Enjoy Reading
.......
....
.Telihat seorang wanita dengan mengenakan dress selutut sedang menyiram bunga di depan rumahnya. Senandung kecil yang di lantunkan serta senyum yang menghiasi wajah catiknya membuat siapa saja tak pernah bosan melihat gadis dengan rambut coklat serta kulit putihnya itu.
Rumah sederhana yang terletak di pinggiran kota York, dengan pagar kayu mengelilingi dan beberapa tanaman bunga di seketiar pagar menambah kesan Asri.
Gadis itu terus bersenandung sambil memegang selang panjang yang mengalir air untuk memberi energi pada tumbuhan hijau di bawahnya.
"Pagi Clara, apa yang kau lakukan?" sapaan di luar pagar membuat Clara mendongak, memandang gadis muda yang seumuran dengannya.
"Pagi Olivia. Menyiram bunga, akhir-akhir ini aku sangat senang melihat bunga bermekaran di sekitarku jadi kuputuskan menanam banyak bunga di rumah," jawab Clara dengan senyum cerah, secerah sinar sang mentari.
"Mungkin bayi dalam perutmu adalah perempuan itulah sebabnya kau menyukai hal seperti ini." Olivia menatap perut Clara dengan binar kagum.
"Apapun jenisnya, itu tak masalah untukku, kau ingin kemana?"
"Ke pasar, Mama menyuruhku membeli sayur." Olivia mengangkat keranjang kecil yang di bawa sedari tadi.
"Tunggu aku! persediaan makanan di tempatku juga menipis." Clara berbalik mematikan keran air, agar air tak lagi mengalir. Ia juga mengemasi selang panjang dan menempatkannya di sebelah keran. Setelah beberapa saat Clara keluar dengan membawa keranjang kecil.
York, adalah Kota di Nort Yorkshire, Inggris dekat Sungai Ouse dan Fous yang menjadi tujuan Clara untuk bersembunyi. Kota kecil yang menawan untuk di kunjungi karna banyaknya situs sejarah yang masih berdiri kokoh di sini.
Sudah satu bulan Clara berada di kota ini dan dia merasa sangat nyaman tinggal di sini. Penduduknya sangat ramah, Walaupun mereka tahu dirinya sedang hamil semua orang menerimanya dengan tangan terbuka. Meskipun sedikit kebohongan karna Clara mengatakan ayah bayinya sudah meninggal. Clara tak ingin mereka tahu jika ayah bayinya tak mengiginkannya itulah sebabnya Clara terpaksa berbohong agar bisa melanjutkan hidupnya dengan benar.
Keluarga Doughlas tetangga baru Clara merupakan sala satu yang paling dekat dengannya.
Margarerth doughlash dan putrinya Olivia yang memiliki umur seperti dirinya sudah menganggapnya putri dan sahabatnya. Clara bersyukur di tengah-tengah kesulitan hidupnya masih ada orang baik haik hati seperti mereka.Kedua wanita itu kini berjalan bersisian menuju pasar, jika berjalan kaki maka mereka akan sampai dalam waktu 15 menit.
"Clay, kenapa kau tak membuka resto saja? semua masakanmu sangat lezat aku yakin semua orang pasti menyukainya," ucap Olivia begitu bersemangat, lidahnya sudah menjilat bibir bawahnya dengan meneguk air liurnya kasar karna membayangkan betapa lezatnya masakan Clara.
Sudah seminggu ini Clara memang berfikiran ke arah sana, selama tinggal di sini ia tak melakukan apapun. Tabungannya mulai menipis karna kebutuhan sehari-hari.
Mungkin dengan membuat usaha ia bisa menghidupi dirinya dan anaknya kelak. Dan Clara takkan menyusahkan William lagi, sudah cukup sahabatnya repot sebab membantunya bersembunyi dan Clara tak ingin menambah beban untuk pria itu."Sudah satu minggu aku memikirkan itu semua Oliv,mungkin dengan begitu aku juga memiliki pekerjaan, tapi—" Clara menghentikan langkahnya, menatap Olivia sesaat. "Bukankah jika ingin membuka usaha harus memiliki tempat."

KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA WITH OBSESSION (END)
RomanceArea dewasa 21++ bagi yang belum cukup umur bijaklah dalam memilih bacaan. Menjadi perusak rumah tangga orang lain bukanlah keinginan bagi Clara, tapi kita tak bisa memilih di mana bisa meletakkan hati kita. Cinta pertama yang di rasa bagi Clara...