, aku mau kamu jadi Syahfa yang dulu. Yang semangat banget kalau hal apapun tentang aku." Lirih Aka sendu.
"Itu dulu Ka dan Syahfa yang sekarang bukan Syahfa yang dulu." Sahut Syahfa tanpa memandang sedikit pun ke arah Aka. Ia terus memandang ke arah luar jendela mobil.
Mendengar respon dari Syahfa yang seperti itu, Aka berusaha untuk tetap memaklumi nya. Malahan Aka menutupi nya dengan senyuman yang penuh kepahitan.
"Razan!" Seru Syahfa yang bangkit dari posisinya yang tersandar.
"Kenapa fa?" Ucap Aka spontan, karena sedikit terkejut dengan suara Syahfa yang lumayan besar.
"Itu Razan!" Ucap Syahfa terus memerhatikan seseorang yang ia maksud. "Iya bener itu Razan ka!" Lanjutnya beralih menatap wajah Aka.
"Ayo kita samperin!" Seru Syahfa histeris.
"Tapi fa."
"Udah ayoo ka! gue mau samperin diaa." Tekan Syahfa pada Aka.
Aka tak bisa berbuat apa-apa selain meng iyakan apa yang dikatakan oleh Syahfa. Aka meminggirkan mobilnya ke tepi jalan raya ini.
Aka langsung membuka Seatbelt yang terpasang dibadan nya dan juga Syahfa.
"Kamu tunggu disini dulu biar aku yang bukain pintu sama ambilin tongkat kamu." Ucap Aka pada Syahfa. Pria itu langsung keluar dari mobilnya. Berjalan menuju ke bagasi dan mengambil sepasang tongkat yang akan Syahfa gunakan untuk membantu dirinya berjalan.
Aka kembali menutup bagasi mobil itu dan bergegas membukakan pintu mobil untuk Syahfa.
"Pelan-pelan Fa." Ucap Aka yang melihat Syahfa tampak bergegas mengenakan tongkat.
"Bisa gak fa?" Tanya Aka lagi memastikan.
"Bisa-Bisa." Jawab Syahfa seadanya, Ia mulai berjalan dengan tongkat. Dokter sudah memperbolehkan Syahfa untuk berjalan dengan alat bantu tongkat kruk. Itung-itung agar Syahfa secepatnya pulih, itupun kaki Syahfa sudah jauh lebih membaik dari sebelumnya. Dengan cara menjalankan operasi pada waktu dirinya mengalami koma.
"Jangan buru-buru fa nanti kaki nya sakit." Ucap Aka sangat mengkhawatirkan wanita kesayangan nya. Kedua Tangan Aka tak lepas dari mencengkram bahu Syahfa, berjaga-jaga agar Syahfa tidak terjatuh.
Syahfa dan Aka memberhentikan langkah nya tepat ditempat menunggu penyebrangan jalan Raya ini. Mata Syahfa sangat terfokus pada pria yang berjarak 1 meter dengan tempat dirinya berdiri.
"Razan." Panggil Syahfa dengan suara yang memelan. Orang itu menoleh, memandang ke arah Syahfa dan Aka berdiri.
"L-lo Razan kan.." Ucap Syahfa memastikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
AKASYA
Teen Fiction? END | SUDAH TERBIT PART MASIH LENGKAP > BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA "Cih, cewek murahan!" "Udah tau Aka gak suka, masih aja dikejar-kejar!" "Gak ada harga dirinya!" "Jadi cewek tu punya harga dirinya kek!" "Urat malu nya udah putus kali." Berba...