抖阴社区

Part 43

12.7K 898 649
                                        

FOLLOW noventyratnasari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW noventyratnasari

INSTAGRAM :
@noventyrns

VOTE DAN SPAM KOMENTAR 🧡

Multimedia : Rumah Algeriand

••• FANATIK •••

"Pinky, gue duluan ya..." Malika mengusap kepala Pinaka saking gemasnya. Sembari beranjak, ia mendapat tatapan kesal dari Pinaka.

Sebelum masuk ke dalam mobil, Malika sempat melayangkan ciuman jarak jauh yang ditepis kasar oleh Pinaka. Setelahnya, mobil yang menjemput Malika pun menghilang bersamaan dengan arus lalu lintas yang sama. Apalagi banyak kendaraan yang keluar dari SMA dan SMK, menambah riuh jalanan di depan Pinaka.

Gadis itu masih setia menunggu entah siapapun itu di halte perbatasan antar SMA dan SMK. Kedua tangan bergelayut di tali tas, sedangkan kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri menunggu seseorang.

Sebenarnya Pinaka tidak tahu harus pulang dengan siapa kali ini. Entah Alyora atau Geisan, kalau Algeriand sih Pinaka tidak berharap lebih sebab terakhir kali bertemu kesan Algeriand terhadap Pinaka sangat buruk. Pinaka dan Algeriand dalam keadaan tidak akur.

"Huffft, kayak pacaran lagi marahan aja. Padahal kan nggak ada status," keluh gadis itu.

Mobil putih berhenti di sisi jalan, tepat di depan Pinaka. Bukan, itu bukan Algeriand. Sebab ketika pemilik mobil itu keluar dari mobil, ia adalah Geisan.

Geisan berjalan mendekati Pinaka yang duduk manis di halte.

"Lo nggak sama Alyora?" tanya Geisan.

Pinaka menggeleng, "Dia lupa kali." jawabnya santai.

"Ck, gimana sih? Ya udah masuk!" ajak Geisan. Dagunya mengarah pada mobil miliknya untuk mengajak Pinaka pulang bersama.

"Lo mau berangkat bareng gue atau dia?"

Geisan dan Pinaka menoleh pada sumber suara. Di mana Algeriand berdiri tidak jauh dari Geisan. Cowok itu tidak memakai jas SMA dan hanya menyisakan kemeja putih yang digulung sebatas lengan. Kemeja yang tidak di masukkan ke dalam celana, membuka dua kancing teratas hingga memperlihatkan kalung yang ia pakai.

Bagaimana Pinaka tidak terpesona? Jika Geisan saja melihatnya hampir menggelengkan kepala.

Berbeda dengan Geisan yang selalu berpenampilan tertib dan taat peraturan.

FANATIK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang