抖阴社区

Part 22

14.6K 861 21
                                        

FOLLOW noventyratnasari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW noventyratnasari

INSTAGRAM :
@noventyrns/ @pena__ven
@algerianddd
@pinaka_gainslee
@algeriandivanior.fansite

VOTE DAN SPAM KOMENTAR 🧡

•••FANATIK•••

Setelah sepulang dari sekolahnya hingga saat ini, Renia melihat anaknya selalu tersenyum dalam keadaan apapun. Entah apa yang terjadi pada hari kemarin, yang pasti Pinaka mengalami hari yang baik. Renia bersyukur tentu saja dengan senyum bahagia Pinaka, namun ada juga yang janggal. Gadis kecilnya selalu tersenyum di segala kondisi bahkan saat tangannya tercakar Heli, si kucing peliharaan.

Pinaka melahap potongan melon dengan senyum yang masih setia menemaninya.

"Ada orang gila baru nih," celetuk Geisan mengalihkan pandangan Renia.

Geisan mengambil ayam goreng dengan ucapan sarkas yang tertuju pada Pinaka. Tidak bermaksud menggugah pertanyaan dari sang ayah, Indra- bertanya, "Siapa, Bang?" melayangkan padangan juga pada Geisan.

"Noh, tuan putri Finaka."

"Apa sih, Ge!" balas Pinaka pula.

"Kemarin Naka dianterin pulang siapa? Mama liat, ganteng!"

"Wah, wah, masih kecil udah pacaran." Geisan mencoba membuat percikan-percikan agar Mama dan Papa terpancing untuk memarahi Pinaka. Entah, melihat adiknya di maki oleh kedua orang tua bagi Geisan ada kepuasan tersendiri.

"Kak Algeriand, Ma."

"Algeriand? Mimpi!" balas Geisan.

Mana mungkin seorang Algeriand mengantar pulang adiknya. Menurut Geisan, Pinaka tidak penting sama sekali di kehidupan Algeriand. Jadi, sepertinya Pinaka mengada-ada soal Algeriand pulang mengantarnya.

Algeriand, sama halnya dengan Geisan. Tidak akan terusik apabila orang yang mengusiknya tidak begitu penting.

"Nggak percaya? Ya udah! Mama, Papa, Pinaka anak cantik mau pamit sekolah dulu."

Setelah mencium punggung tangan Renia dan Indra, Pinaka mengabaikan tangan kosong Geisan yang tertuju pada Pinaka. Ia berharap Pinaka meraih tangannya dan mencium punggung tangannya, sama halnya yang Pinaka lakukan pada Renia dan Indra. Nyatanya tangan Geisan terabaikan.

Geram bukan main, Geisan bertekad untuk menendang Pinaka apabila kakinya sudah sembuh nanti.

"ALYORAAA BERANGKAT YUK!" teriak Pinaka dari luar gerbang rumah Alyora.

Kedua tangan gadis itu menggenggam erat tali pengait yang ada di tas punggungnya, sudah seperti anak SD.

Pinaka menyibakkan rambutnya yang terkuncir satu, poni menghiasi dahinya. Astaga Pinaka sudah tidak sabar untuk berangkat sekolah dan bertemu dengan Pangeran Algeriand.

FANATIK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang