抖阴社区

CWO Part 86 Pernyataan Cinta Shean

Mulai dari awal
                                        

"Ini waktumu minum obat Ashley? "
Shean mengambil beberapa butir obat dan segelas air untuk di serahkan pada sang istri.

Ashley memalingkan wajah, enggan menatap Shean. "Kau tak perlu melakukan ini, kau pasti senang karna aku berada di sini."

Shean memejamkan kedua mata sebentar, mengontrol segala emosi. Sungguh saat ini ia ingin marah, tapi tak tahu harus marah pada siapa.

"Cepat minum obatmu, jangan bicara omong kosong. Apa kau ingin berada di sini terus?"

Ashley menggigit bibir bawah, menahan desakan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata. Mengambil obat yang ada di telapak tangan Shean dan meminumnya dengan bantuan air.

Braaakk.....

Bunyi itu berasal dari nakas karna Ashley meletakkan gelas secara kasar. Wajahnya sudah merah padam sebab amarah yang tak tersalurkan.

Lalu Ashley kembali merebahkan tubuhnya di ranjang memejamkan kedua mata.

Kedua mata Shean terpejam sesaat, sikap memberontak Ashley menguji kesabarannya. Tanpa menegur Shean memilih menjauh dan duduk di sofa panjang yang ada dalam ruangan itu. Kembali berkutat pada komputer untuk mengalihkan kekesalannya.

Selama dua hari di sini Shean memang membawa pekerjaanya di rumah. Ia tak bisa meninggalkan Ashley begitu saja dan selama itu kemarahan Ashley padanya masih belum menyurut.

Dengusan keras terdengar, meletakkan kembali leptop yang ada di pangkuan. Fikiranya kacau, hatinya terus gelisah. Shean melirik kearah Ashley. Ia tahu istrinya tak tidur.

Shean mengambil ponsel, mengetik sesuatu di sana. Setelah beberapa saat ponsel miliknya bergetar sebentar, tanda pesan masuk.

"Maaf.... Vivian sedang tak sehat. Jika dia sudah baikan aku akan memeriksanya."

Shhhiiiittt....

Shean mengumpat dalam hati, ia sangat marah karna tak berdaya dan tak bisa melakukan apapun untuk Clara.

.
.
.

Ruang ICU terbuka, William mendekat ke arah dokter yang baru keluar dari sana.

"Bagaimana kondisinya?"

"Syukurlah, anda membawanya tepat waktu, jika terlambat sedikit saja mungkin bisa membahayakan nyawanya. Dia kekurangan cairan tubuh dan tak ada asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuhnya. Itulah sebabnya kenapa jantungya melemah. tapi kondisinya sekarang sudah stabil, setelah ini pasian sudah bisa dipindahkan ke kamar rawat, saya permisi dulu, Tuan," ucap sang Dokter memberi penjelasan panjang lebar

"Terimakasih, Dokter."

William memasuki ruang ICU dengan langkah pelan, menyeret sebuah kursi agar lebih dekat pada ranjang. Menggenggam jemari Clara yang terlihat rapuh, berat badan Clara memang menurun.

"Kau pasti sangat menderita karna menahannya sendiri. Maaf, seharusny aku bersamamu dan menjagamu, maafkan aku Clara." William memberi ciuman lembut di telapak tangan Clara, kedua matanya menatap sendu wajah Clara yang pucat dengan bibir mengering, sangat menyedihkan.

"Aku berjanji mulai sekarang akan selalau bersamamu. Jangan pernah merasa sendiri, karna aku ada untukmu, princess." William kembali mengecup jemari Clara kali ini kecupan lebih lama dari sebelumnya.

.
.
.

Tania menggandeng Aaron memasuki rumah sakit, mereka berencana menjenguk Ashley, Aaron terus merengek ingin bertemu Momy--nya karna semenjak Ashley masuk rumah sakit anak itu belum sekalipun bertemu dengan sang Momy.

"Nek apa masih lama? " tanya Aaron

"Tidak, kita naik lift sebentar setelah itu sampai di tempat Momy."

Tania berjalan kearah lift menekan nomor yang ada di sana untuk menuju lantai di mana Ashley dirawat.

Tania mendorong pintu ruangan Ashley. Aaron langsung melepas cekalannya berlari menuju ranjang.

"Mom...!" teriak Aaron berusaha menaiki ranjang rumah sakit.

"Hati-hati Aaron, Mom sedang sakit," peringat Shean dari tempatnya.

Shean yang memangku laptop meletakkan benda itu pada meja, perhatiannya kini sepenuhnya ke Aaron yang berusaha menaiki ranjang, Ashley.

"Aaron." Ashley membuka mata, tersenyum lebar, akhirnya bisa bertemu putranya.

Ashley mengelus pucak kepala putranya yang kini duduk di sebelahnya.

"Mom, apa itu sakit?" kedua mata Aaron fokus ke infus yang menancap di pergelangan tangan Ashley.

Wanita itu menggeleng pelan.
"Tidak sayang, sebentar lagi Mom akan sembuh."

"Ya, cepatlah sembuh Mom. Aku ingin tidur di pelukan Mom."

"Jika ingin, kau bisa tidur di sebelah Mom." Aaron menggeleng cepat.

"No, aku takut akan menyakiti Mom."

"Tidak sayang, cepat berbaring di sini." Aaron tersenyum merebahkan tubuhnya di sebelah Ashley.

"Bagaima keadaan Ashley? " tanya Tania mengambil duduk di sebelah Shean.

"Kita harus cepat menemukan donor jantung yang cocok untuknya," jawab Shean lirih.

"Jamez juga berusaha membantumu semoga dia bisa segera mendapatkannya."

"Semoga saja," ucap Shean lemah.

"Aaron bagaimana sekolahmu?" tanya Ashley sambil mengelus rambut Aaron.

"Tak ada yang menarik," jawabnya acuh.

"Kenapa seperti itu?" Ashley menatap putranya yang terlihat tak berminat membahas masalah sekolah.

"Tidak ada, hanya aku malas membahasnya."

"Apa kau memiliki masalah? "

"Tidak Mom, tidak memberitahu bukan berati memiliki masalah."

"Ok, Apa yang kau lakukan selama Mom di sini? "

"Tidak ada, aku ingin menemui Mom, tapi semua orang menahanku."

"Aaron ini rumah sakit, tak baik jika anak kecil terlalu lama berada di sini."

"Aku akan segera besar, agar bisa menjagamu." Aaron memeluk tubuh Ashley erat.

"Itu baru putra Mom," percakapan ibu dan anak itu terus berlanjut hingga Aaron tertidur di sebelah Ashley.
.
.
.
Shean melepas kacamata yang di pakai, memijat pangkal hidung, memejamkan kedua matanya sesaat untuk mengurangi lelahnya setelah hampir seharian bekerja dengan menatap layar laptop.

Shean mendongak memandang tubuh istrinya yang terlelap di atas ranjang rumah sakit. Ibunya dan Aaron sudah kembali, kini hanya tinggal Shean yang menjaga Ashley.

Berjalan mendekati Ashley membenarkan selimut yang sedikit melorot di tubuhnya.

"Maaf Ashley, aku tak bermaksud membuat hubungan kita menjadi serumit ini. Aku sudah berusaha mengontrol hatiku, tapi aku tak bisa. Clara sudah pernah ingin menjauh, tapi aku yang menariknya kembali. Jika kau bertanya apa aku menyukainya?" Shean menjeda ucapannya, "Aku menyukainya Ashley. Maaf aku telah menodai pernikahan kita. Kalian memiliki tempat istimewa di hatiku."

Shean mendongakkan wajahnya sebentar menghembuskan nafasnya yang terasa sesak. Memberi ciuman di kening Ashley sedikit lebih lama. Shean berbalik, melangkah keluar, menutup pintu sepelan mungkin.

Setelah pintu sepenuhnya tertutup, kedua pasang mata yang tadi sempat terpejam kini sepenuhnya terbuka. Air mata kembali tumpah di kedua mata, rasanya begitu menyakitkan mendengar pernyataan cinta Shean untuk Clara secara langsung dari bibir suaminya.

........
....
.

💆‍♀

15 Mei 2021

Ig Cayraalmeera

CLARA WITH OBSESSION (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang